Makanan yang Membantu Mengatasi Migrain

(Business Lounge Journal – Global News)

Banyak hal memang yang menjadi pemicu migrain, termasuk di antaranya beberapa makanan. Namun ada juga makanan yang justru membantu meringankan atau mengatasi migrain.

Apa saja  makanan yang membantu itu, berikut ini lima makanan tersebut:

  1. Peppermint

Persilangan antara spearmint dan water mint, peppermint tumbuh di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Daun peppermint dan minyak esensialnya digunakan untuk keperluan pengobatan dan kuliner. Selain untuk mengobati sakit kepala, peppermint juga digunakan untuk meredakan:

  • kejang
  • sakit gigi
  • masalah gastrointestinal
  • mual

Minyak peppermint dan bahan aktifnya, mentol, tersedia dalam bentuk kapsul cair. Versi teh juga tersedia untuk diseduh dengan mudah. ​​Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Clinical Practice menemukan bahwa mentol efektif untuk menghentikan nyeri migrain dan meredakan mual saat dioleskan ke dahi dan pelipis dalam larutan 10 persen.

Penelitian terbatas pada efektivitas klinisnya, tetapi minyak peppermint topikal mungkin merupakan pilihan herbal yang baik untuk meredakan nyeri migrain.  Minyak pepermin merupakan salah satu obat herbal yang paling mudah dicoba karena banyak dijual di toko makanan kesehatan dan apotek.

  1. Feverfew (Tanacetum parthenium)

Pertama kali digunakan di Yunani kuno pada awal abad kelima SM, feverfew (atau “featherfew”) telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit tersebut termasuk demam, pembengkakan, dan peradangan. Orang-orang biasanya mengonsumsi ramuan tersebut untuk meredakan rasa sakit dan nyeri seperti sakit kepala pada abad pertama.

Tanaman ini berasal dari Pegunungan Balkan tetapi sekarang dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. Budaya Eropa Timur secara tradisional menggunakan feverfew untuk sakit kepala, gigitan serangga, dan nyeri lainnya. Penggunaan yang lebih modern telah diperluas untuk mengobati:

  • migrain
  • pusing
  • peradangan
  • masalah pernapasan

Feverfew biasanya dibuat dengan mengeringkan daun, bunga, dan batang. Kombinasi ini juga digunakan untuk membuat suplemen dan ekstrak. Beberapa budaya memakan daunnya mentah-mentah.

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam Pharmacognosy Review menyatakan bahwa feverfew merupakan pengobatan yang efektif untuk migrain, demam, flu biasa, dan radang sendi. Namun, tinjauan Cochrane terhadap lima uji klinis besar menunjukkan sedikit atau tidak ada manfaat bagi sebagian besar orang yang mengalami migrain.

Feverfew dapat menyebabkan efek samping ringan seperti kembung, sariawan, dan mual. ​​Anda mungkin juga mengalami efek samping sedang saat menghentikan penggunaan. Efek samping ini dapat mencakup kesulitan tidur, peningkatan sakit kepala, dan nyeri sendi. Wanita hamil, mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah, dan mereka yang alergi terhadap anggota keluarga daisy harus menghindari penggunaan feverfew.

  1. Jahe

Jahe telah digunakan dalam pengobatan herbal di Tiongkok selama lebih dari 2.000 tahun. Jahe juga telah populer dalam pengobatan India dan Arab sejak zaman kuno.  Jahe secara tradisional telah digunakan sebagai rempah-rempah dan sebagai obat untuk:

  • sakit kepala
  • sakit perut
  • mual
  • radang sendi
  • gejala flu dan pilek
  • masalah neurologis

Jahe telah terdokumentasi dengan baik sebagai antiradang, antivirus, antijamur, dan antibakteri. Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Phytotherapy Research menunjukkan bahwa manfaat bubuk jahe sebanding dengan sumatriptan, resep umum untuk migrain, tetapi dengan efek samping yang lebih sedikit. Kebanyakan orang dapat mentoleransi akar jahe segar atau kering, suplemen, atau ekstrak. Berhati-hatilah untuk tidak menggabungkan suplemen jahe dengan pengencer darah karena potensi interaksi obat. Kapsul jahe dan teh jahe relatif mudah diperoleh di hampir semua toko kelontong atau apotek.