(Business Lounge Journal – News & Insight)
Nasionalisme adalah “nafas” dari sebuah kemajuan bangsa, rasa kebersamaan, kesatuan perjuangan untuk memajukan bangsa. Bila nasionalisme mulai pudar maka nafas ini mulai lemah dan sebuah bangsa yang gagah sekalipun akan menjadi retak dan luruh.
Pada hari Minggu (11/02/219) di Istora Senayan dalam acara Alumni SMA BerSatu, lagu “Kebyar Kebyar” dinyanyikan oleh sekitar 14.000 peserta yang hadir dan diiringi oleh belasan pemain guitar dengan hentakan drum yang ditabuh secara energik oleh Sandy PAS Band. Lagu ini berkumandang melalui dentingan guitar yang melengking bagaikan jeritan hati dan dentuman drum seperti detak jantung yang menggelora sebagai tumpahan rasa cinta bagi bangsa Indonesia.
Dimanapun lagu ini dikumandangkan selalu saja membangkitkan cinta pada bangsa dan nasionalisme, lagu ini diciptakan pada era 80-an oleh Soedjarwoto Soemarsono atau lebih dikenal sebagai GOMBLOH. Pada era tersebut sebagian besar lagu membawa tema “Nafas Cinta” yang melankolis dan cengeng, tetapi seniman legendaris ini mendobrak suasana “cengeng” tersebut dengan sebuah gelora cinta bangsa melalui lagu patriotisme.
Pada era Orde Baru kebebasan berbicara dan menyampaikan pendapat sangat dibatasi oleh pemerintah, namun arek-arek Suroboyo tetap memiliki jiwa patriotisme sekalipun tidak lagi di zaman perjuangan kemerdekaan melawan penjajah, rasa patriotisme itu salah satunya terekspresi dengan terciptanya lagu Kebyar Kebyar.
Nafas Bangsa
Nasionalisme adalah “nafas” dari sebuah kemajuan bangsa, rasa kebersamaan, kesatuan perjuangan untuk memajukan bangsa. Bila nasionalisme mulai pudar maka nafas ini mulai lemah dan sebuah bangsa yang gagah sekalipun akan menjadi retak dan luruh.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, rasa nasionalisme bangkit dipicu rasa senasib, sependeritaan dan semangat untuk mengusir penjajah. Nasionalisme menjadi sangat ampuh karena mampu menyatukan berbagai perbedaan dalam unsur bangsa ini menjadi kesatuan tujuan, saling mengisi untuk berjuang melawan penjajah.
Bagaimana dengan nasionalisme sekarang ?
Tantangan terbesar sekarang adalah hadirnya globalisasi tanpa batas terutama di sektor ekonomi dan informasi yang menerobos tanpa mengenal batasan teritori negara. Nilai-nilai global ini tidak mengenal nasionalme, sehingga pengaruh-pengaruhnya sangat mewarnai kehidupan berbangsa secara global.
Nilai-nilai global ini memang tidak sepenuhnya buruk bagi nasionalisme Indonesia, tetapi ada bahaya yang mengancam juga. Nilai-nilai asing yang tidak lagi disaring oleh generasi muda akan membawa perilaku semakin jauh dari nilai-nilai budaya Indonesia. Bahkan paham-paham yang sudah menghancurkan bangsa-bangsa lain bisa terbawa tanpa filter dan mempengaruhi generasi muda sehingga perilakunya tidak sesuai lagi dengan jiwa nasionalisme Indonesia.
Untuk mendudukkan nasionalisme kembali menjadi nafas bangsa Indonesia, maka harus kembali kepada empat konsensus bangsa yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Konsensus inilah yang menjadi nafas yang menyatukan bangsa Indonesia.
Cinta Indonesia
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatmu
Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku
Berbaur dalam angan-anganmu
Kebyar-kebyar pelangi jingga
Rasa cinta bangsa yang menyatu dengan jiwa dan raga, Indonesia dengan sang merah putih tergambar di dalam darah yang merah dan tulang yang putih. Menyatu dalam debar jantung dan getar nadi, bahkan segala angan-angan adalah Indonesia.
Rupanya lengkingan guitar dan hentakan drum bersama dengan gemuruh nyanyian peserta mampu membangkitkan kembali cinta pada Indonesia yang menyatu dalam jiwa raga. Memberi kesadaran bahwa terpaan nilai-nilai globalisasi tidak boleh menghancurkan NKRI yang kita cintai ini.
Patriotisme kembali muncul, bukan lagi bertempur melawan penjajah, tetapi rasa kebersamaan untuk saling mengisi dalam pembangunan Indonesia ini dan menangkal nilai-nilai yang membahayakan NKRI.
Biarpun bumi berguncang
Kau tetap Indonesiaku
Andaikan matahari terbit dari barat
Kau pun Indonesiaku
Tak sebilah pedang yang tajam
Dapat palingkan daku darimu
Kusingsingkan lengan
Rawe-rawe rantas
Malang-malang tuntas
Denganmu
Sahabat, terus tuangkan kreasimu dan semangatmu untuk Indonesia!
Kristanto Nugroho/VMN/BL/CEO Vibiz Media Network