The Paris Climate Talks

(Business Lounge Journal – News and Insight) Para pemimpin dunia mulai berkumpul di Paris sejak Senin (30/11) untuk mencoba merumuskan apa yang dalam dua dekade ini tidak dapat mereka lakukan. Sehingga bumi dapat terhindar dari bencana iklim.

Mereka adalah perwakilan dari 195 negara dan Uni Eropa, termasuk lebih dari 130 kepala negara, berkumpul dengan misi: untuk menstabilkan gas rumah kaca sebelum itu menjadi sesuatu yang berbahaya dan menjadi bahaya permanen bagi bumi. Para ilmuwan memperingatkan jika kita membiarkan suhu naik lebih dari 2 derajat celsius maka dapat memicu peruahan yang menghancurkan. Beberapa berpendapat bahkan dua derajat terlalu berisiko.

Prancis mengharapkan sejumlah 40.000 orang akan menghadiri konferensi ini termasuk aktivis, pemimpin bisnis, pejabat kota, dan ribuan wartawan. Selama dua minggu, melalui pidato di auditorium dan pembicaraan para pemimpin delegasi akan mendorong ulasan satu dengan yang lain. Mereka akan mencoba membagi kesalahan dan menerima tanggung jawab untuk bahan bakar fosil yang merusak planet ini. Mereka juga akan mencoba menuntaskan kesepakatan yang komprehensif termasuk dalam upaya mengurangi gas rumah kaca.

Lebih banyak emisi dari batubara, minyak, dan gas alam yang naik mencapai atmosfer, akan mempercepat kenaikan permukaan laut, memberikan risiko ke kota-kota pesisir. Hal ini juga berdampak pada badai dan cuaca ekstrem yang semakin sering dan ganas. Meningkatnya suhu membuat tanaman menjadi layu dan mengancam pasokan air bagi jutaan orang, menggangu stabilitas sistem pangan global. Hilangnya es di Arktik juga mengubah apa dan di mana makhluk hidup di laut. Tumbuhan dan hewan yang bermigrasi ke tempat-tempat baru, membawa makhluk pada beberapa penyakit baru, dan juga akan mencapai manusia.

Mengurangi Emisi Global dapat mengatur ulang ekonomi global, dan mengubah bagaimana manusia dapat memperoleh makanannya, bagaimana dapat berpindah dari satu tempat lain juga di mana mereka akan hidup. Pengetatan emisi emas dapat mengubah geopolitik.

Terlaksananya Pertemuan di Paris
Pertemuan Paris merupakan hasil dari perjanjian global yang ditandatangani pada tahun 1992. Setiap tahun sejak 1995 perwakilan dari negara dunia telah bertemu namun mereka telah gagal untuk menghasilkan rencana global yang benar untuk mengurangi emisi. Ada dua kali upaya yang dilakukan, perjanjian pertama, the Kyoto Protocol pada tahun 1997 dan diratifikasi oleh kebanyakan negara pada tahun 2005, dengan satu pengecualian yang signifikan: Amerika Serikat menolak karena pengurangan emisi diperlukan hanya oleh negara maju dan mereka akan terikat secara hukum. Kemudian, pada tahun 2009, di Kopenhagen, negara-negara setuju bahwa kenaikan temperatur harus dibatasi tetapi mereka tidak menghasilkan rencana untuk mencapai pengurangan emisi yang sebenarnya.

Maka para pemimpin global pun telah berjanji untuk membuat perencanaan secara sukarela di setiap negara untuk mengurangi CO2 dan gas lain. Ini telah banyak dilakukan. Dalam beberapa bulan terakhir, 161 negara, mewakili 93 persen dari rencana emisi telah memberikan rencanyanya.

Sekarang para pemimpin telah semakin dekat dengan perencanaan yang telah dibuat. Menurut salah satu analisa oleh tim ilmuwan di Jerman, jika komitmen saat ini diikuti maka dapat membatasi pemanasan hanya di bawah 5 derajat Fahrenheit, atau 2,7 derajat Celcius pada tahun 2100.

Berita baik
Untuk pertama kalinya, hampir semua negara pembuat polusi membuat rencana untuk masa depan energi yang bersih. Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, sebagai 3 negara penghasil polusi terbesar membuat perubahan yang dapat menurunkan harga untuk energi terbarukan, sehingga memudahkan untuk teknologi surya dan tenaga angin.  Setelah 23 tahun berusaha, kesepakatan pun dibuat yang dapat mendorong investor untuk menempatkan lebih banyak uang di sektor energi bersih. Hal ini dapat mengurnagi sebanyak 10 persen lagi.

Sedangkan sebuah kabar yang dikatakan buruk adalah bagaimana perbedaan 2 dan 3,5 derajat Celcius, dalam hal iklim, bukan kecil. Tidak hanya itu, hal ini dapat berarti kenaikan permukaan laut hingga beberapa kaki. Juga akan lebih banyak banjir, kekeringan, kelaparan, migrasi, kebakaran hutan, dan cuaca ekstrim. Karena ada lebih banyak lagi hal yang perlu untuk disepakati.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x