Ekonomi “Net Zero” Mimpi Sejumlah Perusahaan Besar Dunia

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Sembilan pemimpin perusahaan membentuk inisiatif baru yang mempercepat transisi ke perekonomian dunia “net zero” (bebas emisi gas rumah kaca). Inisiatif ini, dikenal dengan “Transform to Net Zero”, ingin mengembangkan dan melakukan riset, panduan, serta rencana yang bisa ditindaklanjuti guna membantu semua perusahaan untuk mewujudkan emisi net zero.

Inisiatif tersebut akan dipimpin sejumlah anggota pendiri termasuk A.P. Moller – Maersk, Danone, Mercedes-Benz AG, Microsoft Corp., Natura &Co, NIKE, Inc., Starbucks, Unilever, dan Wipro, serta Environmental Defense Fund (EDF). BSR (Business for Social Responsibility) – no profit organization turut mendukung inisiatif ini dan bertindak sebagai Sekretariat.

Sejumlah tugas akan dijalankan menurut prinsip-prinsip berikut:

1. Mengutamakan transformasi: Melaksanakan komitmen individual dan menindaklanjutinya. Hal ini kelak mencakup strategi perusahaan, tata kelola dan akuntabilitas, keuangan dan operasional, manajemen risiko, pengadaan barang, inovasi dan Litbang, pemasaran, serta pengelolaan isu publik.
2. Diarahkan oleh sains serta data dan metode tentang praktik terbaik: Bertekad untuk menstandardisasikan sejumlah pendekatan demi mewujudkan tingkat pemanasan global 1,5°C lewat sains; berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan ketersediaan riset, data, serta perangkat bagi semua pihak; bertekad untuk mencapai imbal hasil tertinggi bagi iklim dalam sektor investasi.
3. Memanfaatkan upaya-upaya yang telah dilakukan: Berkomitmen menjalankan kolaborasi terbuka dengan sejumlah inisiatif net zero (sign-on, advokasi, sectorial, metodologi) guna memanfaatkan sejumlah upaya yang telah berjalan, dan mengembangkan transformasi bisnis menuju emisi net zero.
4. Tata kelola dan pengawasan yang baik: Di jenjang tertinggi dalam sebuah perusahaan, struktur tata kelola dan pengawasan akan berfungsi guna mencapai net zero, termasuk pengembangan produk, layanan, dan model bisnis yang inovatif.
5. Pengurangan dan penyingkiran GRK secara drastis pada seluruh jenjang perusahaan: Demi mencapai net zero, pengurangan emisi harus dilakukan pada seluruh rantai nilai industri, termasuk dampak negatif dari produk dan layanan, serta rantai pasokan. Kondisi net zero menuntut kita untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai dengan sains terkini, serta menambah kapasitas kita untuk menyingkirkan GRK dalam jangka pendek. Dengan demikian, kita kian dekat untuk mengusung perusahaan—dan dunia—ke kondisi net zero paling lambat pada 2050 demi menjamin stabilitas iklim. Artinya, bauran aksi iklim positif wajib dilaksanakan.
6. Investasi dalam inovasi: Komitmen dan keinginan yang baik untuk menanamkan investasi dan mempercepat inovasi guna mewujudkan transformasi net zero, termasuk bermitra dengan pihak-pihak lain.
7. Terlibat dalam kebijakan: Mengembangkan kebijakan publik yang membantu dan mempercepat kondisi net zero, serta menjangkau sejumlah lembaga seperti asosiasi dagang untuk mencapai target tersebut.
8. Transparansi dan akuntabilitas: Pelaporan dan pengungkapan informasi publik tentang perkembangan transformasi net zero kepada para pemangku kepentingan utama, termasuk investor, pelanggan, konsumen, dan jika dibutuhkan—regulator; berbagi informasi dengan seluruh pemangku kepentingan tentang praktik yang baik dalam transformasi net zero.
9. Transisi yang adil dan berkelanjutan: bahwa kelompok marginal dan komunitas berpendapatan rendah menanggung dampak terbesar dari perubahan iklim. Untuk itu, akan ikut mewujudkan kondisi yang dibutuhkan guna menghadirkan berbagai solusi efektif, adil, dan berkelanjutan bagi semua orang, terlepas dari gender, ras, atau keahliannya.

Inisiatif “Transform to Net Zero” akan mewujudkan transformasi bisnis yang diperlukan untuk mencapai emisi net zero paling lambat pada 2050. Lebih lagi, inisiatif ini ingin membuat perbedaan yang lebih luas dalam hal kebijakan, inovasi, dan keuangan. Hasil dari inisiatif tersebut akan tersedia bagi semua pihak, meski sejumlah perusahaan lain akan bergabung. Inisiatif ini akan menyelesaikan sejumlah tugasnya pada 2025.

FA/VMN/BLJ