Beberapa Produsen Makanan Eropa akan Kembali Masuki Pasar Rusia

(Business Lounge – Business Lounge) Rusia memang sempat melarang untuk mengimport makanan dari Barat sebagai suatu pembalasan atas sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa dan Amerika Seritat kepadanya. (Baca: Rusia Lakukan Pembalasan, Melarang Impor Makanan Dari Barat). Namun baru saja diberitakan bahwa Rusia mungkin akan mengijinkan sekitar 20 perusahaan dari Hongaria, Siprus dan Yunani untuk kembali ke pasar setelah adanya perintah dari Uni Eropa untuk pencabutan embargo impor makanan, demikian dikatakan kantor berita Interfax seperti dilansir oleh Reuters.

Rusia memang melarang makanan dari 28 negara Uni Eropa pada tahun lalu untuk memasuki Rusia. Maka tertutuplah jalan untuk masuknya berbagai makanan yang cukup populer seperti keju Prancis dan Irlandia serta semua produk olahannya hingga hingga buah Spanyol dan ham.

Tapi Sergei Dankvert, kepala layanan hewan federal, mengatakan Moskow dapat mengijinkan 15 produsen Hungaria dan beberapa produsen Yunani dan Siprus produsen untuk kembali ke pasar, demikian dilaporkan Interfax dan sepertinya daftar produsen ini dapat terus bertambah.

Diperkirakan larangan Rusia atas masuknya makanan impor dari Eropa, Amerika, dan beberpa negara lainnya mencapai sekitar US $ 9 atau setara dengan 127 triliun rupiah. Namun setelah pencabutan embargo maka tidak berarti juga bahwa setiap produsen makanan Uni Eropa untuk pasar Rusia akan dengan mudah atau otomatis kembali ke pasar Rusia. Perlu diketahui bahwa selama adanya sanksi Uni Eropa kepada Rusia, Hungaria, Siprus dan Yunani tetap mencoba untuk menjaga hubungan baik dengan Rusia dan menghindari untuk mengkritik aneksasi Moskow Krimea atau mengomentari dukungan Rusia kepada pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina.

Sebuah negosiasi memangtelah dilakukan agar Uni Eropa menyelesaikan larangannya yang lebih luas pada impor pangan, berbagai pembicaraan bilateral juga telah dilakukan sebelumnya seperti dengan Polandia dan Lithuania. Namun Uni Eropa telah menyarankan kemungkinan untuk memperpanjang sanksinya, sebab pada kenyataannya sanksi yang diberikan tidak cukup membuat Rusia dapat membantu menerapkan menciptakan perdamaian di Ukraina timur .

Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa embargo impor pangan telah memberikan kesempatan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Larangan itu membantu memacu inflasi Rusia pada bulan-bulan musim dingin ketika rubel jatuh, namun saat ini mata uang tersebut telah stabil.

Sekitar 6.000 perusahaan Eropa sebelumnya mengekspor produk makanan ke Rusia namun kemudian posisi mereka terus sedang digantikan oleh pemasok dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia serta negara-negara non Uni Eropa di Eropa seperti Serbia, demikian dikatakan Dankvert seperti dilansir oleh Reuters. Hal ini yang kemudian menimbulkan masyarakat dapat menemukan keju dari Uruguay dan Paraguay, produk susu dari Chile, dan berbagai negara-negara Afrika, serta tiram dari Tunisia dan Maroko.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x