Diawali Budaya Perusahaan dan “Duit” Menjadi Tujuannya

(Business Lounge Journal – Human Resources) Semakin berkembang sebuah perusahaan maka semakin serius penanganan yang diberikan pada SDM yang dimilikinya. Bahkan untuk menanamkan sebuah budaya kerja yang sesuai dengan keinginan pihak management, maka pengorbanan waktu dan uang bukanlah lagi menjadi penghalang. Salah satu klien yang sedang saya tangani juga sedang merumuskan kembali budaya perusahaannya. Untuk itu, seluruh pejabat rela mengorbankan waktu kerjanya selama berjam-jam untuk mendiskusikan apa dan bagaimana budaya perusahaan yang mereka inginkan sesuai dengan visi yang dimiliki pemilik perusahaan.

Mungkin tidak semua orang memahami benar arti pentingnya sebuah budaya perusahaan. Sebagai contoh, coba Anda perhatikan karakter yang dimiliki oleh tiap-tiap bangsa yang ada di muka bumi ini. Jika kita mengumpamakan sebuah negara sebagai sebuah perusahaan, maka kita dapat menggambarkan dengan persis apa yang menjadi budaya perusahaan-perusahaan tersebut. Misalnya, satu kata yang dapat kita gambarkan sebagai budaya orang Jepang, yaitu disiplin. Atau, orang Tiongkok yang terkenal sebagai pekerja keras. Lalu bagaimana jika seorang yang tidak disiplin bergabung dengan budaya Jepang. Hanya ada dua pilihan, apakah orang tersebut bekerja keras untuk memiliki budaya yang sama, atau ia akan tetap dengan budayanya namun kemudian akan tersingkir. Karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi apa yang diinginkan untuk menjadi budaya kerjanya.

Pada umumnya, berbeda generasi maka berbeda juga budaya yang diinginkannya. Cara kerja baby boomers sudah tentu berbeda dengan millennial. Namun demikian bukan berarti kedua generasi ini tidak dapat bekerja sama, melainkan penting untuk mencari titik temu sehingga ada sebuah nilai yang dapat mempertemukan keduanya.

Is workplace culture overrated

Paling tidak ada 5 hal yang terkait erat dengan budaya perusahaan seperti yang pernah digambarkan oleh the square foot.

Business Strategy

Strategi bisnis Anda merupakaan hal yang terpenting dalam kelanjutan hidup bisnis Anda. Tanpa adanya sebuah strategi maka seolah Anda menganut paham “mengalir saja ke mana air mengalir”. Ini sangat berbahaya. Sedangkan untuk menjalankan business strategy maka penting adanya sebuah budaya yang akan menjadi driver bagi setiap SDM dalam melakukan pekerjaannya tiap-tiap hari.

Employee Engagement

Masih ingat strategi rekrutmen yang dilakukan Heineken? (Baca: Tinggalkan Cara Rekrutmen “Jadul” Anda). Setelah special recruitment yang dilakukannya, jumlah applicant bertambah sebanyak 317%. Tidak hanya itu, angka employee engagement pun semakin meningkat. Sebagai contoh, jika Anda ditawarkan untuk bekerja pada dua buah perusahaan yang memiliki perbedaan budaya, maka apakah yang akan Anda pilih? Bekerja pada sebuah perusahaan yang terkenal disiplin dan menghargai karyawannya atau pada sebuah perusahaan yang karyawannya tampil serabutan dan seperti tidak ada aturan sama sekali. Saya yakin, Anda akan akan memilih perusahaan yang pertama.

Budaya perusahaan yang Anda miliki akan membuat semakin mudah untuk menarik para talent untuk bergabung dengan perusahaan Anda serta menjadi bagian dalam program retensi yang Anda miliki. Jadi, jika sangat sulit bagi Anda untuk melakukan rekrutmen serta tingginya angka turn over, penting untuk me-review apakah Anda telah memiliki budaya perusahaan yang tepat.

Employee Satisfaction

Kalau di atas kita berbicara tentang employee engagement, maka ini berkaitan erat dengan tingkat kepuasan karyawan Anda. Bila budaya perusahaan adalah budaya yang menghargai SDM-nya, maka niscaya akan memberikan angka kepuasan yang tinggi bagi para pekerjanya.

Ujung-ujungnya “Duit”

Segala sesuatu yang Anda kerjakan bukankah bertujuan untuk memperoleh keuntungan? Jika budaya perusahaan yang Anda miliki tidak mampu membuat parap pekerja Anda engage pada perusahaan, maka sudah dapat dipastikan performance yang ditampilkan pun tidak akan prima. Akibatnya tentu saja berpengaruh para perolehan keuntungan perusahaan. Jadi diawali dengan budaya perusahaan namun akan berdampak kepada keuntungan yang akan Anda peroleh.

Office Space

Apakah keberadaan kantor merupakan sebuah hal yang berpengaruh pada budaya perusahaan? Bagi beberapa orang, hal ini bukanlah suatu yang significant. Itulah sebabnya banyak perusahaan yang memberlakukan flexi office sehingga para pekerjanya dapat bekerja di mana saja. Tetapi tahukah Anda bahwa bagi sebagian besar pekerja, kantor adalah seperti sebuah rumah baginya? Sebab hampir setengah harinya di habiskan di kantor termasuk perjalanan pulang pergi kantor. Sehingga penting untuk meyakinkan bagaimana mereka dapat merasa nyaman untuk berada di kantor.

Saya teringat salah satu klien yang selalu menyediakan makanan kecil serta minuman kemasan di setiap ruang meeting serta ruangan pimpinan departemen. Sehingga tempat itu menjadi tempat kesukaan bagi para pekerja untuk berkumpul. Undangan meeting pun menjadi sebuah undangan yang ditunggu-tunggu. Sangat unik, tetapi semakin merekatkan kebersamaan di antara mereka.

Jadi pentingkah sebuah budaya perusahaan?

Budaya perusahaan menjadi awalnya dan “duit” menjadi tujuannya.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/MP Human Capital Development Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x