Memotivasi Karyawan Menurut Maslow

(Business Lounge – Empower People) Sebagai seorang manajer Anda tidak dapat bekerja sendiri, Anda tetap membutuhkan tim yang dapat saja terdiri dari sejumlah orang yang yang akan mendukung Anda. Karena itu, adalah penting bagi Anda untuk memastikan seluruh anggota tim bergerak bersama dengan Anda untuk meraih visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam hal inilah motivasi akan mengerakkan mereka.

Kemampuan untuk memotivasi tim adalah salah satu hal yang harus Anda miliki sebagai seorang manajer. Mengapa? Karena motivasi akan meningkatkan produktivitas dan juga loyalitas karyawan. Dengan motivasi, Anda dapat melakukan minimum pengawasan kepada anggota tim Anda, dengan demikian akan menghemat waktu dan juga biaya. Karyawan yang termotivasi dengan sendirinya akan bekerja tanpa perlu pengawasan yang ketat dari Anda, sebaliknya karyawan yang terdemotivasi hanya akan bekerja dengan baik di dalam pengawasan Anda.

Apa itu motivasi? Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Dorongan ini dapat berasal dari dalam diri seseorang (internal) dan dapat juga berasal dari luar (eksternal). Tentunya motivasi internal lebih menguntungkan dan lebih menetap sifatnya karena tidak bergantung  dan dikendalikan pada kondisi luar.

Ada berbagai teori motivasi, salah satu teori yang popular adalah teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Menurut teori ini, kebutuhan mempunyai tingkat yang berbeda-beda, ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang tersebut akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Seseorang akan memuaskan kebutuhan yang mendasar terlebih dahulu sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Seorang manajer yang ingin memotivasi karyawan harus mengetahui  pada tingkat kebutuhan mana karyawannya berada.

Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi lima tingkat: Phsiological needs, Safety needs, Social needs, Esteem needs dan Self actualization. Maslow juga membagi kelima tingkat kebutuhan ini menjadi dua jenis yaitu kebutuhan order rendah dan kebutuhan order tinggi. Kebutuhan order rendah adalah kebutuhan yang dipenuhi secara eksternal yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan, sedangkan ketiga tingkat kebutuhan di atasnya dikategorikan sebagai kebutuhan order tinggi yaitu kebutuhan yang terpenuhi secara internal  dari dalam diri sendiri.

Phsiological Needs (kebutuhan fisiologis) adalah kebutuhan dasar yang harus dimiliki manusia untuk dapat hidup, meliputi kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Seorang yang sangat kelaparan, minatnya tidak ada yang lain kecuali makanan. Untuk memotivasi karyawan pada tingkat ini tentu saja solusinya adalah makanan.  Kenaikan gaji atau tunjangan ekstra untuk konsumsi akan lebih menggerakkan semangat kerjanya dibandingkan dengan segala nasehat mengenai integritas dan lainnya.

Safety needs (kebutuhan keamanan) mencakup kebutuhan merasa aman (lingkungan dan pekerjaan). Segera setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan, seseorang akan naik ke tingkat kebutuhan selanjutnya yaitu kebutuhan akan rasa aman. Dalam konteks pekerjaan, kebutuhan akan rasa aman terlihat dalam perilaku karyawan yang cenderung memilih dunia kerja yang tenang, aman, tertib, teramalkan, taat hukum, teratur, dapat diandalkan. Individu pada tingkat kebutuhan ini menginginkan jaminan dan proteksi dalam pekerjaannya. Di era ini perkembangan teknologi menjadi faktor ancaman bagi karyawan di PHK, untuk memotivasi karyawan pada tingkat kebutuhan ini anda dapat memberikan suatu jaminan kepastian jabatan.

Social needs (kebutuhan sosial) adalah kebutuhan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, meliputi kebutuhan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima, dan persahabatan. Individu dalam tingkat kebutuhan ini, menginginkan dirinya menjadi angota dari sebuah kelompok, ia ingin diterima, berbagi, dan menerima sikap persahabatan. Perusahaan yang terlalu membedakan posisi pimpinan dan bawahan seringkali mengabaikan kebutuhan karyawan akan rasa memiliki (sense of belonging). Karyawan pada level ini perlu dimotivasi untuk memiliki rasa memiliki atas misi dan visi organisasi dan menyatukan ambisi personal dengan ambisi organisasi.

Esteem needs (kebutuhan akan penghargaan) mencakup faktor penghargaan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Individu pada level kebutuhan ini lebih termotivasi pada penghargaan ketimbang dengan uang. Mereka lebih membutuhkan tantangan yang dapat mengeksplorasi potensi dan bakat yang dimilikinya, dibandingkan gaji yang besar. Di level ini, sering kali kita menemukan karyawan mengundurkan diri karena merasa tidak ada tantangan di dalam pekerjaan mereka. Keinginan atau hasrat kompetitif untuk menonjol atau melampaui orang lain boleh dikatakan adalah sifat universal manusia, yang jika dikelola dengan tepat dapat menimbulkan kinerja organisasi yang luar biasa. Untuk memenuhi kebutuhan ini dapat dilakukan dengan manajemen partisipatif dan program-program umpan balik, dan juga memberikan pujian dan pengakuan yang tulus bagi prestasi karyawan.

Self actualization (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri melalui memaksimumkan kemampuan, keahlian dan potensi.  Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan sosial dan penghargaan terpuaskan secara memadai.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x