(Business Lounge – Tech & Gadget) Lebih dari 25 miliar cyberattacks ditujukan pada pemerintah Jepang dan badan lainnya pada tahun 2014, demikian dikatakan pejabat pemerintahan terkait pada Selasa (17 Februari), dengan 40 persen dari seluruhnya dilacak ke Tiongkok.
The National Institute of Information and Communications Technology (NICT), yang memiliki jaringan seperempat juta sensor, mengatakan terdapat 25,66 miliar upaya untuk menggangu sistem, demikian dilansir oleh Kyodo News. Jumlah itu termasuk serangan yang bertujuan untuk menguji kerentanan perangkat lunak yang digunakan dalam server.
Survei ini pertama kali dilakukan pada tahun 2005, pada waktu itu tercatat hanya 310 juta upaya untuk menembus sistem keamanan. NICT mengatakan peningkatan jumlah serangan itu meliputi upaya untuk mengambil alih router, kamera keamanan, dan sistem lain yang terhubung ke Internet demikian dilansir oleh AFP.
Lembaga memiliki kemampuan melacak cyberattacks sehingga diketahui 40 persen berasal dari Tiongkok, sementara serangan dari Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat juga terlihat menonjol.
Resiko atas gangguan pada keamanan internet memang meningkat bagi perusahaan di seluruh dunia dan di semua sektor. Sebuah laporan yang dirilis pada Senin (16/2) oleh Rusia mengatakan bahwa serangan cyber sejak 2013 telah memaksa bank di seluruh dunia mengeluarkan biaya hingga US $ 1 miliar (sekitar 12,5 triliun rupiah).
Sony Pictures adalah korban dari serangan cyber pada tahun lalu yang menyebabkan email memalukan bocor ke pers. Dalam insiden ini pihak berwenang AS menyalahkan Korea Utara. Pyongyang sangat marah atas dirilisnya “The Interview”, film tentang komplotan yang akan membunuh pemimpin negara Kim Jong-Un.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia