Nvidia Meroket Ungguli Google dan Amazon

(Business Lounge Journal – Global News)

Jika Anda mengikuti perkembangan teknologi, maka Nvidia sudah tidak asing lagi bagi Anda bahkan Nvidia kian kuat berkumandang di antara perusahaan-perusahaan teknologi saat ini. Karena nyatanya perusahaan yang berfokus pada chip komputer grafis ini telah berhasil mengungguli dua raksasa teknologi dunia, yaitu Amazon dan Alphabet (induk Google). Ini adalah pertama kali terjadi bagi Nvidia dalam dua dekade terakhir, seperti ditulis oleh Reuters.

Hal ini pun membawa Nvidia menjadi perusahaan termahal ke-4 di dunia. Tetapi masih di bawah Microsoft (USD 3,04 triliun), Apple (USD 2,4 triliun), dan Saudi Aramco seperti dikutip dari The Verge. Lalu mengapa nama Nvidia terus melonjak? Kecerdasan buatan (AI) pun menjadi jawabannya.

Kabar baiknya Nvidia berhasil meraih 80 persen pasar chip AI di kelas atas. Hal ini mendorong harga saham sehingga naik dengan cepat diangka 47 persen pada tahun ini, bahkan ada kenaikkan tiga kali lipat disepanjang tahun 2023 tahun lalu.

Reuters mengabarkan bahwa Nvidia jadi penerima manfaat utama dalam perlombaan perusahaan teknologi yang didalamnya memasukkan unsur Artificial Intelligence (AI) dalam produk mereka. Dalam 2 tahun belakangan ini, teknologi AI atau teknologi kecerdasan buatan memang telah menjadi primadona bagi banyak perusahaan teknologi. China dan Amerika banyak bersaing untuk mendominasi teknologi AI dan Nvidia menjadi salah satu perusahaan yang sangat penting untuk mengamankan posisi AS sebagai raja teknologi AI di seluruh dunia.

AS sendiri telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menghambat berkembangnya teknlogi AI milik China. Salah satunya dengan cara memblokir akses chip dan juga alat pembuat chip yang canggih punya AS dan negara sekutu ke China.

Lagi menurut Reuters, laporan kuartalan Nvidia menjadi laporan yang paling diperhatikan di Wall Street. Karena jika laporan tersebut tidak baik, maka dapat dipastikan bahwa ini akan menjadi sebuah mimpi buruk bagi perusahaan teknologi dan juga dapat melemahkan reli AI.

CEO Longbow Aset Management, Jake Dollarhide berpendapat, “Pasar mengakui Nvidia sebagai raja AI. Tetapi jika laporan Nvidia buruk, atau tidak melebihi ekspektasi investor, sehingga produk terjual 20% atau 30% dalam satu sesi setelah jam kerja”.

Pendapatan kuartal fiskal Nvidia pada bulan lalu dikabarkan meningkat hingga lebih dari tiga kali lipat (menjadi US$20,37 miliar atau setara dengan Rp 318,4 triliun). Hal ini seperti diprediksi oleh para analis dengan alasan – sesuai data LSEG – adanya permintaan chip AI kelas atas.

Untuk laba bersih yang disesuaikan diperkirakan US$11,38 miliar (Rp 177,8 triliun). Angka tersebut melonjak lebih dari 400%.

Photo by Resul Kaya