(Business Lounge Journal – Marketing)
Artikel sebelumnya: Transformasi Digital: Beradaptasi atau Tertinggal!
Kita masih membahas tentang transformasi digital. Pernah dengar iPhone? Dulu, iPhone bukan dibuat untuk perusahaan. Tapi, karena banyak karyawan yang suka, perusahaan-perusahaan akhirnya mengizinkan mereka pakai iPhone. Ini mengubah cara perusahaan mengadopsi teknologi. Dulu, perusahaan yang menentukan alat apa yang dipakai karyawan. Sekarang, karyawan yang minta.
Tren ini masih berlanjut. Banyak teknologi “ala konsumen” yang masuk ke tempat kerja. Bahkan, aplikasi bisnis pun mulai meniru desain dan kemudahan penggunaan aplikasi konsumen. Intinya, kemudahan penggunaan itu penting!
Generasi milenial, lebih dari generasi lainnya, suka dengan cara kerja “digital-first”. Mereka tumbuh dengan komputer, gadget, dan aplikasi. Jadi, mereka berharap alat kerja mereka sama bagus dan mudahnya dengan alat yang mereka pakai di rumah.
Transformasi digital membuat semua karyawan merasa “digital-first”. Sama seperti konsumen yang ingin terhubung dengan bisnis 24/7 lewat media sosial, karyawan juga ingin bisa bekerja sama, mengakses informasi, dan bekerja kapan saja dan di mana saja. Digitalisasi membantu karyawan jadi lebih berdaya.
Untuk Usaha Kecil, Manfaat Bisnis Digital Bisa Mengubah Segalanya
Digitalisasi bukan cuma penting untuk memenuhi harapan pelanggan dan memberdayakan karyawan. Tapi, juga membantu usaha kecil melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit. Dengan digital, semua data terpusat, pesan ke pelanggan lebih personal, dan karyawan bisa terhubung dari mana saja. Ini membuat tim kecil punya lebih banyak waktu untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan.
Bonusnya, kalau dari awal sudah digital, lebih mudah untuk mengembangkan sistem saat bisnis tumbuh.
Inovasi Digital Mengubah Industri
Bukan cuma karyawan yang diuntungkan dengan akses informasi yang mudah dan selalu ada. Mesin pun jadi lebih pintar. Kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), analisis cloud, dan sensor mengubah cara kerja di berbagai industri, mulai dari manufaktur sampai penelitian.
Contohnya banyak. AI dan IoT membuat produksi barang jadi lebih efisien. Proses manufaktur bisa menyesuaikan dengan permintaan konsumen. Perangkat lunak berbasis cloud memberikan gambaran langsung tentang logistik rantai pasokan. Analisis pengalaman pelanggan dengan machine learning membantu perencana produk, pemasar, dan pembuat anggaran. Semua inovasi ini mengubah cara kita berbisnis.
Kenapa Bisnis Perlu Transformasi di Era Digital?
Transformasi digital adalah transformasi bisnis. Ini didorong oleh keinginan untuk membuat pekerjaan lebih baik bagi semua orang, dari karyawan sampai pelanggan. Kalau pesaing Anda menggunakan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi produksi, memperluas distribusi, menciptakan tempat kerja yang lebih baik, dan meningkatkan pengalaman pelanggan, Anda juga harus melakukan hal yang sama.
Bagaimana transformasi digital terlihat dalam praktik? Mari kita lihat contoh inovasi digital dalam pemasaran, penjualan, dan layanan yang membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan memberdayakan karyawan di semua industri.
Contoh Transformasi Digital dalam Pemasaran
Tujuan utama transformasi digital dalam pemasaran adalah mendapatkan lebih banyak pelanggan dengan biaya lebih sedikit. Pemasaran digital yang hebat menghasilkan lebih banyak prospek berkualitas dan membantu Anda lebih dekat dengan semua pelanggan.
Perpindahan dari materi pemasaran analog ke digital memberikan dua manfaat utama. Pertama, materi digital lebih murah untuk diproduksi dan didistribusikan. Email, misalnya, jauh lebih murah daripada kampanye cetak dan kirim. Kedua, pemasaran digital membuka pintu untuk otomatisasi pemasaran, pelacakan analitik, dan dialog dengan pelanggan yang tidak mungkin dilakukan dengan cara analog.
Alih-alih merencanakan perjalanan yang sama untuk semua orang, pemasar dapat membangun perjalanan 1-to-1 yang mengamati perilaku pelanggan dan membentuk pengalaman di sepanjang jalan agar sesuai dengan setiap pembeli. Dan alih-alih mengandalkan insting dan perasaan, pemasar sekarang memiliki wawasan berbasis data untuk membantu membuat perjalanan tersebut.