Presiden Jokowi: Ambil Pelajaran dari Beberapa Negara di Amerika Latin!

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Dalam pidato yang dibawakan Presiden Jokowi pada CEO Forum yang ke-13 di Istana Negara Jakarta, Presiden mengajak untuk mempelajari apa yang terjadi pada beberapa negara yang terletak di Amerika Latin. Tanpa menyebutkan nama-nama negara tersebut, Presiden Jokowi menerangkan apa yang telah dipelajarinya dari negara-negara di Amerika tersebut.

Negara-negara tesebut sebenarnya sejak tahun 1950-an – 1960-an telah menyatakan keterbukaan ekonomi mereka. Ketika itu, mereka telah sampai pada tingkat negara berpendapatan menengah atau negara berkembang. Namun 50 tahun hingga 7o tahun berlalu, mereka tetap berada pada ketegori negara berkembang hingga hari ini.

Apa yang salah?

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa amat sangat disayangkan bahwa negara-negara tersebut memiliki pengertian yang keliru terhadap apa itu sebuah keterbukaan ekonomi. Ya, mereka memang telah membuka diri seluas-luasnya untuk investor. Keterbukaan ini pun membuat para investor beramai-ramai masuk.

Namun pada kenyataannya, para investor hanya datang untuk menjadikan negara-negara di Amerika Latin tersebut menjadi salah satu cabang untuk bisnis mereka. Negara-negara tersebut tidak berhasil membuat para investor memiliki ketergantungan tingkat tinggi kepada negara-negara Amerika Latin tersebut.

Presiden Jokowi menerangkan,”Banyak investor masuk, tetapi (negara-negara tersebut) hanya menjadi cabang. Ekonominya tumbuh, tetapi hanya menjadi cabang. Negara-negara itu tidak membuat produk-produk yang menjadikan negara-negara lain bergantung. Sehingga ini (produk-produk mereka) tidak masuk ke Global Supply change.”

Jadi apa yang harus dilakukan?

Sebuah keterbukaan ekonomi haruslah diikuti dengan strategi yang membuat negara lain tergantung pada negara tersebut. Hindari hanya dijadikan cabang oleh investor seperti yang terjadi di Amerika Latin. Mereka membuka diri bagi investor sendirian. Alhasil, bertahun-tahun mereka menikmati teknologi yang dibawa oleh para investor. Namun tidak ada transfer knowledge sehingga negara-negara tesebut tidak berhasil membuat para investor memiliki ketergantungan pada mereka.

Karena itu Presiden Jokowi menjelaskan bahwa apa yang dilakukan pemerintah saat ini adalah membuat sebuah ekosistem terlebih dahulu. Dari ekosistem yang satu ke ekosistem selanjutnya. Begitu terus menerus. Salah satu yang saat ini sedang menjadi fokus utama adalah membangun ekosistem besar untuk dapat mengintegrasikan bukan hanya urusan mobil listrik atau Electric Vehicle saja, namun semua yang terkair dengan EV tersebut.

Maka akan dibangun industri-industri lainnya mulai dari baterai hingga badan kendaraan.

Dengan demikian diharapkan Indonesia akan terus berkembang dan menjadi semakin besar.