(Business Lounge – Business Insight) Layanan pemesanan transportasi melalui aplikasi mobile tampaknya sedang booming di tanah air, khususnya di Jabodetabek. Persaingan yang semakin ketat terus terjadi, khususnya pada pemain utamanya Ubertaxi, Go-jek, dan Grabtaxi, masing-masing berusaha memperkuat posisinya untuk terus bertahan dalam persaingan ini dengan segala inovasi. Diketahui Ubertaxi baru-baru ini meluncurkan program supercar-nya, sebuah program untuk memberikan pengalaman menaiki mobil mewah kepada pelanggannya. Grabtaxi baru saja meluaskan layanannya dengan menyediakan layanan transportasi kendaraan beroda dua (motor) yang disebut GrabBike, dengan demikian Grabtaxi menjadi kompetitor langsung dari Go-jek. Demikian juga Go-jek harus terus berinovasi supaya tidak kalah bersaing.
Beberapa inovasi tercatat telah dilakukan Go-jek sepanjang tahun ini, mulai dari menyediakan aplikasi mobile, membuka layanan pesan antar makanan Go-food, melakukan ekspansi ke beberapa kota, menerapkan tarif khusus jam sibuk, dan juga strategi promo Ceban Jelang Ramadan, program yang baru saja diluncurkan untuk menyambut bulan puasa Ramadan ini.
Nah seolah tidak mau berhenti, Go-jek kembali melakukan gebrakan, kali ini dengan menggunakan strategi kemitraan. Go-jek bekerjasama dengan Transjakarta, sedang menyiapkan sebuah aplikasi yang diberi nama Go-Busway. Kabarnya kedua perusahaan ini akan segera menandatangani nota kesepahaman atau MOU (Memorandum of Understanding) sebelum lebaran Idul Fitri yang akan jatuh pada pertengahan Juli mendatang. Adapun kerjasama ini adalah sesuai dukungan dan arahan dari Gubernur DKI Jakarta, Ahok.
Go-busway adalah sebuah aplikasi khusus yang nantinya akan diintegrasikan dalam aplikasi Go-jek, fungsinya adalah untuk melacak posisi bus Transjakarta. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna bisa melacak keberadaan bus Transjakarta dan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu bus di koridor-koridor tersebut meskipun mereka tidak sedang berada di halte Transjakarta, demikian yang disampaikan oleh Direktur utama PT Transjakarta Antonius Kosasih pada sebuah kesempatan. Hal ini tentunya akan memudahkan para pengguna. Dengan menggunakan aplikasi ini para pengguna Go-jek yang akan melanjutkan menggunakan bus Transjakarta, dapat berhenti di shelter busway tujuan. Sebaliknya bagi pengguna bus TransJakarta yang ingin melanjutkan perjalanan dengan menggunakan layanan Go-jek dapat melakukan pemesanan sehingga pengguna ini tidak perlu menunggu lama karena pengemudi Go-jek sudah menunggu di JPO (jembatan penyeberangan orang) terdekat.
Pengembangan ke depannya, aplikasi ini juga akan dilengkapi dengan sistem rating agar penumpang dapat memberikan penilaian terhadap performance atau kualitas pelayanan dari supir bus Transjakarta yang ditumpanginya. Aplikasi ini direncanakan siap digunakan pada akhir tahun ini.
Strategi kemitraan antara Go-jek dan Transjakarta ini merupakan sebuah contoh strategi yang saling menguntungkan kedua pihak. Karena dengan adanya aplikasi ini, maka pastinya jumlah pelanggan kedua layanan transportasi ini akan sama-sama meningkat. Terlebih lagi kabarnya pihak Transjakarta tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun dalam pembuatan fitur ini. Sementara Go-jek juga diuntungkan dengan mendapatkan potensi calon pelanggan yang besar dari para pengguna Transjakarta.
Rebecca Hayati/VMN/BL/Managing Partner E-Commerce
Editor: Ruth Berliana
Image: gojek