(Business Lounge – AACC2015) Hingga kini telah dipastikan sejumlah kepala negara akan hadir dalam Asia African Conference Commemoration (AACC) 2015 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April mendatang. Hal ini diungkapkan Luhut Binsar Panjaitan selaku Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Penanggung Jawab Peringatan KTT Asia Afrika ke- 60 yang akan diadakan bertepatan dengan Peringatan New Asian-African Strategic Partnertship ke-10.
“Kemarin, Presiden briefing kami di sidang kabinet bahwa PM Shinzo Abe (Jepang) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan hadir,” kata Luhut kepada wartawan di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (31/3). Juga menurut Luhut, dari Mesir akan dihadiri oleh Perdana Menterinya (PM) Ibrahim Mahlab sebagai perwakilan Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi dan dari Qatar juga sudah dikonfirmasikan bahwa perwakilan yang dikirimkan adalah pejabat sekelas Perdana Menteri.
Sehingga diperkirakan telah sekitar 25 kepala negara akan hadir dalam acara AACC 2015.
Untuk persiapan penyelenggaraannya sendiri Luhut megkonfirmasikan bahwa segalanya telah berjalan baik. “Tanggal 16 akan gladi bersih di Jakarta dan tanggal 17 nanti di Bandung. Materi sekarang dikerjakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) substansi. Saya berharap dalam waktu tidak terlalu lama lagi materinya sudah selesai,” kata Luhut.
Kepada media, Luhut juga menyampaikan apa yang sempat disaksikannya saat persiapan penyelenggaraan peringatan KTT di Bandung, beberapa waktu lalu. “Saya terharu juga, tidak terbayangkan 60 tahun lalu Bung Karno bisa menginisiasi satu peristiwa penting, di mana waktu itu telekomunikasi, internet tidak ada. Tapi beliau mampu mengumpulkan 29 negara untuk hadir di Bandung dan mendeklarasikan satu peristiwa yang menurut saya sangat monumental. Itu masih dihargai dan diperhatikan oleh negara-negara maju lainnya,” ujar Luhut.
Kepala Staf Kepresidenan RI itu juga menyebutkan, bahwa pelaksanaan Peringatan KTT Asia Afrika kali ini juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa Indonesia dari tahun 1955 sampai sekarang ini menunjukkan kepemimpinannya.
“Kita masuk menjadi negara 16 besar ekonomi dunia, dan punya potensi kedepan untuk lebih baik lagi, mungkin ke-6 atau ke-7 besar ekonomi dunia dana 10-15 ke depan,” pungkasnya.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana