Manajemen Stres : Selamat Tinggal Stres di Tempat Kerja

(Business Lounge Journal – Empower People) Mengakhiri tahun ini ada baiknya kita tenang sejenak dan mengevaluasi diri apa yang sudah dilakukan dan apa yang terjadi sepanjang tahun. Apakah kejadian di dalam keluarga, di tempat kerja, atau hal-hal pribadi lainnya.

Mungkin terjadi beberapa kali Anda mengalami stres sehingga terganggu kesehatan maupun produktivitas Anda. Keadaan stres merupakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan yang dimiliki untuk menemukan tuntutan tersebut.

Stres di tempat kerja dan akibatnya

Kondisi stress di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu pekerja. Secara fisiologis, pekerja dengan tingkat stres kerja yang tinggi dapat mengalami ganguan fisik seperti: sulit tidur, perubahan pada metabolisme, kehilangan selera makan, perut mual, tekanan darah disertai detak jantung yang semakin cepat, gangguan pernapasan, sakit kepala, telapak tangan yang berkeringat, dan gatal-gatal.

Secara psikologis, dapat timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, wajah selalu muram, cepat bosan, dan bersikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku pekerja, seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen terhadap organisasi. Selain itu stres juga menghasilkan perilaku seperti merokok atau mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan, agresivitas dalam berbicara atau bertindak, mencari perhatian berlebihan, melakukan hal-hal yang mengganggu, atau sering ditemukan tertidur tempat kerja.

Bagi organisasi, stres di tempat kerja dapat berakibat rendahnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen terhadap organisasi, terhambatnya pembentukan emosi positif, proses pengambilan keputusan yang buruk, rendahnya kinerja dan tingginya turnover pegawai.

Faktor Pemicu Terjadinya Stres di Tempat Kerja.

Faktor terutama adalah faktor pribadi, seperti: keluarga, ekonomi rumahtangga, dan karakteristik kepribadian. Persoalan pernikahan, perceraian serta anak-anak yang sulit diatur; penghasilan yang kurang dan gaya hidup yang salah; kepribadian yang tertutup, perfeksionis, sangat berorientasi pada hasil, merupakan beberapa contoh faktor pribadi yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja.

Berikutnya adalah faktor organisasi, seperti: pekerjaan, peran seseorang di kantor dan dinamika hubungan atau interaksi antar karyawan. Pekerjaan yang bersifat rutin, monoton, membutuhkan kecepatan dalam pengerjaan, ruangan atau lokasi kerja yang bising dan panas; tuntutan peran yang tidak jelas atau bertentangan dengan nilai yang dianut; hubungan antar rekan yang tidak harmonis, adanya konflik mental maupun fisik, merupakan contoh faktor organisasi yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja. Selain itu juga budaya perusahaan yang sangat menekankan individualisme dan persaingan, struktur organisasi dengan kontrol dan komando yang ketat, kurangnya penguasaan terhadap teknologi yang digunakan, serta perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat di dalam perusahaan dapat memicu stress di tempat kerja.

Faktor ketiga adalah faktor lingkungan, seperti: ekonomi, politik, dan teknologi. Ketidakpastian kondisi politik, krisis ekonomi negara yang berkepanjangan, serta perkembangan teknologi yang mengancam kelangsungan kerja, isu-isu tentang keamanan, merupakan beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja.

Strategi Menangani Stres di Tempat Kerja

Secara individu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan karyawan untuk mengendalikan stres di tempat kerja. Cara pertama yang nampaknya tidak ilmiah tapi sangat penting adalah rasa syukur terhadap pekerjaan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Kalau rasa ini kuat maka masalah yang dihadapi pasti diyakini ada jalan keluar.Berikutnya adalah menerapkan manajemen waktu, melakukan latihan fisik secara rutin, serta membina jejaring sosial yang luas.

Sedangkan secara organisasi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk membantu karyawan menangani stres di tempat kerja yaitu menghilangkan faktor pemicu stres; menjauhkan karyawan dari pemicu stress; mengubah persepsi karyawan terhadap pemicu stress; mengendalikan konsekuensi dari stress; dan menyediakan dukungan sosial bagi karyawan yang mengalami stres.

Contoh praktek manajemen stres sesuai strategi di atas adalah: melakukan konseling klinis dan personal, membuat uraian pekerjaan yang jelas,memberikan jaminan kerja seperti asuransi dan tunjangan kesehatan, mengatur jam kerja fleksibel, menyediakan tempat atau sarana bagi karyawan melakukan ibadah,olahraga atau kegiatan seni, melibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan perubahan di perusahaan, serta program-program yang terkait dengan perbaikan kesehatan karyawan.

Berikutnya yang dapat dilakukan khususnya apabila Anda adalah pimpinan dalam salah satu perusahaan adalah pendekatan pribadi, tidak hanya menjadi atasan tapi menjadi teman bagi karyawan sehingga mereka bisa menyampaikan uneg-uneg apabila memiliki kesulitan di tempat kerja.

Memasuki tahun baru, tinggalkan stres dengan melakukan berbagai cara menangani stres di atas.

bu-emyEmy Trimahanani/VMN/BL/Managing Partner for Wealth Management Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x