Strategi Pemasaran Berisiko Four Seasons yang Berbuah Manis

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Kemitraan strategis antara jaringan hotel mewah Four Seasons dan serial HBO “The White Lotus” telah membuahkan hasil luar biasa, menunjukkan sinergi efektif antara industri hiburan dan perhotelan. Sejak penayangannya, serial ini telah mengubah lokasi syutingnya menjadi destinasi wisata yang diminati, mendorong lonjakan pemesanan serta meningkatkan tingkat hunian suite premium di berbagai properti Four Seasons.

Ketika pandemi COVID-19 masih melanda, Four Seasons mengambil risiko dengan mengizinkan “The White Lotus” melakukan syuting di resor mereka tanpa mengetahui sepenuhnya alur cerita serial tersebut. Keputusan ini ternyata menjadi strategi pemasaran yang brilian, karena popularitas serial tersebut melonjak, menarik perhatian para pelancong yang ingin merasakan langsung pengalaman menginap di tempat yang sama dengan karakter dalam serial tersebut. Hal ini terlihat dari peningkatan lalu lintas situs web Four Seasons serta peningkatan permintaan kamar di properti yang menjadi lokasi syuting.

Fenomena ini semakin diperkuat dengan tren “set-jetting,” di mana wisatawan memilih tujuan berdasarkan lokasi yang muncul dalam film atau serial televisi. Menyadari potensi besar dari tren ini, Four Seasons meluncurkan tur eksklusif dengan jet pribadi selama 20 hari, yang membawa tamu ke delapan resor Four Seasons di seluruh dunia, termasuk lokasi ikonik “The White Lotus” di Maui, Taormina, dan Koh Samui. Dengan harga sekitar $188.000 per orang, perjalanan ini mencakup pengalaman khas seperti tur helikopter, pelajaran Muay Thai, pijat tradisional, santapan mewah, dan snorkeling, yang semuanya dirancang untuk memberikan sensasi seperti yang ditampilkan dalam serial tersebut.

Sementara itu, musim ketiga “The White Lotus” akan berlatar di Four Seasons Resort Koh Samui, Thailand. Sejak pengumuman ini, resor tersebut telah mengalami peningkatan signifikan dalam pencarian dan pemesanan, menandakan bahwa dampak serial ini terhadap industri perjalanan masih terus berlanjut. Efek “The White Lotus” ini sebelumnya juga telah dirasakan oleh properti Four Seasons di Hawaii dan Sisilia, yang mengalami lonjakan jumlah pengunjung setelah menjadi lokasi syuting serial tersebut.

Keberhasilan strategi pemasaran ini tidak hanya terletak pada eksposur yang diberikan oleh serial tersebut, tetapi juga pada desain resor yang menawan. Four Seasons Resort Koh Samui dirancang oleh arsitek terkenal Bill Bensley, yang dikenal karena kemampuannya menciptakan lingkungan yang imersif dan estetis. Desain uniknya semakin memperkaya pengalaman visual dalam serial, memperkuat daya tariknya bagi para wisatawan yang mencari pengalaman menginap yang eksklusif dan memukau.

Kesuksesan Four Seasons dalam memanfaatkan popularitas “The White Lotus” menunjukkan bagaimana industri perhotelan dapat berinovasi dalam strategi pemasarannya. Dengan memadukan elemen hiburan, pengalaman eksklusif, dan tren perjalanan terbaru, Four Seasons tidak hanya meningkatkan daya tarik properti mereka tetapi juga menciptakan standar baru dalam pemasaran industri perhotelan mewah.

Selain peningkatan pemesanan kamar, kemitraan dengan “The White Lotus” juga telah berdampak pada berbagai aspek bisnis Four Seasons. Merek ini mengalami peningkatan signifikan dalam keterlibatan media sosial, dengan banyak wisatawan yang membagikan pengalaman mereka mengunjungi lokasi syuting serial tersebut. Tagar seperti #WhiteLotusExperience dan #FourSeasonsGetaway menjadi viral, mendorong lebih banyak orang untuk merencanakan perjalanan mereka ke properti Four Seasons.

Lebih jauh lagi, Four Seasons juga melihat peningkatan dalam permintaan layanan premium, termasuk paket eksklusif dan pengalaman yang disesuaikan dengan selera tamu. Hotel ini merancang berbagai pengalaman baru, seperti paket liburan yang mencakup aktivitas khas dari serial “The White Lotus,” mulai dari makan malam mewah di pantai hingga tur berpemandu di lokasi syuting.

Keberhasilan Four Seasons dalam memanfaatkan serial ini telah menginspirasi hotel dan resor lain untuk menjalin kemitraan dengan industri hiburan. Beberapa merek perhotelan mulai menawarkan paket wisata bertema berdasarkan film dan serial populer. Strategi ini dianggap sebagai langkah cerdas dalam menarik pelanggan baru sekaligus meningkatkan loyalitas tamu yang sudah ada.

Banyak analis industri perhotelan melihat fenomena “The White Lotus” sebagai bukti bahwa hiburan memiliki pengaruh besar terhadap keputusan wisatawan. Menampilkan properti dalam produksi film atau televisi tidak hanya meningkatkan kesadaran merek tetapi juga menciptakan koneksi emosional dengan calon tamu. Ini menjadi strategi pemasaran yang lebih efektif dibandingkan iklan tradisional, karena memberikan pengalaman yang lebih autentik dan aspiratif.

Keberhasilan “The White Lotus” mendorong Four Seasons untuk terus mengeksplorasi peluang kemitraan dengan industri hiburan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jaringan hotel ini sedang menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan produksi film dan serial lainnya untuk semakin memperkuat posisinya sebagai pilihan utama bagi wisatawan mewah.

Selain itu, Four Seasons juga semakin fokus pada pemasaran berbasis pengalaman, yang memberikan pelanggan lebih dari sekadar akomodasi mewah. Program eksklusif yang menawarkan pengalaman mendalam di lokasi tertentu menjadi bagian penting dari strategi bisnis mereka. Misalnya, Four Seasons telah memperkenalkan tur pribadi ke destinasi-destinasi eksotis, serta menghadirkan berbagai acara budaya dan kuliner yang menarik bagi tamu mereka.

Dengan semakin meningkatnya tren wisata berbasis hiburan, Four Seasons tampaknya akan terus menjadi pelopor dalam strategi pemasaran inovatif di industri perhotelan. Kombinasi antara kemewahan, pengalaman autentik, dan eksposur media tampaknya menjadi resep sukses bagi brand ini dalam menarik dan mempertahankan basis pelanggan setianya.

Kemitraan Four Seasons dengan “The White Lotus” adalah bukti nyata bahwa pemasaran berbasis hiburan dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam industri perhotelan. Dengan memanfaatkan popularitas serial televisi, Four Seasons tidak hanya meningkatkan visibilitas merek mereka tetapi juga menciptakan permintaan baru di berbagai lokasi mereka. Tren “set-jetting” yang semakin populer menunjukkan bahwa wisatawan modern tertarik untuk mengeksplorasi destinasi yang mereka lihat di layar kaca, memberikan peluang besar bagi industri perhotelan untuk mengadopsi strategi pemasaran serupa.

Ke depan, kita mungkin akan melihat semakin banyak hotel dan resor yang bekerja sama dengan industri hiburan untuk menciptakan pengalaman yang lebih menarik bagi tamu mereka. Dengan kombinasi pemasaran berbasis hiburan, pengalaman eksklusif, dan layanan berkualitas tinggi, Four Seasons telah menetapkan standar baru dalam dunia perhotelan mewah.