(Business Lounge Journal – Manage Your Business) Bisnis keluarga dapat mengalami penurunan karena bermacam-macam alasan, bisa disebabkan karena konflik keuangan, nepotisme yang menyebabkan kinerja manajemen yang buruk, dan terjadinya perebutan kekuasaan pada saat suksesi dari satu generasi ke generasi lain. Menetapkan peranan keluarga sebagai pemegang saham, anggota board, para manajer adalah penting karena akan menolong menghindari semua jebakan-jebakan yang merugikan bisnis keluarga.
Banyak bisnis keluarga yang tetap bertahan dari generasi ke generasi karena bisa memastikan bahwa setiap generasi di bisnis berhasil menyerap etos kepemilikan sang pendiri dengan tujuan atau visi yang kuat. Selama beberapa dekade kepemilikannya, bisnis keluarga perlu mengembangkan perjanjian tertulis atau lisan yang berhubungan dengan hal-hal seperti komposisi dan pemilihan board perusahaan, pengambil keputusan yang membutuhkan konsensus atau disetujui sebagian besar anggota, pemilihan CEO, aturan untuk kondisi dimana anggota keluarga tidak dapat atau depat bekerja di bisnis keluarga dan beberapa batasan untuk strategi perusahaan dan keuangan. Pengembangan perjanjian ini biasanya melibatkan lembaga yang dibentuk untuk keluarga seperti forum keluarga, dewan keluarga terdiri dari wakil berbagai generasi dan garis keturunan yang diperlukan untuk membangun konsensus pada masalah-masalah yang penting.
Bisnis keluarga yang bertahan lama biasanya menerapkan pendekatan meritokrasi pada manajemen. Tidak ada satu peraturan untuk semuanya, kebijakan tergantung pada besarnya keluarga, nilai-nilai yang dipegang, pendidikan anggota keluarga dan industri dimana mereka berkompetisi. Sebagai contoh, bisnis keluarga yang saya kenal mewajibkan anak-anaknya bekerja di perusahaan lain dahulu, bahkan juga di luar negeri sebelum mereka menduduki posisi senior dalam bisnis keluarga. Ada juga yang tidak seperti itu, melainkan langsung saja menempatkan anaknya di posisi senior dan mengambil keputusan-keputusan strategis disertai dengan mentor dari keluarga yang lebih senior. Semua bentuk-bentuk manajemen ini memerlukan lembaga keluarga yang memberikan arahan bagaimana bisnis dijalankan.
Ketika keluarga berkembang dan kepemilikan menjadi terbagi-bagi, lembaga keluarga memainkan peranan penting untuk melanjutkan kepemilikan perusahaan dengan menumbuhkan nilai-nilai keluarga dan memberikan generasi baru rasa bangga akan kontribusi perusahaan kepada masyarakat atau bangsa. Lembaga keluarga memerlukan adanya kantor untuk keluarga dimana anggota keluarga dapat menjalin ikatan, melakukan pekerjaan sosial dan amal, mengajar anggota keluarga yang masih muda menjadi pemegang saham yang berpengetahuan dan produktif, memutuskan masalah-masalah yang penting secara informal dan formal. Bisa juga kantor keluarga ini berfungsi untuk menyediakan pertolongan pada persoalan investasi, pajak bahkan layanan lainnya. Bentuk kantor disini bisa diartikan seperti kantor pada umunya, namun juga bisa dalam bentuk informal dimana keluarga dibentuk dari rumah yang nyaman yang didalamnya kental diterapkan nilai-nilai yang dipegang. Bertumbuhnya bisnis keluarga didasari dengan lembaga keluarga yang mengikat anggota keluarga satu dengan lainnya.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group