WSJ: Gen Z Perlu Belajar Berinteraksi untuk Masuki Dunia Kerja

(Business Lounge Journal – News and Insight)

The Wall Street Journal merilis sebuah report dengan sebuah kalimat “New Grads Have No Idea How to Behave in the Office. Help Is on the Way.” Tidak hanya itu, WSJ juga menuliskan supaya Gen-Z mengambil kursus tentang cara menulis email serta mempelajari apa yang harus dikenakan di kantor.

Seperti kita ketahui, mereka yang baru saja menamatkan kuliah mereka adalah generasi yang telah menghabiskan 3 tahun terakhir mereka dengan mengikuti kelas virtual. Bahkan mereka pun mengikuti kewajiban mereka untuk magang secara jarak jauh. Karena itu, mereka benar-benar harus membuka diri dan membuka wawasan mereka sehingga mereka tahu bagaimana cara berdiskusi di kantor, bagaimana cara berbicara dengan teman sebaya, dengan atasan, atau dengan pelanggan.

WSJ juga melaporkan bagaimana beberapa perusahaan dan universitas sudah mulai menawarkan pelatihan untuk membantu karyawan yang adalah Generasi Z untuk beradaptasi di kantor. Misalnya, KPMG yang menawarkan pelatihan pengantar bagi karyawan baru. Pelatihan pengantar ini mencakup cara berbicara dengan orang lain secara langsung. Kemudian beberapa hal lainnya yang dibahas adalah mengenai bagaimana kontak mata yang sesuai dan jeda dalam percakapan, demikian seperti dikatakan Vice Chair of Talent and Culture, Sandy Torchia kepada WSJ. Deloitte dan PwC juga mulai menawarkan pelatihan serupa pada awal tahun ini, demikian seperti dilaporkan oleh Financial Times pada bulan lalu.

Demikian pula, perusahaan konsultan Proviti mengatakan telah memperluas pelatihannya untuk karyawan baru selama pandemi dengan memasukan serangkaian pertemuan virtual yang berfokus pada masalah seperti bagaimana melakukan percakapan yang otentik, demikian dirilis WSJ. Scott Redfearn sebagai executive vice president of global human resources juga mengatakan bahwa penting bagi perusahaan untuk mengingatkan karyawan mereka yang baru untuk tidak mengenakan pakaian kasual seperti jeans biru yang berlubang.

Sebenarnya setiap generasi menghadapi semacam kesenjangan budaya ketika memasuki dunia kerja. Sehingga mereka harus mempelajari kembali seperti apa yang memenuhi syarat sebagai pakaian bisnis. Atau, bagaimana cara menggunakan teknologi dan media sosial dengan tepat. Lalu, bagaimana menyesuaikan diri dengan kebiasaan sosial perusahaan yang selalu berubah.

Apa yang terjadi pada Gen Z dan Generasi Milenial ketika mereka memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya, sebenarnya juga terjadi ketika Gen X juga memasuki dunia kerja.

Dibutuhkan Peran Serta Perusahaan

Sekarang pihak management harus menyadari bahwa inilah yang saat ini dialami para lulusan baru. Lalu, apakah pihak management hanya berikap pasif? Justru pihak management harus menyadari bahwa diperlukan bantuan perusahaan untuk mengedukasi par pekerja baru tentang beberapa hal yang tidak mereka mengerti.

Demikian seperti dikatakan oleh Director of career management, Michigan State University, Marla McGraw bahwa perusahaan harus secara langsung memberi tahu karyawan baru tentang apa yang harus mereka kenakan selama di kantor serta bagaimana berperilaku di kantor. Di satu sisi, perguruan tinggi membutuhkan tindakan dari jurusan bisnisnya untuk mengadakan kelas soft skill serta bagaimana membangun hubungan antara individu.

Tidak bisa dianggap sepele, namun generasi yang segera memasuki dunia kerja sekarang ini memang membutuhkan bantuan. Hal yang sama juga dikatakan oleh Helen Hughes, Associate Professor Leeds University Business School seperti yang pernah dirilis oleh BBC, bahwa generasi muda penting untuk memahami norma, nilai, dan etiket. Misalnya saja siapa yang harus Anda hubungi? Bagaimana cara menghubungi mereka? Apakah beberapa orang ada di luar batas?

Ya, teknologi memang sudah berkembang dengan sangat luar biasa. Namun demikian, berinteraksi dengan sesama individu tidak dapat dilewatkan begitu saja. Inilah yang harus dipahami oleh generasi muda saat ini yang akan segera memasuki dunia kerja.