(Business Lounge – Healthy Wealthy) Seorang ibu kelihatan sedih dan menyesal ketika dokter mengatakan bahwa dia positif menderita penyakit diabetes mellitus atau kencing manis yang sudah cukup parah. Selama ini dia memang merasakan gejala-gejala seperti selalu haus, lapar terus menerus tapi tubuh lemas, mudah lelah, dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Tapi karena tidak terlalu mengganggu maka ibu ini membiarkan saja berbulan-bulan. Sempat terpikir untuk melakukan medical check-up tetapi dia urungkan karena dia takut kalau hasilnya ternyata ada penyakit serius yang nantinya malah jadi resah.
Perlu Mendeteksi Kesehatan Sejak Dini
Sebagaimana ibu tadi yang tidak menyadari pentingnya melakukan medical check-up untuk mendeteksi penyakit sejak dini, memang diakui cara berpikir sebagian besar orang di negara kita adalah apabila merasa tidak ada keluhan dalam tubuhnya, mereka yakin tubuhnya sehat, padahal belum tentu. Seringkali terdapat penyakit yang tidak menampakkan gejala di awal, tetapi ketika terdeteksi sudah dalam tingkat yang parah, seperti penyakit diabetes dan hipertensi. Oleh karena itu penting mendeteksi kesehatan secara rutin atau Medical Check Up karena seseorang tidak tahu kapan datangnya penyakit. Dengan melakukan medical check-up seseorang dapat mengetahui adanya penyakit sejak dini sehingga mempunyai kesempatan lebih besar untuk melakukan pengobatan agar sembuh dari penyakit yang diderita.
Ini untuk kesehatan fisik, bagaimana dengan kesehatan keuangan seseorang? Seperti halnya kesehatan fisik maka keuangan Anda pun memerlukan pengecekan sejak dini. Mengapa? Sama halnya dengan kesehatan, Anda perlu lakukan juga financial check-up untuk mendeteksi adanya gejala atau “penyakit keuangan” yang muncul seperti misalnya terlalu banyak hutang, boros dan mudah terperangkap pada belanja untuk kebutuhan yang tidak prioritas, tidak memiliki uang tunai untuk kebutuhan darurat, tidak ada upaya investasi untuk masa depan. Ini adalah gejala-gejala penyakit yang kalau tidak segera diatasi akan menjadikan anda bangkrut.
Lakukan Financial Check-Up
Finansial check-up adalah upaya untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan gangguan keuangan pada diri Anda dan keluarga secara dini. Dengan mengetahui kondisi keuangan yang ada, Anda dapat mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
Untuk itu dibutuhkan sarana untuk melakukan check-up ini seperti halnya dokter memeriksa kesehatan. Secara umum pemeriksaan kondisi keuangan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio atau perbandingan-perbandingan tertentu dan menyimpulkan hasilnya. Pemeriksaan keuangan yang perlu dilakukan adalah:
1. Likuiditas
Situasi seputar keuangan Anda saat ini, diukur dengan ketersediaan uang tunai untuk membayar keperluan rutin dan keperluan mendesak.
Pemeriksaan tingkat likuiditas keuangan dapat dilakukan membandingkan antara aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan, dan deposito dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Sebagai contoh, misalkan jumlah uang tunai, tabungan dan deposito adalah Rp 25.000.000 dan jumlah pengeluaran bulanan Rp 15.000.000. Maka rasio likuiditas Anda adalah 25.000.000 : 15.000.000 = 1,67. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset likuid Anda untuk menutup kebutuhan bulanan adalah selama 1,67 bulan atau 1 bulan 20 hari.
Apakah rasio ini sehat? Secara umum angka rasio kesehatan adalah antara 3 s/d 6 bulan (termasuk untuk mengcover dana darurat). Dengan demikian rasio likuiditas keuangan Anda berpotensi terjadi masalah apabila tidak segera diperbaiki.
2. Solvabilitas.
Dampak keputusan hutang masa lalu, diukur dengan kemampuan untuk membayar kewajiban hutang pada saat jatuh tempo. Rasio pembayaran cicilan hutang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan hutang dalam satu periode waktu, atau mengukur tingkat pengeluaran bagi pembayaran hutang. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan total cicilan hutang yang harus dibayar dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode waktu yang sama.
Contoh, bila total kewajiban cicilan hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun adalah Rp. 85.000.000 sedangkan total pemasukan satu tahun Rp 180.000.000, sehingga rasio = 85.000.000 / 180.000.000 = 0,47. Ini berarti 47 % penghasilan Anda telah teralokasikan untuk membayar hutang, atau dengan kata lain anda hanya memiliki 53 % penghasilan untuk dikelola secara bebas. Apakah rasio ini sehat? Rasio kesehatan maksimum yang dianjurkan adalah sekitar 30%, lebih dari itu akan sangat menganggu keuangan Anda.
3. Asset Productivity
Kondisi keuangan Anda di masa depan, diukur dengan rasio produktivitas aset dari hasil menabung atau berinvetasi.
Tanpa adanya tabungan dan investasi, keuangan Anda hanya akan mengcover kebutuhan sampai masa kini saja, atau ekstrimnya tidak memiliki masa depan. Apabila terjadi defisit tidak akan segera dapat ditutup, bahkan kemungkinan akan membesar dan membahayakan stabilitas keuangan Anda.
Untuk mengukur kekuatan menabung dan investasi digunakan rasio kekuatan menabung. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah uang yang ditabung untuk tujuan investasi dengan pendapatan.
Sebagai contoh apabila jumlah tabungan dalam satu tahun Rp. 48.000.000, sedangkan jumlah penghasilan tahunan Rp 180.000.000, maka rasio kekuatan menabung = 48.000.000 / 180.000.000 = 26%. Ini adalah angka yang dapat menjadi acuan untuk Anda menabung secara regular minimal 26% dari penghasilan bersih bulanan.
Dengan mempelajari cara melakukan pengecekan kesehatan keuangan Anda secara sederhana seperti dipaparkan di atas, yang dilakukan secara regular minimal 6 bulan sekali, Anda akan sangat terbantu mendeteksi kondisi keuangan Anda.
Pada tulisan-tulisan berikutnya akan disampaikan bagaimana cara mengatasi atau mengobati gejala-gejala penyakit keuangan tersebut agar keuangan Anda sehat kembali.
Selamat mempraktekkan!
Emy Trimahanani/VMN/BL/Managing Partner for Wealth Management Vibiz Consulting