Integrated Passion – Interview Session with M. Razi Abdullah, M.Sc., CMMC

Cover_HowTo_M-Razi

(Business Lounge – Special Report)

Pengalaman businesslounge.co.id – Vibiz Media Network menjadi salah satu media pendukung pada Asian African Conference Commemoration 2015 yang berlangsung pada 19 – 25 April 2015 lalu, membawa saya pada akhirnya berkenalan dengan M. Razi Abdullah atau biasa dipanggil Razi, selaku Executive Vice President dari Royalindo Convention International, sebuah Conference Organizer yang ditunjuk pemerintah sebagai salah satu penyelenggara acara berskala internasional ini.

BL: Business Lounge

MR: M.Razi

BL: Bagaimana Royalindo Convention Internastional dapat memiliki kesempatan ikut serta menyelenggarakan Asian African Conference Commemoration Indonesia?

MR: Untuk KTT Asia Afrika kemarin kami diberikan kesempatan oleh pemerintah untuk mengerjakan pada bagian media center dan juga berkonsorsium dengan satu perusahaan lagi untuk yang tingkat kepala negara. Untuk yang media center itu kami menangani media center baik di jakarta maupun yang di bandung untuk keseluruhan acaranya.

Royalindo di bangun pada tahun 1989 oleh bapak dan ibu saya. Namun sejak tahun 2009, Royalindo dilanjutkan oleh saya dan kakak saya dan tentu saja kami melakukan beberapa inovasi dan pengembangan baru.

Para pemimpin negara berfoto bersama dalam pembukaan Asian-African Summit yang merupakan puncak rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (22/4). Sebanyak 32 kepala negara dan  delegasi dari 92 negara menghadiri rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April 2015. aacc2015/Rosa Panggabean.
Para pemimpin negara berfoto bersama dalam pembukaan Asian-African Summit yang merupakan puncak rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (22/4). Sebanyak 32 kepala negara dan delegasi dari 92 negara menghadiri rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April 2015. aacc2015/Rosa Panggabean.

BL: Mengapa Anda dan kakak Anda memutuskan untuk meneruskan bisnis orang tua?

MR : Justru awalnya saya berpikir tidak mau meneruskan bisnis orang tua, sebab terpikir jika nanti orang akan berkesan hanya mengikuti orang tua saja, tidak berkembang. Tetapi itu kan persepsi orang. Pada akhirnya kami berpikir sebagai second generation maka kami bertujuan untuk mengekspansi dari segi bisnis sehingga kami melakukan beberapa inovasi-inovasi, megikuti beberapa perkembangan dari peraturan pemerintah, dan lain-lain. Akhirnya kami berkembang membangun sub-sub untuk kebutuhan event-event itu sendiri.

BL: Ekspansi dan strategi seperti apa yang Anda lakukan sebagai Second Generation?

MR: Untuk Royalindo sendiri kami memang profesional di bidang Conference Organizer, khusus event tingkat menteri, ministerial meeting, head of state meeting, international event dari UN (United Nation), UNDP (United Nations Development Programme), dan lain-lain. Tetapi sebagai anak muda, kami juga ingin dikenal orang dengan exposure yang lain sehingga kami memutuskan membuka anak perusahaan yang bergerak di bidang promotor. Pada tahun 2010 saya berpartner dan membawa Justin Bieber ke Indonesia, pada tahun 2012 kami juga membawa New Kids on The Block dan Backstreet Boys. Selain itu kami memegang rights untuk AC Milan Indonesia sehingga kami mengadakan kompetisi di 10 kota.

Jadi mungkin begini, pertama-tama kita harus melihat dari segi bisnisnya. Bisnis kami ini di bidang jasa pelayanan yang kemudian kami mengintegrasikan apa sih hobi dari masing–masing kami ini yang bisa kami integrasikan dengan services industry ini. Sebagai contohnya dulu pada awalnya sejak saya masih kuliah, saya suka sounds system, maka kemudian saya buat perusahaan sounds system dan kami kembangkan untuk men-support Royalindo. Namun kemudian tetap dikembangkan ke tempat–tempat lain. Kakak saya yang hobinya lebih ke promotor, maka kami buat perusahaan promotor untuk men-support Royalindo dan juga men-support hobby. Dari satu perusahaan yang dibangun oleh first generation kami, sekarang kami sudah membangun menjadi total 11 perusahaan.

BL: Jadi visi misi disamakan dengan orang tua ya? Hanya passion tetap jalan saja ya? Hal ini mungkin dapat jadi pembelajaran. Strategi apa yang Anda terapkan dalam menjalankan family business?

