(Business Lounge Journal – Global News)
Wendy’s, salah satu jaringan restoran cepat saji terbesar di dunia, baru saja mengumumkan serangkaian target keuangan dan strategi ekspansi menjelang pertemuan investor tahunan mereka. Menurut laporan The Wall Street Journal, perusahaan ini menargetkan penjualan global antara $17,5 miliar hingga $18 miliar pada tahun 2028. Selain itu, jumlah restoran Wendy’s diproyeksikan meningkat menjadi 8.100 hingga 8.300 unit dalam tiga tahun mendatang. Perusahaan juga memperkirakan EBITDA yang disesuaikan akan mencapai antara $650 juta hingga $700 juta pada periode tersebut.
Menurut Chief Financial Officer Wendy’s, Ken Cook, pertumbuhan ini akan didorong oleh investasi dalam pengembangan restoran baru serta penerapan teknologi yang lebih canggih. “Kami berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pelanggan, mitra waralaba, dan pemegang saham kami,” ujar Cook, dikutip dari The Wall Street Journal. Wendy’s berencana untuk meningkatkan pertumbuhan unit bersih tahunan sebesar 3% hingga 4%, dengan pertumbuhan penjualan diperkirakan mencapai 5% hingga 6% setiap tahunnya. Investasi besar dalam teknologi juga akan menjadi kunci utama untuk mendorong efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Berdasarkan laporan dari Business Insider, Wendy’s juga berencana menutup 140 restoran yang berkinerja kurang baik sebelum akhir tahun 2025. “Wendy’s akan menutup sekitar 140 restoran sebelum akhir tahun sebagai bagian dari strategi efisiensi operasional kami,” ujar seorang juru bicara Wendy’s, dikutip dari Business Insider. Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi perusahaan untuk mengoptimalkan jaringan restoran mereka. CEO Wendy’s, Kirk Tanner, menjelaskan bahwa meskipun ada penutupan gerai, Wendy’s tetap berfokus pada ekspansi dengan membuka lokasi-lokasi baru yang lebih menguntungkan dan strategis. “Kami telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap setiap restoran untuk mengidentifikasi gerai yang sudah usang dan memiliki tingkat profitabilitas rendah. Dengan demikian, pengurangan jumlah restoran yang tidak menguntungkan akan membantu Wendy’s meningkatkan margin keuntungan dan memperkuat daya saing kami di industri makanan cepat saji,” ujar Tanner, dikutip dari Business Insider.
Selain itu, CNBC melaporkan bahwa Wendy’s juga sedang mempertimbangkan berbagai inisiatif baru untuk meningkatkan pendapatan, termasuk kemungkinan ekspansi dalam layanan sarapan. Sejak Wendy’s meluncurkan menu sarapan beberapa tahun lalu, segmen ini terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan terhadap total penjualan perusahaan. Untuk lebih menarik pelanggan, Wendy’s telah memperkenalkan berbagai promosi dan paket harga terjangkau, yang dirancang untuk menarik segmen pelanggan yang lebih luas.
Sementara itu, AllRecipes melaporkan bahwa Wendy’s terus berinovasi dalam produk mereka guna meningkatkan daya saing di pasar makanan cepat saji. Salah satu upaya mereka adalah peluncuran kembali Frosty rasa salted caramel dan Mushroom Bacon Cheeseburger. Dengan menyesuaikan menu dengan tren pasar, Wendy’s berusaha mempertahankan daya tariknya di mata konsumen. Selain itu, Wendy’s juga gencar berinvestasi dalam teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, termasuk pengembangan aplikasi seluler dan layanan pemesanan online. Wendy’s telah memperkenalkan sistem pemesanan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membantu pelanggan mendapatkan rekomendasi menu yang sesuai dengan preferensi mereka.
Menurut laporan dari The New York Post, ekspansi Wendy’s tidak hanya terbatas di Amerika Serikat, tetapi juga mencakup pasar internasional. “Perusahaan ini menargetkan pembukaan antara 250 hingga 300 restoran baru secara global pada tahun 2025,” dikutip dari The New York Post. Dengan lebih dari 7.000 restoran di seluruh dunia, Wendy’s berupaya untuk terus memperluas jangkauannya di area dengan potensi pertumbuhan tinggi. Negara-negara seperti India, Filipina, dan Brasil menjadi target ekspansi utama karena permintaan yang terus meningkat untuk makanan cepat saji berkualitas tinggi. Menurut Forbes, Wendy’s telah menandatangani beberapa perjanjian waralaba dengan mitra lokal untuk memastikan pertumbuhan yang cepat dan efisien di pasar internasional.
Sejarah Wendy’s mencerminkan pertumbuhan yang konsisten sejak didirikan oleh Dave Thomas pada 15 November 1969 di Columbus, Ohio. Menurut Wikipedia, perusahaan ini dikenal dengan hamburger berbentuk persegi, kentang goreng dengan garam laut, dan es krim lembut bernama Frosty. Filosofi yang dipegang oleh Dave Thomas adalah menyediakan makanan berkualitas tinggi dengan layanan yang cepat dan ramah. Berkat komitmen ini, Wendy’s telah berkembang menjadi jaringan restoran hamburger cepat saji terbesar ketiga di dunia setelah McDonald’s dan Burger King. Dalam beberapa dekade terakhir, Wendy’s juga mulai memperluas konsep restoran mereka dengan desain yang lebih modern dan ramah lingkungan, seperti restoran dengan konsumsi energi rendah dan pengurangan limbah plastik dalam operasionalnya.
Menurut laporan dari Bloomberg, strategi Wendy’s dalam memperkuat loyalitas pelanggan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka. Perusahaan ini telah memperkenalkan program loyalitas digital yang memberikan berbagai insentif bagi pelanggan tetap. Dengan sistem ini, pelanggan bisa mendapatkan poin setiap kali mereka melakukan transaksi, yang nantinya dapat ditukarkan dengan makanan gratis atau diskon khusus. “Kami ingin meningkatkan keterlibatan pelanggan dengan sistem penghargaan yang menarik, sehingga mereka lebih sering kembali ke restoran kami,” ujar seorang eksekutif Wendy’s, dikutip dari Bloomberg.
Di tengah persaingan ketat dalam industri makanan cepat saji, Wendy’s terus berupaya memperkuat posisinya dengan strategi pertumbuhan yang ambisius dan inovasi produk yang menarik. Dengan kombinasi strategi keuangan yang solid, efisiensi operasional, serta ekspansi global yang agresif, Wendy’s menunjukkan kesiapan untuk menghadapi tantangan industri dan mempertahankan posisinya di pasar yang semakin kompetitif. Dengan berbagai inovasi dan strategi baru, Wendy’s berharap dapat mencapai tujuan mereka untuk menjadi pemain utama dalam industri makanan cepat saji di tingkat global. Keberhasilan strategi ini akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk terus beradaptasi dengan tren pasar dan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.