(Business Lounge – Empower People) Sulitkah untuk menentukan kompensasi bagi seorang eksekutif yang Anda rekrut untuk menjalankan perusahaan Anda? Pada umumnya banyak orang mengukur kompensasi hanya melalui berapa uang tunai atau saham yang akan dimiliki oleh si eksekutif. Oleh karena dia adalah seorang pimpinan maka ia berhak atas sejumlah angka yang besar. Namun sebenarnya tanpa disadari, si eksekutif sesungguhnya memperoleh lebih besar dari yang seharusnya pantas mereka dapatkan, oleh karena pada kenyataannya ia tidak memperoleh hasil sesuai dengan harapan Anda.
Sangat penting untuk menyadari bahwa ada banyak indikator untuk dapat mengatakan apakah seorang pemimpin dapat menjalankan perusahaan dengan benar. Adalah bijaksana untuk dapat menyelipkan insentif di dalam paket kompensasi yang Anda tawarkan kepadanya. Bahkan tawarkanlah insentif yang sangat menarik bilamana ia dapat menjalankan perusahaan dengan benar. Hal ini dijamin akan membuat mereka berpikir apa yang akan mereka lakukan dalam jangka panjang serta menghindari adanya resiko berlebihan yang berpotensi merusak.
Dalam banyak kasus, paket ini dirancang dengan baik sehingga memberikan motivasi yang benar bagi si eksekutif. Sehingga Anda tidak akan menyesal untuk membayarnya dengan mahal oleh karena ia akan memberikan hasil seseuai dengan yang Anda inginkan.
Ada beberapa cara yang kreatif namun sederhana dan mudah untuk diterapkan untuk dapat mengikat si eksekutif untuk dapat mengutamakan kesehatan perusahaan dalam jangka panjang. Salah satunya mengaitkan kompensasi dengan insentif dalam bentuk utang yang dimiliki perusahaan. Hal lainnya dapat juga diberikan guna mencegah eksekutif dari penjualan saham perusahaan sampai beberapa tahun setelah saham itu diberikan.
Sebuah cara yang efektif untuk mencegah eksekutif dari mengambil risiko berlebihan adalah dengan mengkompensasi mereka untuk mengimbangi mereka dengan memberikan pembayaran berbasis utang seperti ekuitas. Namun tidak hanya ekuitas, ada beberapa jenis hutang yang dapat dijadikan kompensasi.
Misalnya saja, manfaat pensiun. Kompensasi yang ditangguhkan ini sudah sering digunakan dalam prakteknya. Instrumen ini memberikan si eksekutif insentif yang kuat untuk menjaga kepentingan mereka. Bentuk lainnya adalah persentase gaji yang diikatkan pada harga obligasi perusahaan serta harga sahamnya, atau memang dalam bentuk obligasi perusahaan, biasanya CEO memang dapat memegang saham.
Penting untuk memberikan jangka waktu pencairan sesuai dengan kierja yang diharapkan. Dengan demikian si eksekutif harus menunggu sebelum mereka mendapatkan uang tunai mereka. Jangan membuat vesting period yang pendek, misalnya dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun. Hal ini mendorong si eksekutif akan memompa harga saham dalam jangka pendek dengan mengorbankan nilai jangka panjang, karena mereka dapat menjual kepemilikan mereka sebelum penurunan terjadi. Namun belum tentu juga terlalu panjang, semua tergantung pada jenis perusahaan. Perlu diperhatikan supaya masa tunggu harus lebih lama dalam bisnis ketika CEO dapat mengambil tindakan yang memiliki konsekuensi jangka panjang.
Selain itu paket kompensasi dapat diperbarui sesuai dengan perubahan kondisi di pasar, selain itu perusahaan akan memastikan bahwa kepentingan manajer selalu selaras dengan orang-orang dari perusahaan dan pemegang saham.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development