MR: Kami memiliki pembagian tugas. Saya pada bagian operational dalam penyelenggaraan event, sedangkan kakak saya lebih pada mencari event itu, dan adik saya yang lebih pada mengelola anak-anak perusahaan yang semuanya adalah supporting dari bisnis utama. Misalnya kami membuat travel agent, stand kontraktor untuk booth-booth pameran, kami buat perusahaan sound system, perusahaan untuk penyewaan interpreter, dan itu semua untuk mendukung seluruh event-event kita sendiri.

Mengenal Lebih Dekat M. Razi Abdullah, M.Sc., CMMC

BL: Business Lounge

MR: M. Razi

BL: “Benda penting apa yang tidak boleh lupa dibawa?”
MR: “iPhone 6 saya, 2 buah powerbank.”

BL: “Jam berapa Anda bangun pagi?”
MR: “Bangun pagi sekitar jam 7 dan jam 9 sudah ada dikantor. Tetapi kalau ada event bisa tidak pulang, bisa tidak tidur.”

BL: “Paling lama berapa lama tidak tidur?”
MR: “Saat menyelenggarakan event 3 hari, saya dapat tidak tidur 3 hari. Mungkin hanya tidur sejam di mobil dalam perjalanan.”

BL: “Bagaimana mengisi waktu luang?”
MR: “Kalau saya sekarang sih, bisa dibilang hampir jarang ada waktu luang. Kalaupun ada saya lebih memilih pergi bersama keluarga, saudara-saudara, kakak, dan adik saya. Misalnya pada setiap liburan lebaran, kami selalu berkumpul satu keluarga besar dan di wajibkan untuk liburan bersama secara keseluruhan.”

BL: “Bagaimana leadership style Anda?”
MR: “Saya lebih pada soft approach, sebab di industri ini sebenarnya keras. Para staff pada umumnya mudah menjadi stress, sehingga harus dijaga untuk tidak stress. Biasanya waktu akan sangat singkat sehingga tidak boleh ada kesalahan detik demi detik. Sehingga pikiran mereka harus tetap fresh. Saya memilih untuk mengingatkan daripada mengarahkan. Mereka harus dapat tersenyum sehingga saya sangat menghindari untuk adanya teguran atau memarahi. Mereka harus lebih tenang, lebih santai sebab ini kan bisnis service.

BL: “Bagaimana tim yang ideal buat Anda?”
MR: “Tim yang dibagi sesuai dengan spesialisasinya. Para wanita lebih mengurus hospitality, yang pria menjadi tim produksi, tim transportasi.”

BL: “Ada buka yang sedang dibaca?”
MR: “Saya banyak baca buku Richard Branson. Sebab saya lihat dia dari nol namun dapat membangun perusahaan menjadi demikian besar. Membuat saya berpikir bahwa saya telah diberikan perusahaan ini jangan sampai tidak bisa membesarkannya. Ini harus lebih besar daripada apa yang diberikan pada awalnya. Apabila orang tua saya hanya membuat satu perusahaan, maka kami bertiga harusnya dapat membuat lebih. Sekarang kami sudah mendirikan 11 perusahaan.

BL: “Di mana Anda lebih mendapatkan pengetahuan, di kuliah atau saat praktek kerja atau keduanya?”
MR: “Kalau menurut saya lebih banyak pada praktek kerja. Saya kuliah pada bidang hospitality sekarang berbisnis juga pada bidang hospitality. Di kuliah saya lebih mempelajari apa saja yang menjadi kebutuhan namun kalau praktek kerja akan melihat kenyataan. Setiap event, dari satu event ke event selalu mempelajari hal yang baru dengan tantangan yang baru.”

BL: “Rencana 5 tahun ke depan?”
MR: “Sejak awal kami bertujuan memberikan the best service, the best quality, and the best price. Jadinya bagaimana cara kami supaya dapat men-support bisnis utama. Kurang lebih menjadi seperti one stop shopping. Jadi supaya kami dapat menjadi complete dengan harga namun tidak meninggalkan sevice, kami harus membangun anak-anak perusahaan yang semuanya berkesinambungan untuk mendukung main business kami. Untuk five years planning tentunya sekarang saya membuat beberapa perusahaan yang harus kami besarkan sebesar perusahaan induk dengan klien-klien baru.

Michael Judah Sumbayak adalah pengajar di Vibiz LearningCenter (VbLC) untuk entrepreneurship dan branding. Seorang penggemar jas dan kopi hitam. Follow instagram nya di @michaeljudahsumbek

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x