Bilamana Anda Memutuskan untuk Berhenti Bekerja

(Business Lounge – Empower People) Ini yang biasanya saya perhatikan. Ketika seorang memberikan surat pengunduran diri maka pada umumnya akan diberlakukan masa tunggu baik itu selama satu bulan atau mungkin dua bulan. Lalu selama masa tunggu tersebut, adakalanya kinerja di karyawan menjadi menurun atau tidak lagi sesuai dengan standar yang seharusnya. Belum lagi kalau beberapa kali ijin baik ijin datang terlambat, ijin pulang cepat, atau bahkan ijin tidak masuk dengan berbagai alasan.

Hal ini memang sebuah dilema bagi pemberi kerja sebab bagaimana dapat menghalangi karyawan yang akan segera mengundurkan diri tersebut untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diijinkan sebelumnya. Bahkan sesuai peraturan yang berlaku pun sebenarnya jika lima hari kerja tidak masuk berturut-turut maka dianggap suatu tindakan pengunduran diri.

Jika Anda adalah satu yang memiliki pengalaman seperti di atas saat hendak mengundurkan diri maka penting bagi Anda untuk menyadari bahwa pada umumnya kesan terakhir adalah sesuatu yang paling diingat baik bagi sang pemberi kerja mau pun bagi kawan-kawan sekerja Anda. Apa pun alasan bagi Anda untuk mengundurkan diri maka sangat penting bagi Anda untuk menjaga kinerja dan nama baik Anda sampai hari terakhir dan jangan sekali-kali membawa emosi negatif di dalamnya. Beberapa kali saya mendengar komentar dari beberapa rekan saat anak buahnya yang hendak mengundurkan diri menunjukkan kinerja yang buruk maka mereka berkomentar, “Oh, begitu ternyata karakater aslinya.” Maka serta merta semua prestasi yang telah dicapai selama bertahun-tahun seperti terhapus dengan seketika. Sangat disayangkan.

Tentang exit interview yang mungkin harus Anda lewati, ini pun jangan Anda anggap sepele. Sepanjang pengalaman saya pada waktu-waktu yang lalu maka beberapa kali saya mendapati bagaimana karyawan yang mengundurkan diri menuliskan hal-hal yang ‘vulgar’ pada lembar exit interview-nya. Baik itu secara jelas menyebutkan nama seseorang atau menumpahkan segenap complain yang ditujukannya kepada perusahaan. Tidak jarang juga mungkin menggunakan kata-kata yang menurut saya tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Misalnya saja ketika menjawab pertanyaan bahwa apakah selama bekerja mendapatkan kesempatan dalam pengembangan, maka dijawab dengan jawaban bahwa selama bekerja tidak pernah mendapatkan perhatian, dan sebagainya. Padahal orang tersebut memiliki daftar pelatihan yang cukup panjang yang pernah diikuti. Emosi atau keinginan menumpahkan segala complain telah membuatnya menuliskan hal-hal yang tidak sesuai.

Penting untuk membuang semua emosi dan memikirkan dengan baik-baik apa yang hendak Anda tuliskan pada lembaran exit interview. Mengapa demikian? Sebab Anda tidak mengetahui masa depan Anda dan bilamana di lain waktu Anda akan bekerja sama dengan perusahaan tersebut atau bisa saja orang-orang yang menjadi sasaran complain Anda kelak akan menjadi calon klien Anda. Bertindaklah sedikit diplomatis dan pikirkan untung dan rugi semua tindakan Anda pada hari-hari yang terakhir.

Gunakanlah waktu-waktu yang terakhir untuk meninggalkan kesan yang sangat baik tentang diri Anda. Apalagi jika Anda termasuk pekerja yang pernah melakukan beberapa kesalahan, maka perbuatlah hal-hal yang dapat memberikan kesan yang terbaik tentang Anda. Misalnya saja dengan menyelesaikan semua tanggung jawab Anda serta melakukan serah terima pekerjaan pada pengganti Anda dengan begitu mulus.

Hal lain yang perlu Anda ingat bahwa sering kali dalam mengajukan lamaran untuk bekerja di perusahaan lain maka dibutuhkan referensi dari atasan sebelumnya. Nah, itu berarti Anda perlu menjaga hubungan yang baik dengan atasan dan orang-orang yang ada di sekeliling Anda.

Sebenarnya tidak sulit untuk meninggalkan kesan yang baik bukan? Jadi mengapa tidak melakukannya?

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x