(Business Lounge – Global News) Jumlah ikan di lautan telah jauh menurun hingga 50% sejak tahun 1970, bahkan akan terus menurun hingga di ambang kehancuran,demikian diungkapan WWF International pada Rabu (16/9). Hal ini dikarenakan adanya penangkapan ikan yang berlebihan serta beberapa ancaman lainnya, demikian seperti dilansir oleh Reuters.
Bahkan populasi ikan-ikan komersial, seperti kelompok ikan tuna, mackerel, dan bonito, telah berkurang hingga hampir 75 persen, demikian menurut sebuah studi yang dilakukan oleh World Wildlife Fund (WWF) dan Zoological Society of London (ZSL) seperti dilansir oleh Reuters.
Marco Lambertini, Dirjen WWF International, mengatakan kepada Reuters adanya kesalahan pengurusan akan mendorong ke “jurang kehancuran”. “Adanya penurunan yang besar dalam spesies yang kritis”, baik untuk ekosistem laut dan keamanan pangan bagi miliaran orang, demikian dikatakannya. “Laut memang cukup tangguh tapi ada batasnya.”
Laporan itu juga mengatakan bahwa populasi ikan, mamalia laut, burung, dan reptil telah berkurang 49 persen antara tahun 1970 dan 2012. Untuk ikan saja, penurunan itu hingga 50 persen. Disebutkan bahwa terdaftar 5.829 populasi dari 1.234 spesies, seperti anjing laut, kura-kura, lumba-lumba dan hiu. Dikatakan bahwa jumlahnya hampir berkurang setengah dibandingkan studi masa lalu.
“Laporan ini menunjukkan bahwa miliaran hewan telah hilang dari dunia lautan sepanjangn hidup saya sendiri,” demikian dikatakan Ken Norris, direktur sains di ZSL dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh Reuters. “Ini adalah warisan yang mengerikan dan berbahaya yang ditinggalkan untuk anak cucu kita.”
Kerusakan terumbu karang dan mangrove, yang merupakan tempat pembibitan bagi banyak ikan, menambah masalah yang dipimpin oleh penangkapan ikan berlebihan. Ancaman lainnya meliputi pembangunan pesisir, polusi, dan perubahan iklim, yang meningkatkan suhu dan membuat air lebih asam.
Penelitian mengatakan armada penangkapan ikan di dunia terlalu besar dan didukung oleh subsidi sebesar USD 14 sampai – 35 milyar untuk satu tahun.
Akhir bulan ini, diharapkan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB yang baru dapat diadopsi banyak negara termasuk mengakhiri over-fishing dan praktek penangkapan ikan yang merusak pada tahun 2020 dan memulihkan stok yang ada “dalam waktu singkat layak.”
Penutupan lahan perikanan dan menindak illegal fishing memberi kesempatan untuk memulihkan stok, demikian dikatakan Lambertini. Beberapa alasan, seperti yang diberlakukan di Fiji, telah dihidupkan kembali oleh perlindungan yang lebih kuat.
Dunia tangkapan ikan laut berkurang menjadi 79,7 juta ton pada 2012 dari 82,6 juta pada tahun 2011, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Menjaga lautan dapat membantu pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keamanan pangan, demikian dikatakannya lagi.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara