(Business Lounge – Dominate theMarket) Anda mungkin sudah membaca artikel saya sebelumnya. (Baca: Anda akan Dicari di Internet). Tidak jauh-jauh dari situ, saya akan membawa satu lagi materi tentang self-branding untuk menangkal satu ‘momok’ yang paling ditakuti selama negosiasi, meeting dengan kolega, ataupun pertemuan empat mata dengan klien: mis-persepsi.

“Sombong! Tengil!” itu mungkin persepsi Anda ketika melihat lawan bicara yang tidak banyak menanggapi ketika Anda sedang berinteraksi. Apa yang saya tulis di sini adalah “menanggapi”, bukan “mendengarkan”, yang berarti Anda bisa menggambarkan individu ini mendengarkan pernyataan panjang lebar Anda mengenai proposal Anda yang dapat dikategorikan ‘bagus’, dan jawabnnya hanya, “Oh, begitu”. Lawan bicara Anda pun kembali menatap ke langit-langit dan menyeruput kopinya. Begitu seterusnya.

Saya pun akan memiliki persepsi yang sama dengan Anda. Pada awalnya, Anda mungkin akan menganggap bahwa individu ini “sok superior” dan saya rasa bukan hanya Anda.

Tapi sebenarnya, Anda harus hati-hati memperhatikan si lawan bicara sebelum Anda menghakiminya sebagai individu “tengil”. Menurut Larry G. Linnie dalam bukunya, Brand Aid, ada enam jenis perilaku yang sering kali disalahartikan:

– Intelijen: Individu ini dianggap tahu segala hal, dalam konteks yang negatif. Istilah inggrisnya “know-it-all”, atau bahasa ringannya “sok tau”.

– Authoritative: bossy / sok nge-bos, ‘doyan merintah-merintah’.

– Penasaran: Penasaran, dalam konteks yang “inquisitive” sering kali dianggap sebagai “mau tahu urusan orang lain”. Walaupun inquisitive itu bukan sifat yang buruk, asal tidak berkembang ke arah “doyan gosip”

– Berpenampilan menarik: sombong

– Berprestasi/predikat baik: anak guru, anak boss

– Pendiam: superior, merasa terlalu hebat untuk anda. Sombong. Tengil.

Familiar dengan perilaku-perilaku ini? Anda mungkin menemukan banyak orang dengan predikat dan perilaku yang sama dalam keseharian Anda. Andapun begitu! Percaya tidak percaya, Anda mungkin merasa sifat pendiam Anda adalah disebabkan Anda termasuk tipe orang yang lebih memilih menyimak dan mengolah di dalam pikiran daripada ikut dalam alur pembicaraan, atau mungkin hal tesrsebut dikarenakan Anda termasuk individu yang introvert. Tapi bisa jadi lawan bicara Anda berpendapat lain dan di dalam dunia branding dan self-branding, satu “sinyal” yang salah akan berakibat buruk terhadap reputasi Anda. Satu kesalahan di dunia bisnis bisa berdampak buruk dan berkepanjangan.

Jika anda sudah terlanjur begitu, bagaimana solusi memperbaikinya? Anda mungkin harus mengubah beberapa perilaku anda. Ini caranya:

– Intelijen: jadilah pendengar yang baik. Usahakan untuk mengerti lawan bicara Anda sebelum menuntut mereka untuk mengerti pendapat Anda yang yah…mungkin saja memang lebih benar. Nah…ingat, apa gunanya pendapat Anda benar kalau lawan bicara Anda sudah terlanjur tersinggung? Jadi sebaiknya perhatikan untuk menjadi pendengar yang baik.

– Authoritative: ganti dari mendikte ide Anda kepada kolega Anda, jual ide anda! Jangan memerintahkan, tapi bangun diskusi. Anda mungkin benar, tetapi orang lain ingin didengarkan. Empati adalah kunci keberhasilan bagi individu authoritative.

– Penasaran: Berikan alasan mengapa Anda melemparkan sebuah pertanyaan, agar lawan Anda tidak menyangka bahwa pertanyaan Anda hanyalah untuk tujuan yang sia-sia.

– Berpenampilan menarik: hadirlah di dalam kegiatan relationship dan pastikan lawan bicara anda fokus terhadap apa yang Anda ucapkan

– Berprestasi/predikat baik: bagilah “nilai prestasi” anda dengan orang lain. Usahkan agar kolega Anda merasa menjadi bagian dari Anda.

– Pendiam: usahakan tersenyum, bentuk kontak mata dalam pembicaraan, dan simak pembicaraan dengan ekspresi seksama.

Ini hanyalah beberapa contoh dari “pertolongan pertama” untuk menyelamatkan reputasi anda. Ada banyak cara yang dapat Anda temukan sendiri seiring dengan waktu. Be creative! Anda masih sanggup menyelamatkan reputasi Anda!

Michael/VMN/BL/Executive Director Lepmida

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x