(Business Lounge Journal – Art)
Sebuah pameran tunggal dari Aditya Novali sedang berlangsung di ROH. Secara unik, pameran tunggal pertama Aditya Novali ini diberi judul New Obsolescence: ADITYAVOVALI. New Obsolence sebenarnya memiliki makna yang kontradiktif. Sebuah kata yang bermakna usang dimaknai sebagai yang baru. Sedangkan bagian kedua, ADITYAVOVALI, merujuk pada kesalah-penulisan nama Novali pada kredit pembuka video.
Dalam pameran ini dibedah sebuah arsip video pada rekaman kaset Betamax tanggal 17 Juni 1989. Arsip video ini menampilkan pertunjukkan Novali serta dua kelompok penampil lainnya yang mempertunjukkan penampilan wayang tunggal di Istana Negara di hadapan tamu kenegaraan.
Secara unik, melalui video yang direkam dalam kaset Betamax ini maka ditelusurilah akar estetika Novali. Penelusuran ini kemudian mencoba untuk membawa auidiens pada banyak hal terkait seperti, situasi geopolitik Indonesia yang kompleks, jejak-jejak peninggalan kolonial, sampai situasi sosial yang kompleks pada masa itu.
Rekaman betamax tersebut dimulai dengan sebuah pembuka yang memperkenalkan daftar penampil yang akan muncul dan menjadi fokus video. Pembukaan yang berupa suara anak laki-laki asal Austria dan seorang dalang cilik yang menjadi menarik karena menyebut dengan Adityavovali.
Bagian pembukaan ini rupanya mengandung dua komponen janggal. Pertama, penulisan nama Aditya Novali yang salah. Kedua, bagaimana pertunjukan orkestra angklung yang tampil sebelum Novali malah tidak disebutkan. Rekaman yang berjalan beberapa detik, membuat kita memahami bagaimana memori manusia kerap tak presisi. Adanya kesalahan ingatan tentang masa lampau muncul dari waktu ke waktu tanpa ada lagi hal-hal yang justru penting.
Aditya Novali pun merangkai karya seninya mulai dari tangkapan dari kredit video, keseluruhan rekaman, hingga galat layar (glitch). Semuanya dipadukan ke dalam kerangka lukisan rotatable, medium yang khas dengan Novali.
Sepasang lukisan bernuansa kehijauan merekonfigurasi tatanan provinsi yang membentuk Indonesia pada 1989. Hal ini menuntun para penikmat seni pada konteks waktu di masa itu. Karya tersebut mengantar audiens pada Galeri Apple, yang telah dipulas biru. Warna ini kerap mendominasi layar video. Uniknya juga, warna ini muncul dalam nada warna biru Prussia pada kebaya yang dikenakan para tamu agung wanita.
Sebanyak empat layar monitor disusun untuk memutar rekaman video asli. Dimulai dari beberapa titik waktu yang berbeda, memancarkan apa yang tersisa dari arsip suara pertunjukkan yang terekam pada kaset Betamax. Kemudian, Galeri Orange menampilkan berbagai seri lukisan – lukisan abstrak yang menunjukan sejumlah adegan pertunjukan di istana, mengurai tatanan panggung, lampu gantung, karpet, peta nasional, hingga para tamu undangan dan busana yang dikenakan. Hal ini menandai kembalinya distorsi memori akan pertunjukan pada waktu itu ke ruang galeri berdinding abu-abu.
Diana Campbell bertindak selaku kurator pada New Obsolescence: ADITYAVOVALI.
Pameran ini dibuka untuk umum mulai dari 15 Maret hingga 7 Mei 2023. Dengan harapan akan merekatkan kembali salah satu momen paling berkesan dalam kehidupan pribadi sang seniman dan menyusunnya kembali dari kepingan yang dianggapnya tidak sepenuhnya tepat.