(Business Lounge Journal – Global News) Smartwatch telah menuai kepopulerannya pada tahun lalusetelah Apple meluncurkan Apple Watch-nya. Namun hingga kini rasasa teknologi milik Amerika itu belum merilis angka penjualan untuk smartwatch-nya sehingga banyak pendapat yang mengatakan bahwa perangkat tersebut belumlah mencapai daya tarik utama.
Namun hal ini telah cukup membuat para pesaingnya yang telah eksis lebih dahulu segera bersiaga. Casio Computer Co, salah satu produsen jam tangan Jepang diam-diam mengamati dan menandai apa yang menjadi kelemahan Apple Watch, demikian telah diakui pemimpin produsen jam tersebut seperti dilansir oleh WSJ.
Kazuhiro Kashio selaku presiden Casio Computer Co mengatakan pada Rabu (6/1) bahwa Apple memang telah membawa kesegaran pada pasar smartwatch. Namun ia masih mempertanyakan keberhasilan Apple Watch kemudiannya, sebab ia masih meragukan apakah pengguna smartphone akan memakai smartwatches pada kesehariannya. Itulah sebabnya Casio diam-diam mengamati Apple Watch hingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa Apple Watch masih memiliki kekurangan sehingga Kashio menyatakan bahwa perusahaannya dapat mengisinya dengan model smartwatch yang disesuaikan untuk kegunaan tertentu. Karena itu Casio pun memperkenalkan smartwatch pertama perusahaannya, seharga USD 500 untuk model yang menggunakan sistem operasi Android Google Inc.
Casio smartwatch diperkenalkan Kashio di Consumer Electronics Show di Las Vegas. Smartwatch ini sudah tentu tahan air hingga kedalaman 50 meter. Selain itu smartwatch pertama Cassio ini menawarkan baterai yang dapat bertahan lebih dari satu hari dalam penggunaan normal dan lebih dari satu bulan dalam mode arloji. Tapi Kashio mengatakan bahwa perusahaan ingin meningkatkannya sehingga pejalan kaki dapat membuat perjalanan semalaman tanpa mengisi ulang.
Sebagai sasaran penjualannya, Casio menargetkan mereka yang menggemari aktivitas luar seperti para pelaku hiking, olah raga bersepeda, dan memancing.
Selain itu ada juga model yang lebih direncanakan termasuk kemungkinan adanya smartwatches untuk aplikasi bisnis. Selain itu jam tangan yang ditujukan untuk wanita, yang saat ini ditargetkan akan dikeluarkan oleh jam tangan tradisional Baby-G.
Kazuhiro Kashio adalah putra salah satu dari empat bersaudara yang mendirikan Casio. Ia mengambil alih posisi puncak di perusahaan pada tahun lalu setelah memimpin tim pengembangan smartwatch. Memang patut diakui bahwa Casio adalah pelopor dalam memperkenalkan teknologi untuk jam tangan, setelah memasuki pasar digital-jam pada tahun 1974 dengan merilis CASIOTRON. Baru-baru ini, G-Shock milik Casio telah menjadi begiru populer. Namun, beberapa pendapat mengatakan bahwa Casio telah tersandung oleh gagalnya untuk memasuki tren smartwatch lebih awal. Hal ini memang telah diakui Kashio tetapi bukan berarti kesempatan telah tertutup. Bagi Kashio masih ada kesempatan untuk melakukan terobosan. Sebab menurut pengakuannya, banyak pelanggan korporat yang diketahuinya menginginkan perangkat pergelangan untuk hands-free yang dapat menggantikan perangkat genggam yang sedang mereka gunakan, demikian seperti dilansir oleh WSJ.
Namun demikian Casio sedang bersiap untuk mengirimkan smartwatchnya yang diperkirakan akan mencapai 34.300.000 unit pada tahun ini dari perkiraan 21,3 juta pada tahun 2015, menurut perusahaan riset IDC. (Sedangkan Apple Watch telah mencapai penjualan 13 juta unit pada tahun lalu, demikian seperti dilansir oleh WSJ.) Tetapi Casio telah memutuskan bahwa perangkat pertamanya ini tidak akan dijual di Amerika Serikat sampai bulan April mendatang. Tetapi kemudian setelah memulainya di AS dan Jepang pada musim semi ini, perusahaan menargetkan untuk memperluas penjualan ke Eropa pada akhir tahun ini, diikuti oleh Asia Tenggara dan Tiongkok.
Smartwatch pertama Cassio menawarkan lebih dari satu hari hidup baterai dalam penggunaan normal dan lebih dari satu bulan dalam mode arloji. Tapi Mr Kashio mengatakan perusahaan ingin meningkatkan ini sehingga pejalan kaki bisa membuat perjalanan semalam tanpa mengisi ulang.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : getty images