(Business Lounge – Empower People) Kondisi perekonomian yang kurang baik secara berkepanjangan, sering kali memaksa perusahaan untuk segera mengantisipasi dengan berbagai tindakan. Nomer satu yang akan dipikirkan adalah menekan biaya sebisa mungkin sebelum mendapatkan jalan untuk melakukan ekspansi atau berbagai cara untuk mendapatkan pemasukan lainnya.
Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan Schlumberger yang memutuskan untuk mem-PHK 9,000 orang pekerjanya oleh karena dengan sangat terpaksa oleh karena jatuhnya harga minya, perusahaan penghasil minyak ini menutup ladang-ladang minyaknya. (Baca: Harga Minyak Rendah, Schlumberger Rumahkan 9000 Pekerja). Lalu perusahaan-perusahaan di Jepang yang setelah direview lebih banyak melakukan PHK ketimbang rekrutment. (Baca: Jepang Lebih Banyak Lakukan PHK dari Rekrutmen). Pada awal tahun pun telah dikabarkan tentang Coca Cola yang akan memberhentikan 1600 – 1800 pekerjanya oleh karena business minuman soda yang banyak ditinggalkan konsumennya sehubungan dengan gembar-gembor pola hidup sehat. (Baca: Coca Cola Akan Mengurangi 1,600 – 1,800 Pekerjanya).
Melakukan Perampingan
Istilah perampingan sudah tentu tidak asing lagi bagi banyak orang, yaitu saat perusahaan memutuskan untuk memberhentikan beberapa karyawan dengan jabatan yang tidak dianggap terlalu vital, guna mendapatkan organisasi yang lebih ramping. Ramping di sini berarti struktur organisasi yang dimiliki dapat terbilang sederhana, tidak adanya posisi yang double (tidak adanya duplikasi), jenjang manajemen pun tidak banyak tingkatannya. Struktur organisasi yang demikian tentu saja akan lebih responsif dan tidak birokratis.
Misalnya saja, sebuah perusahaan lokal yang semakin berkembang dan mempunyai cakupan dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah karyawan puluhan ribu orang merasa bahwa akan lebih mudah jika setiap cabang-cabang yang besar akan memiliki HR sendiri yang akan menangani seluruh karyawan pada wilayah sekitarnya. Namun dalam beberapa hal, HR Cabang tidak dapat mengambil keputusan sendiri dan dibutuhkan persetujuan HR pusat. Dengan adanya HR cabang dan HR pusat maka jalur birokrasi pun menjadi lebih panjang. Organisasi ini tidak dapat dikatakan ramping. Saya tidak mengatakan bahwa bentuk organisasi seperti ini salah atau benar, namun semuanya kembali lagi kepada kebutuhannya. Sebab suatu kali bisa saja, oleh karena kebutuhan juga maka HR cabang ditiadakan dan dilakukan sentralisasi.
Membutuhkan Struktur Organisasi yang Obyektif
Menyusun struktur organisasi memang membutuhkan kebijaksanaan. Bukan karena ketersediaan individunya tetapi oleh karena dibutuhkan atau tidaknya suatu jabatan. Misalnya Anda memiliki 10 orang manager yang Anda rasa cakap, maka Anda tidak dapat mengadakan 10 posisi manager jika memang Anda tidak membutuhkannya. Dalam hal ini memang dibutuhkan suatu perhitungan yang benar.
Jika kita menempatkan orang-orang dengan subyektif pada posisi-posisi penting hanya akan berdampak kepada gendutnya organisasi.
Bentuk-bentuk Organisasi Berdasarkan Karyawan dan Pelanggan
Pyramid Style – Hierarchy Top
Contoh: yang terjadi pada kemiliteran, pemerintahan.
Pyramid Style – Customer Top
Contoh: perusahaan jasa yang mementingkan pelanggan.
Breakdown Style – Role Flow
Setelah Anda memutuskan bentuk organisasi yang Anda pilih maka sangat penting untuk menentukan berapa lapisan yang akan berada di antara level tertinggi hingga level terbawah. Banyaknya lapisan inilah yang akan menentukan panjang-pendeknya birokrasi.
Cobalah untuk menganalisa bentuk organisasi Anda, apakah bentuk yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan Anda.
Ruth Berliana/Managing Partner Human Capital Development/VMN/BL