(Business Lounge Journal – Essay on Global)
Artificial Intelligence secara umum ialah suatu sistem kecerdasan yang ditunjukkan oleh mesin, bukan manusia. Dalam era modern, AI sudah sangat banyak digunakan dalam banyak hal oleh manusia. Penggunaan yang terkenal ialah penggunaan sistem pencarian Google, sistem rekomendasi pada YouTube dan Netflix, penggunaan mobil pintar seperti Tesla Autopilot, penggunaan ChatGPT, seni secara AI, dan banyak hal lainnya.
AI telah lama digunakan dalam bidang teknologi informasi, namun penggunaan AI meledak sejak tahun 2012, dimana metode deep learning ditemukan dan semakin meningkat pada tahun 2017, ketika teknologi “transformer architecture” membuat AI menjadi semakin cepat belajar dan semakin mampu untuk mempelajari hal-hal nyata yang ada di dunia. Sejak perkembangan teknologi yang sangat pesat di tahun 2017, sejak awal tahun 2020 ratusan milyar dollar telah diinvestasikan di bidang AI ini, membuat masa sekarang dikenal sebagai “AI boom”.
Bagaimana penggunaan AI pada tahun 2024?
Sebuah laporan dari McKinsey menunjukkan bahwa pada tahun 2024, 65% dari organisasi yang disurvei sudah menggunakan AI. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, karena pada survei yang serupa 10 bulan yang lalu hanya sekitar 30% yang secara aktif menggunakan AI.
Dalam penggunaan dalam perusahaan, penggunaan AI juga semakin meningkat di semua lini bisnis. Data dari McKinsey menunjukkan bahwa 72% dari perusahaan sudah menggunakan AI dalam salah satu dari fungsi bisnis mereka dan 50% sudah menggunakan AI pada dua dari fungsi bisnis mereka. Bidang bisnis yang paling banyak menggunakan AI menurut survei tersebut adalah bidang pemasaran, product development, serta bidang IT. Untuk bidang pemasaran biasanya AI dilakukan untuk membantu membuat konten dan untuk personal marketing. Untuk bidang product development AI digunakan untuk membantu proses design serta untuk membantu peneliti membaca jurnal ilmiah dan literatur produk. Sedangkan bidang perusahaan yang belum banyak menggunakan teknologi AI ialah bagian manufaktur, supply chain management, serta corporate finance.
Dari sisi penggunaan AI secara industri – dari segala spektrum industri – penggunaan AI meningkat secara pesat. Dalam penggunaan pada bisnis, sektor yang paling banyak mengalami peningkatan penggunaan AI ialah sektor bisnis dan hukum, dimana terdapat peningkatan 12% dibandingkan dengan tahun 2023. Pada tahun 2023 hanya 7% dari lini bisnis ini yang menggunakan AI dalam bisnis mereka dan angka ini mengalami peningkatan mencapai 19% pada tahun 2024. Sektor lainnya yang mengalami peningkatan besar ialah sektor kesehatan sebanyak 8%.
Dari sisi investasi untuk penggunaan AI, banyak perusahaan juga sudah memutuskan untuk melakukan investasi dalam penggunaan AI sepanjang tahun 2024. Pada laporan McKinsey ditunjukkan bahwa paling tidak 5% dari budget digital perusahaan digunakan untuk AI. Survei menunjukkan bahwa bidang energi, teknologi, serta consumer goods merupakan bidang-bidang industri yang melakukan investasi pada AI pada tahun 2023. Investasi-investasi ini merupakan investasi yang tepat guna. Penggunaan AI dapat mengurangi biaya hingga 50 persen dari biaya pada sektor Human Resources. Hal ini juga dialami oleh bagian IT dan bagian supply chain management, yaitu lebih dari 40 persen responden melaporkan pengurangan biaya. Penggunaan AI juga dapat meningkatkan pendapatan. Lebih dari 60 persen dari responden di bidang compliance dan legal melaporkan peningkatan pendapatan, diikuti oleh lebih dari 50 persen di bidang marketing, IT, dan supply chain management yang juga melaporkan pendapatan yang meningkat.
