(Business Lounge Journal – Management Tips) Davy Jeffry Tuilan selaku Deputy Director PT Suzuki Indomobil Sales Suzuki menjabarkan bagaimana pihaknya menyadari benar bahwa bisnis tidak hanya berhenti pada saat pelanggan membeli produk yang dikeluarkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales Suzuki. Namun bisnis dapat saja terjadi setelah penjualan berlangsung.
Namun untuk mendukung hal tersebut tentu saja dibutuhkan untuk mengenali benar apa, siapa, dan bagaimana pelanggan yang mereka miliki. Karena itu penting bagi perusahaan untuk memiliki database pelanggan dengan lengkap.
“Ini berangkat dengan satu kekuatan sebagai pemain otomotif yang memiliki latar belakang komersial. Kami memang berangkat dari mobil pickup. Namun sekarang kami sedang dalam suatu proses transformasi menuju bran otomotif yang juga melayani passenger car atau mobil-mobil penumpang,” demikian Davy memaparkan sebuah transformasi yang sedang dialami oleh Suzuki. “Oleh karena itu kami juga sedang melakukan revolusi dalam sistem purna jual. Jadi yang pertama yang perlu kami lakukan yang sekarang dan yang sedang kami terapkan yaitu bagaimana kami benar-benar mengenali pelanggan,” demikian ia menambahkan.
Davy memberikan contoh apa yang terjadi apabila petugas Suzuki tidak memiliki database mengenai pelanggan mereka. Misalnya saja seorang service adviser di bengkel yang bertugas melakukan follow up menghubungi pelanggan untuk mengingatkan bahwa mobil Suzuki yang dimiliki pelanggan sudah waktunya untuk di-service. Ketika si pelanggan mengatakan bahwa mobil Suzuki yang dimaksud sudah dijual sementara tidak ada database tersedia maka tidak ada yang dapat dilakukan oleh si petugas tersebut.
Padahal bisa saja si pelanggan juga memiliki mobil Suzuki lainnya. Apabila si petugas memiliki data yang lengkap maka bukannya tidak mungkin petugas akan dapat menawarkan produk lainnya kepada si pelanggan, bahkan tidak sampai di situ, hal ini akan sangat berguna bagi pihak Suzuki untuk menjalin sebuah hubungan yang baik dengan pelanggannya. Apalagi apabila saat itu sedang ada program potongan harga. Itulah sebabnya dibutuhkan database yang sebanyak-banyaknya dan yang lengkap untuk memungkinkan terjadinya bisnis setelah penjualan.
“Tetapi sekarang database yang saat ini sangat minim, sedang diupayakan untuk dilengkapi. Sehingga ketika wira niaga saat ini bertemu dengan pelanggan sedang diupayakan untuk menggali informasi selengkapnya dan data yang ada akan diolah sehingga dapat bermanfaat,” demikian dipaparkan Davy.
Menutup perbincangan, ia pun memberikan tips bagi para entrepreneur pembaca Business Lounge Journal, “knowing your customer in detail adalah salah satu kunci pengembangan after sales business yang baik.”
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana