(Business Lounge – Special Report)
Main Researcher Contributors: Victorico Andreas, Yulior Liem, Annisa
Support Contributors: Bunga Putri, Brenda Rantung, Frity Wajong, Sendy Angelina
Designer: Aleksandra Sekar Melati
(Business Lounge – Special Report) Riset kali ini bertujuan untuk membantu Anda para pengusaha muda dan tua yang ada di dalam industri footwear (sepatu). Riset ini akan menjawab pertanyaan Anda tentang “mengapa konsumen membeli sepatu”?
Dua tahun lalu, ketika industri kreatif di Indonesia sedang panas-panasnya, saya bertemu dengan banyak pengusaha sepatu dari kalangan anak muda. Modern dalam gaya berjualan dan tidak lagi kaku dan terlalu industrialis dalam menampilkan produk-produk mereka (Havehad, Hale, Swoonderland). Anda tidak akan pernah menyangka bahwa produk-produk yang ditampilkan adalah buatan lokal.
Suatu gelagat yang baik dalam perkembangan industri kreatif, dengan cepat sepatu menjadi suatu objek yang mulai digandrungi oleh pengusaha-pengusaha muda. Mulai dari brand dan packaging, semua seperti ingin bersaing dengan produsen-produsen luar. Tak ayal, beberapa saya dengar bahkan berhasil menembus pasaran global.
Bila Anda ingin memulai bisnis merancang dan menjual sepatu, entah Anda bermodal besar atau kecil, ada baiknya Anda perhatikan riset ini sebelum memulai. Diambil dengan metode quantitative dari sample 100 orang di Jakarta dengan para koresponden memiliki penghasilan rata-rata 2 juta sampai 5 juta rupiah dan berumur 23-35. Parameter pertanyaan adalah seputar repeat purchase, jangka waktu pembelian, berapa banyak merk yang dimiliki koresponden, umur, pendapatan, dan faktor apa saja yang menarik perhatian consumer dalam membeli sepatu.
Hasil dari riset dalam set pertanyaan dengan metode likert (“tidak penting-sangat penting”) pada bagian akhir menunjukkan bahwa pengunjung memilih kenyamanan (65% sangat penting) sebagai pertimbangan utama pembelian sepatu, disusul oleh ketahanan (39% sangat penting) dan desain (35% sangat penting), dan disusul oleh hal-hal lainnya seperti status, asal sepatu, pengalaman berbelanja, dan lainnya.
Kesimpulan : Bisa saya simpulkan bahwa, jika Anda ingin memulai bisnis sepatu adalah, pertama, anda sebaiknya membuat sepatu yang nyaman dipakai, dan tahan lama, namun dibungkus dengan design dan branding yang menarik. Sesuai dengan hasil riset melalui tabel likert di infografis, bahwa kenyamanan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi perhatian consumer
Cukup menarik perhatian saya, bahwa prestige dan asal sepatu bukan merupakan faktor yang dianggap terlalu penting oleh customer. Yang berarti Anda sebagai produsen dan entrepreneur sepatu lokal berkesempatan untuk bersaing dengan brand-brand luar yang marak di Indonesia.
Kedua, perhatikan bahwa masalah harga hanya memasuki urutan ke lima. Anda dapat memasang harga yang tidak terlalu merugikan untuk produk anda, yang harus diimbangi dengan kualitas, kenyamanan, design dan brand image yang baik juga tentunya.
Terakhir, grafik repeat purchase menunjukkan bahwa consumer sebagian besarakan melakukan repeat purchase dari 2 sampai 3 kali. Jika merk anda dirasa memuaskan, anda dapat yakin bahwa mereka akan kembali lagi kepada anda. Jadi pastikan bahwa merk anda sanggup memenuhi ekspektasi consumer.
Michael Judah Sumbayak adalah pengajar di Vibiz LearningCenter (VbLC) untuk entrepreneurship dan branding. Seorang penggemar jas dan kopi hitam. Follow instagram nya di @michaeljudahsumbek