Bagaimana Menyeimbangkan Waktu Kerja

(Business Lounge Journal – Empower People) Dalam suatu pekerjaan, seringkali banyak tantangan yang harus dihadapi. Terlebih jika assignment yang diberikan adalah suatu project baru yang belum pernah ditangani. Pastilah harus bekerja keras menyelesaikannya dan kalau perlu sampai lembur. Di dalam dunia kerja, lembur adalah hal yang sangat lazim dan kadang merupakan kebiasaan untuk lembur. Lembur sudah menjadi suatu kultur, bagian dari kultur perusahaan. Mengapa saya katakan kebiasaan? Karena beberapa orang punya alasan tertentu untuk lembur, walaupuna mungkin di level mereka, lembur sudah tidak lagi dibayar.

Berikut ini beberapa alasan karyawan atau pemimpin memilih lembur:

  1. Tidak konsentrasi bekerja di rumah, lebih baik diselesaikan di kantor.
  2. Tidak efektif pulang pada jam macet, lebih baik bekerja dulu di kantor.
  3. Lembur mempengaruhi performance, tidak lembur bisa dinilai malas oleh atasan.
  4. Workaholic

Overtime?

Dalam dunia kerja, kerja keras pasti sangat diperlukan dan akan menjadi unsur penunjang keberhasilan nomor 1. Kerja keras seringkali menjadi budaya suatu perusahaan. Ada perusahaan-perusahaan tertentu yang para pekerjanya hampir selalu lembur setiap hari. Namun sebaliknya ada juga perusahaan yang menetapkan sistem “No Overtime”. Sebenarnya mana yang lebih baik?

Kerja keras sebenarnya tidak diukur dari lembur atau tidaknya kita. Tapi dari seberapa banyak pikiran dicurahkan untuk memikirkan suatu pekerjaan dan menguasai suatu pekerjaan sehingga ketika ada waktu untuk mengerjakan kita tahu apa yang harus kita kerjakan dan tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu.

Stress Fisik dan Mental

Hal yang sangat penting sebenarnya adalah belajar bagaimana mengatur load pekerjaan kita agar tidak menimbulkan stress fisik atau bahkan stress mental. Pekerjaan yang bersifat project dan memiliki target jangka pendek seringkali menimbulkan stress tersendiri. Ketahuilah bahwa stress fisik dan mental akan menimbulkan penyakit.

Tubuh kita dengan ajaib saling terhubung satu dengan yang lain. Saat pikiran berada dalam kondisi stress maka akan sangat berhubungan dengan organ lainnya. Seperti misalnya, stress pikiran dapat memicu timbulnya asma ataupun nyeri lambung akibat naiknya asam lambung. Bahkan dalam kondisi stress fisik seperti kelelahan yang berkepanjangan malah akan menimbulkan turunnya konsentrasi berpikir, hormon-hormon pun tidak bekerja dengan optimal. Hal ini tentu sangat mengganggu dan menjadi suatu penyakit tersendiri yang merugikan kita.

Sebagai seorang pekerja, bijak mengatur waktu adalah suatu keharusan agar semua pekerjaan dapat dipenuhi tanpa satu pun terbengkalai. Namun di dalam pengaturan waktu tersebut dapat saja kita selipkan hal-hal yang bersifat mengurangi stress seperti bercengkrama dengan teman kantor di saat istirahat atau sekedar melepas penat dengan menyanyikan lagu favorit bersama teman di kantor Anda. Makan siang dengan membayangkan makanan apa yang lezat dan nikmat di santap atau sekedar minum kopi dan teh, dapat menyegarkan Anda kembali. Beberapa orang memakai jam istirahat untuk menelpon anak dan istrinya sebagai sesuatu yang menginspirasi kembali di jam kerja berikutnya. Aturlah waktu Anda sedemikian rupa agar Anda sehat baik fisik maupun mental.

Vera Herlina Vera Herlina/VMN/BL/CEO of Management Soft Skill Academies Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x