IBM

IBM Suntikkan $150 Miliar untuk Dorong Teknologi AS

(Business Lounge – Tech) IBM mengumumkan langkah besar yang mempertegas ambisinya dalam mempertahankan dominasi teknologi global dengan berencana menginvestasikan lebih dari $150 miliar di Amerika Serikat dalam lima tahun ke depan. Seperti diberitakan oleh The Wall Street Journal dan Bloomberg, investasi ini mencakup lebih dari $30 miliar khusus untuk riset dan pengembangan di bidang mainframe dan quantum computers, dua teknologi yang dianggap krusial untuk masa depan industri.

CEO IBM, Arvind Krishna, menyatakan bahwa strategi ini tidak hanya bertujuan memperkuat bisnis perusahaan, tetapi juga memastikan Amerika Serikat tetap menjadi pusat inovasi dunia. Dalam konferensi pers yang diliput oleh Reuters, Krishna menekankan pentingnya memperkuat kemampuan nasional di bidang mainframe dan quantum, mengingat kompetisi global di sektor teknologi semakin intensif.

Investasi ini mencerminkan tren yang lebih luas di mana perusahaan-perusahaan teknologi besar mempercepat pengembangan teknologi strategis di dalam negeri, sejalan dengan dorongan pemerintah Amerika Serikat untuk memperkuat keamanan industri dan rantai pasok nasional. Lewat kebijakan seperti CHIPS and Science Act, pemerintah mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi teknologi canggih, mulai dari semikonduktor hingga komputasi kuantum, di tanah Amerika.

Porsi terbesar dari dana riset dan pengembangan akan dialokasikan untuk mainframe generasi baru serta pengembangan lebih lanjut dalam quantum computing. IBM yang telah lama menjadi pionir di bidang mainframe kini melihat peluang besar dalam memperbarui platform tersebut untuk kebutuhan era cloud dan AI. Sementara itu, quantum computing menjadi taruhan jangka panjang perusahaan dengan potensi untuk mengubah berbagai industri mulai dari farmasi, material baru, hingga sektor keuangan.

Seperti dilaporkan oleh Financial Times, IBM saat ini menghadapi persaingan sengit dari raksasa lain seperti Google, Microsoft, dan Amazon yang juga berlomba-lomba mengembangkan komputer kuantum yang stabil dan komersial. IBM telah meluncurkan IBM Quantum System Two pada akhir 2023, sebuah platform modular pertama yang dirancang untuk mendukung komputer kuantum skala besar. Menurut laporan Bloomberg, perusahaan ini berencana mempercepat roadmap kuantumnya untuk mencapai skala 100.000 qubit dalam dekade ini, ambisi yang akan menempatkannya di garis depan inovasi global.

Selain fokus pada pengembangan teknologi, IBM juga berencana memperluas jaringan data center berbasis AI dan kuantum, memperkuat infrastruktur cloud hybrid, serta mengembangkan program pelatihan tenaga kerja untuk teknologi canggih. Dalam keterangan kepada CNBC, IBM menyebutkan bahwa program ini ditargetkan menciptakan ribuan lapangan kerja baru di bidang teknik, fisika, ilmu komputer, dan manufaktur berteknologi tinggi. Perusahaan juga bermitra dengan universitas dan lembaga pendidikan untuk memperluas pipeline talenta di bidang kuantum dan AI.

Chief Technology Officer IBM, Dario Gil, menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam mengembangkan quantum computing adalah kurangnya tenaga kerja terampil. Oleh karena itu, IBM telah meluncurkan program inisiatif Quantum Education yang sejauh ini telah menjangkau lebih dari satu juta pelajar dan profesional di seluruh dunia, sebagaimana dilaporkan oleh TechCrunch. Gil menegaskan bahwa investasi besar ini tidak hanya bertujuan mengembangkan teknologi, tetapi juga membangun kapasitas manusia yang diperlukan untuk mendukung ekosistem inovasi berkelanjutan.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya tekanan geopolitik, penguatan basis teknologi domestik menjadi semakin penting. Menurut laporan Bloomberg, perusahaan-perusahaan Amerika termasuk IBM kini lebih fokus membangun ketahanan industri untuk mengantisipasi potensi gangguan rantai pasok serta persaingan strategis dengan negara-negara lain seperti China. Komitmen IBM juga dilihat sebagai respons terhadap meningkatnya ekspektasi dari investor dan regulator yang menginginkan perusahaan teknologi tidak terlalu bergantung pada pemasok luar negeri.

Analis dari Morgan Stanley, seperti dikutip oleh The Wall Street Journal, menyatakan bahwa investasi sebesar ini menunjukkan tekad IBM untuk tidak hanya menjadi pemain dalam ekosistem teknologi masa depan, tetapi juga menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan inovasi global. Di bidang quantum computing, meskipun IBM berada di garis depan, persaingan kian ketat dengan Google yang melalui Quantum AI Lab telah menunjukkan pencapaian quantum supremacy pada 2019, serta Microsoft yang mengembangkan pendekatan topological qubits yang diharapkan lebih stabil untuk skala besar.

Amazon Web Services juga telah meluncurkan Braket, platform berbasis cloud yang memungkinkan pengguna mengakses berbagai mesin kuantum dari penyedia berbeda. Hal ini membuat persaingan tidak hanya terjadi dalam pengembangan hardware, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem yang luas dan mudah diadopsi pasar. Menurut laporan McKinsey & Company, nilai pasar global quantum computing dapat mencapai $1 triliun pada tahun 2035 apabila tantangan teknis utama berhasil diatasi, menjadikan investasi seperti yang dilakukan IBM sebagai taruhan besar yang dapat mengubah peta ekonomi global.

IBM menegaskan bahwa investasi $150 miliar ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk mempertahankan kepemimpinan inovasi Amerika Serikat dalam menghadapi dinamika teknologi global yang terus berkembang. Dalam wawancara dengan Bloomberg Technology, Arvind Krishna menyatakan bahwa kecepatan inovasi akan menjadi faktor penentu siapa yang memimpin di masa depan. Menurutnya, dengan berinvestasi besar hari ini, IBM sedang membangun fondasi untuk dekade berikutnya.

Meskipun investasi ini sangat ambisius, analis memperingatkan bahwa tantangan tetap besar, baik dari sisi teknis, regulasi, maupun adopsi pasar. Namun yang jelas, dengan komitmen sebesar ini, IBM mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka tidak hanya berniat untuk bertahan dalam kompetisi teknologi masa depan, tetapi bertekad untuk memimpin jalannya.