(Business Lounge – News & Insight) Dewan Keamanan PBB mendengar laporan adanya perkembangan yang baik dengan dihancurkannya banyak bahan kimia beracun milik Suriah. Amerika Serikat telah memberitahu Dewan Keamanan PBB bahwa 60% bahan kimia paling beracun milik Suriah sudah dinetralkan demikian dilansir oleh Aljazeera.
Mark Lyall Grant, Duta Besar Inggris untuk PBB dan presiden Dewan Keamanan PBB saat ini mengatakan bahwa AS melaporkan hal ini setelah diadakannya video conference oleh Sigrid Kaag, yang memimpin upaya internasional menyingkirkan senjata kimia Suriah. Dalam video conference itu, Kaag melaporkan bahwa sebuah pertemuan telah diadakan di Beirut, Libanon pada Selasa (5/8) membahas metode untuk menghancurkan 12 fasilitas yang memproduksi bahan kimia sesuai dengan yang telah dinyatakan Suriah sebelumnya. Untuk itu diperlukan waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikan ini semua.
Lyall Grant juga mengatakan bahwa Inggris akan menyelesaikan penghancuran bahan kimia yang telah diperuntukkan memproduksi senjata kimia dan asam klorida pada minggu ini. Sehingga dapat disimpulkan adanya kemajuan yang baik dalam penghancuran bahan kimia di luar Suriah.
Persetujuan Dengan Suriah
Tahun lalu, Suriah telah setuju untuk menyerahkan persenjataan kimianya yaitu ketika AS mengancam akan melancarkan serangan rudal sebagai balasan atas serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus yang dikuasai oleh pemberontak. Serangan ini diyakini telah menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Pada awal Juli, sekitar 600 ton bahan kimia paling beracun Suriah dipindahkan ke kapal kargo MV US Cape Ray di pelabuhan Italia Gioia Tauro. Kapal tersebut kemudian bergerak menuju perairan internasional dan memulai proses penghancurkan bahan kimia tersebut selama dua bulan.
Lyall Grant mengatakan AS telah menginformasikan bahwa setelah semua senjata kimia itu dinetralkan maka residunya akan dikirim ke Jerman dan Finlandia untuk pembuangan terakhir.
Misi Penghancuran Bahan Kimia
Kaag adalah pemimpin untuk misi bersama ini antara PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, juga menjelaskan pernyataan pemerintah Suriah atas senjata kimianya dan bahan kimia yang terdahulu. Kaag mengatakan banyak pertanyaan teknis yang perlu ditangani, dan tim OPCW berencana akan melakukan kunjungan lebih lanjut ke Damaskus pada bulan September.
Bahan-bahan diserahkan oleh Suriah termasuk gas mustard dan prekursor untuk gas sarin. Tetapi pertanyaannya, apakah Presiden Suriah Bashar al-Assad masih menyembunyikan gas racun lainnya seperti klorin, gas industri yang beracun yang digunakan oleh pemberontak. Sebab kedua jenis zat itu memang tidak dikategorikan sebagai senjata kimia.
Lyall Grant mengatakan anggota dewan mempertanyakan tentang adanya dugaan penggunaan klorin selanjutnya sebagai bahan peledak.
Perlunya Campur Tangan Dunia
Memang disadari benar bahwa sangat penting peranan negara-negara adidaya untuk berperan di dalam menjaga keamanan dunia. Bayangkan saja jika sebuah negara mengembangkan senjata berbahaya yang dapat membahayakan sekitarnya. Jika tidak ada yang dapat mencegahnya maka suatu hari kelak ketika ia ada di dalam situasi yang terdesak maka ia dapat menggunakannya dan menimbulkan kehancuran bagi dunia ini.
Bagaimana bila setiap negara mengembangkan senjata berbahayanya masing-masing? Tidak bisa dibayangkan betapa ricuhnya pasti dunia ini. Karena itu sangat penting peranan DKPBB untuk mencegah pengembangan senjata-senajata yang berbahaya.
uthe/Journalist/VMN/BL
Image: youtube