(Business Lounge Journal – Global News)
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas, dengan dampak yang meluas ke berbagai sektor industri dan perusahaan global. Tiongkok, sebagai respons terhadap tarif AS, tidak hanya menargetkan impor secara umum, tetapi juga memilih perusahaan-perusahaan besar sebagai sasaran tekanan.
Google Menjadi Korban Pertama
Raksasa teknologi Google menjadi perusahaan pertama yang merasakan dampak langsung dari perang dagang ini. Tepat setelah AS mengenakan tarif 10% untuk semua impor dari Tiongkok, Badan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) Tiongkok mengumumkan investigasi terhadap Google atas dugaan pelanggaran undang-undang anti-monopoli. Investigasi ini dapat berujung pada denda atau sanksi lainnya.
Meskipun Google telah menarik mesin pencarinya dari Tiongkok daratan pada tahun 2010 karena masalah sensor, perusahaan ini masih memiliki hubungan bisnis yang signifikan di Tiongkok, terutama melalui sistem operasi Android yang digunakan oleh banyak produsen ponsel Tiongkok. Pada tahun 2023, 17% penjualan global Google berasal dari wilayah Asia-Pasifik.
Perusahaan Lain Menyusul
Selain Google, beberapa perusahaan lain juga menghadapi penyelidikan atau potensi sanksi dari Tiongkok:
- Nvidia: Perusahaan semikonduktor ini sedang diselidiki terkait akuisisi Mellanox Technologies senilai $6,9 miliar.
- PVH Corp (Calvin Klein dan Tommy Hilfiger) dan Illumina: Kedua perusahaan ini dimasukkan ke dalam daftar “entitas tidak dapat diandalkan” Tiongkok, yang berpotensi mengakibatkan sanksi perdagangan. Illumina, perusahaan bioteknologi, melaporkan pendapatan $384 juta di wilayah Tiongkok Raya pada tahun 2023. Sementara itu, PVH mencatat pendapatan $1,6 miliar dari wilayah Asia-Pasifik pada tahun yang sama.
- Intel: Raksasa teknologi ini juga dilaporkan sedang dalam radar regulator Tiongkok dan menghadapi potensi penyelidikan.
Isu Xinjiang dan PVH
PVH, pemilik merek fashion Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, juga terseret dalam isu terkait wilayah Xinjiang. Kementerian Perdagangan Tiongkok menuduh PVH terlibat dalam perilaku “tidak pantas” terkait wilayah tersebut, tempat minoritas Muslim Uighur tinggal. Sebelumnya, PVH juga dituduh melakukan boikot terhadap kapas Xinjiang.
PVH membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka selalu mematuhi peraturan dan standar industri. Perusahaan ini juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini.
Tarif dan Kontrol Ekspor Baru
Sebagai bagian dari responsnya terhadap perang dagang, Tiongkok juga mengumumkan tarif baru untuk impor AS, termasuk batu bara, gas alam cair, minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil tertentu. Selain itu, Tiongkok juga berencana memberlakukan kontrol ekspor untuk barang dan teknologi terkait mineral kritis.
Dampak Luas dan Kompleks
Perang dagang AS-Tiongkok tidak hanya berdampak pada perusahaan-perusahaan yang disebutkan di atas, tetapi juga memiliki konsekuensi yang lebih luas terhadap ekonomi global. Gangguan rantai pasokan, peningkatan biaya produksi, dan ketidakpastian bisnis adalah beberapa dampak yang mungkin timbul akibat perang dagang ini.