Reforestasi Terraformation Menanam Satu Triliun Pohon

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Di dunia teknologi, inovasi adalah segalanya. Namun, bagi Yishan Wong, mantan CEO Reddit dan insinyur yang pernah bekerja di PayPal dan Facebook, solusi terbaik untuk masalah besar justru bisa datang dari pendekatan paling sederhana. Dalam perjalanannya menuju perbaikan iklim global, Wong tidak mencari solusi berbasis kecerdasan buatan atau rekayasa genetika, melainkan sesuatu yang lebih mendasar: pohon.

Wong, yang kini dikenal sebagai pendiri perusahaan reforestasi Terraformation, percaya bahwa solusi terbaik untuk mengatasi perubahan iklim bukanlah teknologi tinggi, melainkan upaya menanam pohon dalam jumlah masif. “Untuk memecahkan masalah besar, Anda ingin sesedikit mungkin menggunakan teknologi,” katanya dalam wawancara. Sikapnya ini mencerminkan ketidakpercayaannya terhadap solusi teknologi yang sering kali lebih rumit daripada yang diperlukan.

Gagasan Wong untuk menanam satu triliun pohon bermula dari pengalaman pribadinya di Hawaii pada tahun 2017. Saat duduk di pantai, ia merasakan panas yang tidak biasa dan mulai mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk mengatasi perubahan iklim. Sebagai seorang insinyur perangkat lunak, ia menganalisis berbagai proposal terkait perubahan iklim dan akhirnya menyimpulkan bahwa menanam pohon adalah salah satu solusi paling sederhana dan paling bisa diandalkan.

Pohon telah lama dikenal sebagai penyerap karbon alami. Menurut Badan Lingkungan Eropa, satu pohon dewasa dapat menyerap sekitar 22 kilogram karbon dioksida per tahun. Dengan jumlah yang cukup, pohon bisa menjadi solusi utama dalam upaya mengurangi kadar karbon di atmosfer. Namun, tantangan terbesar dari rencana Wong bukanlah menanam pohon, melainkan menemukan cukup lahan untuk menanamnya dalam skala yang dibutuhkan.

Gagasan tentang menanam satu triliun pohon bukanlah sesuatu yang baru. Pada tahun 2020, Forum Ekonomi Dunia meluncurkan inisiatif global untuk menanam, merestorasi, dan melestarikan satu triliun pohon guna membantu memulihkan keanekaragaman hayati dan memerangi perubahan iklim. Kampanye ini mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh, termasuk CEO Salesforce Marc Benioff dan bahkan mantan Presiden AS Donald Trump.

Namun, Wong ingin memastikan bahwa upaya ini tidak hanya sekadar slogan. Melalui Terraformation, ia ingin mengembangkan pendekatan sistematis untuk reforestasi dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak. Terraformation sering kali digambarkan sebagai perusahaan yang ingin membantu dunia menanam satu triliun pohon, sebuah bisnis reforestasi yang menargetkan pemulihan tiga miliar hektare hutan, atau akselerator dari benih hingga karbon yang menghubungkan sumber daya dan pendanaan ke proyek-proyek kehutanan.

Dalam banyak hal, Terraformation berfungsi sebagai katalisator untuk upaya reforestasi global. Wong memahami bahwa tidak mungkin bagi satu perusahaan untuk menangani proyek sebesar ini sendirian. Oleh karena itu, ia ingin menciptakan ekosistem di mana berbagai pihak bisa ikut serta dalam upaya ini. Strateginya sederhana: jika Terraformation dapat menjadi contoh sukses dalam reforestasi, maka banyak pihak lain akan tertarik untuk meniru pendekatan mereka.

Wong belajar dari pengalaman di industri teknologi bahwa sukses yang terlihat dapat menarik lebih banyak pemain ke dalam industri yang sama. Di Silicon Valley, inovasi sering kali dilindungi ketat, dan perusahaan teknologi tidak menyukai tiruan. Namun, Wong justru menginginkan kebalikannya. “Di dunia teknologi, mereka tidak suka ditiru. Tetapi kami ingin seribu peniru,” katanya. Dengan lebih banyak pihak yang terlibat dalam reforestasi, maka dampak yang dihasilkan akan jauh lebih besar.

