Budaya Gen-Z Berpendapat

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Pendapat para Gen Z sudah tidak dapat lagi diabaikan. Rentang usia mereka yang mencapai 24 tahun telah membawa mereka memasuki kedewasaan untuk berpendapat. Jakpat, sebuah aplikasi untuk berjajak pendapat, membuat sebuah survei pada 902 responden untuk mengetahui bagaimana kebiasaan Gen Z untuk mengekspresikan pendapatnya.

Sejumlah 56% persen dari responden berusia 20-24 tahun, sedangkan sisanya berusia 15-19 tahun. Selain itu 42% responden bermukim di Jawa Barat dan 25% berdomisili di DKI Jakarta. Selebihnya berdomisili di Banten, DIY, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Sosial Media ajang Tempat Berpendapat

Seperti dugaan, media sosial akan menempati tempat teratas sebagai ajang para Gen Z curhat (76%). Hal ini memang sudah dapat ditebak seiring dengan maraknya aktifitas di media sosial. Namun kedua tertinggi yang patut diacungkan jempol adalah bagaimana para Gen Z suka untuk berdiskusi dengan komunitasnya (41%), dengan kelompok yang mewadahinya. Untuk hal ini, Gen Z memang memiliki perbedaan dengan generasi sebelumnya bagaimana Gen Z masih memiliki kesukaan untuk bersosialisasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Ya, teknologi memang bisa membuat individu menjadi begitu ‘ansos’ – anti sosial, tetapi sebaliknya, teknologi juga bisa menjadi fasilitas untuk individu dapat menjadi mahluk sosial yang sesungguhnya.

Hal menariknya lagi adalah penggunaan hashtag, ini memang suatu yang unik dan yang memang baru saja booming pada generasi ini. Bagaimana para pengguna media sosial mencari kata-kata yang unik, menarik untuk menjadi inti dari berita yang hendak mereka populerkan.

Hal yang unik lainnya adalah bagaimana mereka menyukai sesuatu yang visual: seperti meme (23%) juga video di youtube (11%). Tidak perlu banyak perkataan, hanya melalui gambar, maka publik sudah dapat mengetahui apa yang hedak disampaikan para Gen Z. Meme juga termasuk yang populer pada masa sekarang ini dan bisa menjadi obyek yang diburu oleh para pemburu meme. Seakan kurang ‘gaul’ jika tidak mengetahui meme terbaru.

Mengapa Sosial Media?

Para Gen Z memilih sosial media, sebab media ini sangat mudah diakses dan dapat dilihat oleh banyak orang. Berdasarkan hasil riset  Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Jadi sudah dapat dibayangkan seberapa familiar Gen Z dengan media sosial.

Instagram telah menjadi sosial media yang paling dipilih oleh 726 responden. Namun jika secara gender, Instagram lebih banyak dipilih oleh responden wanita untuk berpendapat (76%), sedangkan responden pria lebih memilih Facebook (76%). Sedangkan twitter mengambil tempat kedua bagi responden wanita(56%), namun menempati posisi ketiga bagi para responden pria (29%).

Gen Z memang agak berbeda dari Gen Y, sebab mereka ada pada masa teknologi sangat berkembang pesat, sedangkan rata-rata mereka dibesarkan oleh Gen X, yang masih memiliki banyak karakter ‘asli’ orang Indonesia yang identik dengan musyawarah dan mufakat.

Nova Andi/VMN/BLJ
Editor: Ruth Berliana