(Business Lounge Journal – Global News)
Amazon menjadi raksasa teknologi terbaru yang mengumumkan rencana pengeluaran besar-besaran untuk kecerdasan buatan (AI), mengikuti jejak Google, Meta, dan Microsoft. CEO Amazon, Andy Jassy, menyatakan pada hari Kamis lalu bahwa belanja modal perusahaan mencapai $26,3 miliar pada kuartal terakhir, jumlah yang dianggap sebagai representasi wajar dari anggaran tahun 2025. Jika tren ini berlanjut, Amazon diperkirakan akan menghabiskan lebih dari $100 miliar tahun ini, sebagian besar dialokasikan untuk layanan AI dan infrastruktur teknologi.
“Sebagian besar belanja modal ini digunakan untuk AI di Amazon Web Services (AWS),” kata Jassy, menambahkan bahwa pengeluaran ini merupakan “tanda positif” bagi AWS. “Kami percaya hampir setiap aplikasi yang ada saat ini akan didesain ulang dengan AI di dalamnya, dengan inferensi sebagai elemen inti, seperti halnya komputasi, penyimpanan, dan basis data.”
Amazon telah memperkenalkan berbagai produk berbasis AI serta berinvestasi besar dalam Anthropic, sebuah startup yang didirikan oleh mantan staf OpenAI. Pada Desember lalu, Amazon meluncurkan chip pelatihan AI mereka sendiri, Trainium3, yang diperkirakan tersedia pada akhir 2025.
Persaingan Investasi AI di Kalangan Raksasa Teknologi
Amazon bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang berencana mengeluarkan miliaran dolar untuk AI tahun ini, mengingat tingginya permintaan.
Microsoft, pada awal Januari, mengumumkan rencana investasi $80 miliar untuk pusat data AI di tahun fiskal 2025, yang berakhir pada 30 Juni. Pusat data ini akan digunakan untuk melatih dan menerapkan model AI serta aplikasi berbasis cloud. Lebih dari separuh investasi ini akan difokuskan di AS, menurut Presiden Microsoft, Brad Smith.
“Saat kita melihat ke masa depan, jelas bahwa kecerdasan buatan akan menjadi teknologi tujuan umum (General-Purpose Technology) yang mengubah dunia,” kata Smith dalam sebuah pernyataan. “AI berpotensi mendorong inovasi dan meningkatkan produktivitas di setiap sektor ekonomi.”
Sementara itu, CEO Meta Platforms, Mark Zuckerberg, mengumumkan dalam sebuah unggahan blog bahwa perusahaannya akan mengalokasikan antara $60 miliar hingga $65 miliar untuk belanja modal AI tahun ini. Zuckerberg menegaskan bahwa model Llama 4 Meta diprediksi akan menjadi model AI paling canggih tahun ini, serta mengembangkan “insinyur AI” yang mampu menyumbangkan lebih banyak kode dalam penelitian dan pengembangan perusahaan.
Google, melalui induk perusahaannya Alphabet, juga berencana menginvestasikan $75 miliar dalam AI tahun ini, meningkat 29% lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh analis Wall Street. CEO Google, Sundar Pichai, menekankan bahwa “biaya penggunaan AI akan terus menurun, yang akan membuat lebih banyak kasus penggunaan menjadi mungkin,” seraya menambahkan bahwa Google berinvestasi besar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Selain itu, OpenAI bulan lalu mengumumkan proyek infrastruktur AI bernama Stargate senilai $500 miliar, yang didukung oleh SoftBank dan Oracle. Investasi ini akan didistribusikan selama empat tahun ke depan.
Keberhasilan DeepSeek dan Tantangan bagi Raksasa Teknologi
Namun, lonjakan besar pengeluaran AI ini dipertanyakan setelah startup China, DeepSeek, mengklaim bahwa mereka hanya menghabiskan $5,6 juta untuk melatih dan mengembangkan model AI yang mampu bersaing dengan model buatan OpenAI dan Meta. Kabar ini menyebabkan saham teknologi mengalami penurunan tajam, dengan Nvidia mencatatkan penurunan nilai pasar terbesar dalam sejarah dalam satu hari.
Meski demikian, beberapa pemimpin teknologi mempertanyakan keabsahan klaim DeepSeek. Meta dikabarkan telah membentuk “ruang perang” untuk menyelidiki model AI tersebut, sementara Microsoft sedang menyelidiki apakah DeepSeek memiliki akses ke teknologi OpenAI.
Persaingan dalam pengembangan AI semakin ketat, dan raksasa teknologi terus berinvestasi dalam skala besar untuk tetap berada di garis depan inovasi. Dengan tren ini, masa depan AI diperkirakan akan semakin berpengaruh dalam berbagai sektor industri.