(Business Lounge Journal – Medicine)
The Lancet Journal pada 10 Agustus 2022 mempublikasikan hasil studi sekelompok peneliti mengenai Monkeypox atau Cacar Monyet. Penyakit yang sebenarnya bukan penyakit baru ini memang banyak menyebar di Eropa dan Amerika Serikat. WHO menyatakan cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat pada 23 Juli 2022.
Virus pox menular pada manusia melalui kontak dekat dengan lepuhan, cairan tubuh, dan tetesan pernapasan/droplet dari orang atau hewan yang terinfeksi. Kemungkinan penularan secara seksual sedang terus diselidiki, karena wabah saat ini tampaknya terkonsentrasi pada pria yang melakukan hubungan seks sesama jenis dan telah dikaitkan dengan lesi anal dan genital yang tidak terduga. The Lancet menjelaskan kasus pertama seekor anjing dengan infeksi virus Monkeypox yang dikonfirmasi yang mungkin didapat melalui penularan dari manusia. Apakah kucing dan anjing peliharaan bisa menjadi vektor virus Monkeypox? Hingga kini hal ini tidak diketahui.
Seekor anjing peliharaan dari pasangan pria homoseksual telah dikonfirmasi positif terkena cacar monyet di Prancis dalam apa yang diyakini sebagai kasus pertama yang tercatat dari penularan infeksi dari manusia ke anjing. Tuan pemilik anjing ini adalah pria berusia 44 dan 27 tahun yang memiliki gejala di kulit dubur diikuti oleh ruam berisi cairan nanah pada wajah, telinga, kaki dan punggung.
Setelah 12 hari sejak timbulnya gejala, anjing greyhound Italia jantan berusia empat tahun yang sebelumnya tidak memiliki kelainan medis ternyata menunjukkan lesi di kulitnya dan segera dinyatakan positif terkena virus monkeypox juga setelah dilakukan swab anal dan oral. Para pria tersebut memang diketahui tidur bersama dengan anjing itu.
Studi yang dilaporkan ini memberikan hipotesis penyakit monkeypox ini nyata terjadi pada anjing, “Temuan kami harus memicu perdebatan tentang perlunya mengisolasi hewan peliharaan dari individu yang positif virus monkeypox.”, demikian penjelasan studi tersebut. Studi ini menyerukan penyelidikan lebih lanjut ke dalam penularan sekunder cacar monyet melalui hewan peliharaan.
Dalam studi tersebut, dijelaskan telah terjadi di Prancis sendiri telah terjadi lebih dari 1700 kasus monkeypox, yang terutama terkonsentrasi di Paris dan sejauh ini para peneliti menemukan bahwa hanya hewan liar seperti primata dan hewan pengerat seperti tikus yang ditemukan membawa virus monkeypox di negara-negara endemik. Di Amerika Serikat, penularan pada anjing padang rumput juga telah didokumentasikan.
Di Eropa, primata penangkaran yang melakukan kontak dengan hewan impor yang terinfeksi telah ditemukan dengan virus tersebut. Namun, infeksi cacar monyet di antara hewan peliharaan seperti kucing dan anjing “tidak pernah dilaporkan,” kata penelitian tersebut.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), manusia yang terinfeksi dapat menyebarkan virus cacar monyet ke hewan dengan berbagi area tidur, berbagi makanan, membelai, memeluk, mencium, berpelukan, dan menjilat. Sebaliknya hewan yang terinfeksi juga dapat menyebarkan virus ke manusia. Pada akhir Mei, Badan Keamanan Kesehatan Inggris memperingatkan pasien cacar monyet untuk menghindari kontak dengan hewan peliharaan mereka selama 21 hari.
Profesor Lawrence Young, seorang ahli virologi di University of Warwick, menyatakan kekhawatirannya bahwa virus itu bisa masuk ke hewan peliharaan dan hewan peliharaan menularkan lagi kepada manusia. “Jika Anda tidak hati-hati, Anda mungkin membuat reservoir hewan untuk penyakit yang dapat menyebabkannya menyebar kembali ke manusia, dan kita akan berada dalam lingkaran infeksi.” demikian jelasnya pada BBC.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia bukan merupakan negara endemik Monkeypox. Walau dicurigai 9 kasus sebelumnya diduga Monkeypox namun tidak terbukti. Pemerintah Indonesia sendiri terus meningkatkan kewaspadaan.
Untuk pencegahan, masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun/alkohol, menggunakan masker serta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).