Dari sisi global, lebih dari 25 miliar dolar telah diinvestasikan di bidang AI pada tahun 2023 dan angka ini pasti juga meningkat pada tahun 2024 dan pada tahun 2025. Pada tahun 2022 hanya 3 miliar dolar yang diinvestasikan di bidang AI. Hal ini menunjukkan pertumbuhan lebih dari 8 kali lipat dalam setahun. Perusahaan yang melakukan investasi pada AI juga tidak mengharapkan Return on Investment (ROI) yang terlalu tinggi – penelitian dari Forrester Research memprediksikan bahwa perusahaan hanya meminta ROI sebesar 50 persen dari investasi AI mereka.
Amerika Serikat masih memimpin dalam bidang AI dengan mempunyai lebih dari 60 model AI, diikuti oleh Uni Eropa dengan 21 model, dan China mengikuti dari belakang dengan memiliki 15 model AI.
Bagaimana kapabilitas AI sekarang?
Kapabilitas Ai semakin meningkat dari tahun ke tahun dan diprediksi akan terus meningkat. Walaupun AI masih melakukan banyak kesalahan, AI diprediksi akan terus mengalami peningkatan di sisi kapabilitas. Apalagi sekarang banyak AI sudah dapat “belajar” dari interaksinya dengan manusia, AI diprediksi akan terus semakin memperbaiki kapabilitasnya dari tahun ke tahun.
Menurut penelitian dari Stanford University, pada beberapa hal kecerdasan buatan sudah menyamai atau bahkan melebihi kecerdasan manusia. Dalam bidang membaca dalam bahasa Inggris, mengerti bahasa Inggris dan mengklasifikasikan gambar maka kemampuan AI sudah menyamai atau bahkan melebihi manusia. Dari penelitian yang sama, maka bidang-bidang dengan kecerdasan manusia masih melebihi kecerdasan buatan ialah bagian perencanaan, mengerti makna dari suatu gambar, serta persoalan-persoalan matematika yang sukar.
Dalam hal mengerti logika dan menggunakan nalar, AI juga masih tertinggal dari manusia. AI yang terbaik Gemini Ultra hanya memiliki akurasi sebesar 60% menurut pengujian dengan standar MMMU, dibandingkan dengan manusia yang ahli yang memiliki akurasi rata-rata sebesar 82.6%. GPT-4 yang banyak digunakan memiliki akurasi yang lebih rendah pada 56.8%. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian manusia dalam menggunakan nalar masih melebihi AI.
Apa masalah yang dihadapi oleh AI?
Masalah utama yang dapat dihadapi oleh AI serta implementasinya ialah AI sangat bisa mengalami kesalahan. Walaupun AI memiliki akses ke segala pengetahuan manusia yang ada di internet, AI belum tentu mengambil kesimpulan yang benar ataupun mengambil keputusan yang benar. AI juga belum tentu dapat mengerti fakta-fakta yang ada dari data-data yang ada, serta AI pun tidak mengerti dengan benar fakta-fakta non-empiris yang bisa jadi ada di lapangan. Penelitian McKinsey juga menunjukkan bahwa 63 persen dari responden khawatir bahwa AI akan tidak akurat dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana AI pada tahun 2025?
Melihat kepada tren AI sejak tahun 2023, maka tren AI akan terus meningkat pada tahun 2025. Tren AI sudah meningkat pesat secara global, dan Indonesia juga akan mengalami peningkatan AI pada tahun yang akan datang. Prediksi dari IDC menunjukkan bahwa perusahaan akan menggelontorkan dana untuk AI sekitar 300 miliar dolar pada tahun yang akan datang dan akan terus memuncak sampai pada 600 miliar dollar pada tahun 2028 serta pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 3.5% GDP dunia pada tahun 2030.
Tren AI pada tahun 2025 ialah semakin mampunya AI untuk melakukan pemikiran yang lebih jauh lagi. Pada akhir tahun 2024, OpenAI mengumumkan model bahasa AI yang baru yaitu o1, yang diklaim memiliki kemampuan untuk berpikir lebih jauh dan panjang. Para peneliti dari nVIDIA memprediksi bahwa AI akan semakin berperan dalam bidang kesehatan, desain untuk pabrik, supply chain, serta penjualan barang secara ritel.