Pengelolaan Risiko Strategis – 2

(The Manager’s Lounge, Risk Management) – Setelah mengenal jenis-jenis risiko strategis yang mungkin dihadapi perusahaan, seorang manajer juga harus dapat mengukur seberapa besar mereka terekspos oleh risiko-risiko ini.

Tekanan Risiko Berasal dari Growth
Growth adalah tujuan dari semua bisnis. Namun growthternyata juga menimbulkan tekanan-tekanan tertentu.

• Tekanan untuk menghasilkan kinerja yang baik
Perusahaan yang kinerjanya baik pasti memiliki ekspektasi tinggi bagi para manajer dan karyawannya. Karyawan diharapkan supaya memberikan hasil tertentu. Dalam situasi seperti ini, beberapa orang mungkin merasakan tekanan sehingga menghasilkan perilaku yang mengundang risiko.
Misalnya risiko kredit yang meningkat karena ada karyawan yang memberikan kredit kepada pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk.

• Skala operasi yang semakin meluas
Skala operasi yang makin meluas merupakan ciri-ciri pertumbuhan. Namun hal ini juga dapat mengundang risiko. Adanya fasilitas produksi, distribusi dan pelayanan baru harus terintegrasi dengan operasi secara keseluruhan. Sebagai akibatnya, maka bisa terjadi kesalahan-kesalahan dan breakdown. Pelanggan yang baru dapat memunculkan risiko kredit, sementara itu barang atau jasa yang buruk bisa menimbulkan risiko franchise.

• SDM kurang berpengalaman
Seiring growth, maka kebutuhan akan SDM juga meningkat. Terkadang karena butuh cepat, maka manajer merekrut orang yang kurang berpengalaman dan kurang memiliki pemahaman mengenai pekerjaan tersebut. Akibatnya, ia dapat melakukan kesalahan-kesalahan tertentu yang menimbulkan risiko asset impairment dan risiko franchise.

• value yang kurang konsisten
Value yang kuat dan konsisten adalah fondasi penting dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam suatu bisnis yang baru, kadang mereka belum memiliki value yang konsisten. Bahkan di suatu perusahaan besar, unit bisnis yang berbeda memiliki value yang berbeda pula. Misalnya GE yang mengakuisisi Kidder Peabody, value antara keduanya sangatlah berbeda sehingga sulit untuk mengkomunikasikan aturan perusahaan mengenai perilaku dan risiko yang dapat diterima. Apa yang bisa diterima oleh yang satu mungkin tidak bisa diterima oleh yang lainnya. Hal-hal seperti ini dapat mendorong indvidu untuk terlibat dalam perilaku yang meningkatkan risiko, terutama risiko asset impairment dan franchise.

Seluruh pendorong diatas antara lain tekanan untuk menghasilkan kinerja yang baik, meluasnya skala operasi, SDM yang kurang berpengalaman dan value yang kurang konsisten menyebabkan meningkatnya error of omission dan error of commission. Error of omission timbul ketika seorang individu secara tidak sengaja melalaikan kewajiban dalam menjaga asset atau reputasi suatu bisnis. Semnetara itu error of commission timbul ketika karyawan secara sengaja terliba dalam aktivitas yang dapat meningkatkan risiko dan membahayakan bisnis.

Tekanan Risiko Berasal dari Budaya
Budaya perusahaan ditentukan oleh sejarah perusahaan itu sendiri dan gaya kepemimpinan dari para manajer puncak.

• Budaya mengambil risiko
Banyak organisasi yang memiliki budaya yang mendorong pengambilan risiko. Individu didorong agar sekreatif mungkin dalam menemukan kesempatan pasar yang baru. Walaupun ini baik, namun ada celah bahaya dimana individu dapat menciptakan kesempatan yang meningkatkan risiko strategis.

• Takut mendengar kabar buruk
Seringkali informasi mengenai masalah timbul, namun karena karyawan ragu dan takut dalam mengkomunikasikannya pada manajer senior. Terutama jika manajer memiliki toleransi rendah dalam hal mendengar berita buruk.

• Kompetisi internal
Kompetisi internal seringkali timbul dalam organisasi, terutama karena karyawan sama-sama menginginkan bonus dan promosi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan karirnya terkadang individu berani mempertaruhkan asset bahkan reputasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja jangka pendek. Jika berhasil maka ia bisa mendapat bonus atau promosi. Namun jika gagal, maka reputasi perusahaan menjadi taruhan.

Ketiga faktor tekanan budaya ini, jika ketiganya disatukan maka dapat menghasilkan informasi yang tidak lengkap bagi manajer. Masalah timbul, karyawan menutupi dan tidak mau berbagi informasi. Hal ini dapat menimbulkan risiko strategis.

Tekanan Risiko Berasal dari Manajemen Informasi
Tekanan risiko terakhir berasal dari manajemen informasi yang dapat menghasilkan risiko dengan beberapa cara:

Transaction velocity
Volume transaksi dan kecepatan permrosesan yang tinggi dapat meningkatkan risiko operasi. Misalnya pada perusahaan sekuritas yang memiliki volume transaksi tinggi, jika bagian teknologi informasi tidak menyesuaikan dengan tingginya permintaan maka bisa terjadi kegagalan dalam operasi. Oleh karena itu, maka seiring dengan permintaan dan transaksi yang semakin meningkat, perusahaan juga harus menyisihkan dana untuk investasi pada teknologi informasi.

Transaction complexity
Kompleksitas transaksi juga dapat meningkatkan risiko. Semakin rumit suatu transaksi, maka semakin sedikit orang yang memahami transaksi tersebut dengan baik dan mampu mengontrolnya. Misalnya instrument derivative, yang kompleks karena nilainya tergantung dari nilai underlying asset lainnya, maka jika tidak memiliki pemahaman yang cukup dapat mengakibatkan risiko asset impairment maupun kerugian yang substansial.

Gaps in diagnostic performance measures
Supaya manajer dapat mengetahui gejala timbulnya masalah, maka harus ada indicator tertentu yang menunjukkan seberapa level risiko yang timbul. Jika system ini tidak dapat menyampaikan informasi yang cukup mengenai masalah yang timbul, maka dampak dari risiko bisa menjadi sangat besar.

Decentralized decision making
Pada bisnis yang terdesentralisasi, individual memiliki otonomi untuk dapat mengambil keputusan sendiri dan menciptakan kesempatan baru tanpa monitor dari atasan. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko karena keputusan diambil tanpa persetujuan terlebih dahulu dari manajer.

Keempatnya dapat menghasilkan inefisiensi dan kesalahan dalam pemrosesan informasi. Sehingga dapt meningkatkan risiko asset impairment, operasi dan franchise secara bersamaan.

pic.:continuitycompliance.org

(Rinella Putri/TA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x