Terraformation bertujuan untuk menyediakan dukungan kepada mereka yang ingin memulai proyek reforestasi tetapi tidak memiliki keahlian atau sumber daya yang cukup. Dalam banyak kasus, tantangan yang dihadapi bukanlah sesuatu yang kompleks, tetapi lebih kepada hal-hal praktis, seperti menemukan pemasok benih yang tepat, memahami cara terbaik untuk melindungi tanaman muda dari hama, atau mengetahui kapan dan bagaimana memberikan naungan bagi bibit yang baru ditanam.

Dari sudut pandang bisnis, Wong melihat peluang besar dalam pasar kredit karbon. Menurutnya, kredit karbon memiliki keunggulan unik dibandingkan model bisnis lain dalam hal reforestasi. Kredit karbon memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikan dana dalam jumlah besar ke dalam proyek-proyek kehutanan, sesuatu yang tidak mungkin dicapai dengan hanya menjual produk seperti kaos atau suvenir. Namun, kredit karbon juga memiliki tantangan besar, yaitu kebutuhan akan audit dan verifikasi ketat.

Masalah utama dalam pasar kredit karbon adalah bahwa banyak proyek reforestasi baru tidak memiliki keahlian ilmiah dan akuntansi yang cukup untuk memenuhi standar audit yang diperlukan. Wong percaya bahwa perusahaan teknologi memiliki keunggulan dalam hal ini karena mereka terbiasa bekerja dengan standar tinggi dan efisiensi dalam proses audit dan verifikasi. Dengan kata lain, Terraformation tidak hanya menyediakan dukungan teknis dalam menanam pohon, tetapi juga membantu memastikan bahwa proyek-proyek ini dapat memenuhi standar yang diperlukan untuk mendapatkan pendanaan dari kredit karbon.

Meskipun industri kredit karbon sempat mengalami penurunan pada tahun 2022-2023, Wong tetap optimis. Ia membandingkan kejatuhan pasar karbon dengan gelembung dot-com yang pecah di awal tahun 2000-an atau krisis keuangan 2008. Menurutnya, ketika gelembung pecah, hanya perusahaan yang benar-benar memiliki fondasi kuat yang akan bertahan. Dalam jangka panjang, ini justru menjadi keuntungan karena memastikan bahwa hanya proyek terbaik yang mendapatkan pendanaan.

Terraformation sendiri telah mencapai beberapa pencapaian penting dalam lima tahun terakhir. Baru-baru ini, perusahaan meluncurkan proyek besar di Cekungan Kongo, Kamerun, dengan rencana merestorasi lebih dari 11.000 hektare hutan hujan yang telah rusak. Jika berhasil, proyek ini akan menghilangkan lebih dari empat juta metrik ton karbon dioksida dari atmosfer, sebuah kontribusi besar dalam upaya global mengurangi emisi karbon.

Dengan pendekatan yang menggabungkan sains, bisnis, dan aktivisme lingkungan, Terraformation berpotensi mengubah cara dunia melihat reforestasi. Bagi Wong, ini bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang berkelanjutan di mana reforestasi dapat menjadi bisnis yang menguntungkan sekaligus berdampak positif bagi lingkungan.

Keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada keterlibatan berbagai pihak. Dari individu yang menanam pohon di halaman belakang rumah mereka, hingga perusahaan besar yang berinvestasi dalam kredit karbon, setiap kontribusi memiliki peran dalam menciptakan perubahan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya mitigasi perubahan iklim, upaya seperti yang dilakukan oleh Terraformation bisa menjadi model bagi perusahaan lain untuk ikut serta dalam perbaikan lingkungan secara global.

Dengan visi besar menanam satu triliun pohon, Yishan Wong tidak hanya ingin mengatasi perubahan iklim, tetapi juga menciptakan gerakan global yang mendorong kolaborasi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika rencana ini berhasil, dunia mungkin akan melihat perubahan signifikan dalam bagaimana bisnis dan lingkungan bisa berjalan berdampingan untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lebih sehat.