(Business Lounge – Lead & Follow) Ketika businesslounge.co, Vibiz Media Network bertanya tentang gaya kepemimpinan Purnomo Prawiro, maka dengan gamblang boss Blue Bird ini memaparkan tentang “servant leadership” yang dianutnya. Hal ini begitu “marem” dijalankannya oleh karena ia sendiri pun pernah menjalani profesi sebagai pengemudi taksi selama 5 tahun, sehingga ia tahu persis bagaimana perasaan seorang pengemudi, bagaimana permasalahan yang dihadapi mereka, dan bagaimana pemikiran mereka. Walaupun tetap ada perbedaannya menjadi pengemudi taksi pada masa awal ia merintis usaha transportasi ini dengan menjadi pengemudi saat jalanan ibu kota sudah sedemikian padat seperti sekarang ini.
Berbekal pengalaman tersebut, Purnomo mengerti benar bagaimana caranya dapat berkomunikasi dengan para karyawannya yang sebagian besar adalah pengemudi. Apapun yang disampaikannya harus sesuai dengan pemikiran mereka. Sehingga akan sangat membantu bagi Purnomo untuk dapat berkomunikasi dengan para pengemudinya, juga dalam tata bahasa yang sesuai dengan pemikiran para karyawan.
Atasan yang Melayani Bawahan
Presiden Direktur PT Blued Bird Tbk yang sekaligus pemilik usaha taksi nomer satu di Indonesia ini menyadari benar bahwa citra perusahaan yang dipimpinnya ada di tangan para pengemudinya. Jika orang memiliki persepsi yang baik tentang perusahaannya maka itu bukan karena direksi, bukan karena pihak management, atau semua karyawan back office. Tetapi hanya karena para pengemudi yang kini telah mencapai 45,000 orang. Sehingga bagi Purnomo, pengemudi adalah pelanggan internalnya. Sehingga wajib baginya untuk melayani para ‘pelanggan’-nya dengan baik. Inilah prinsip servant leadership yang dianutnya, bahwa atasan haruslah melayani bawahan. “Jangan kita hanya mau menjadi boss, hanya mau melayani, itu bukan istilah saya,” demikian ia menegaskan gaya kepemimpinannya.
Meniadakan Gap antara Atasan dan Bawahan
Selalu ada gap antara atasan dan bawahan. Siapa yang dapat meniadakannya? Atasan. Untuk itu Purnomo menolak menggunakan jasa sekretaris. Selain itu ia pun selalu membuka ruangannya, tanpa dijaga oleh security. “Jadi kalau masuk ruangan saya, tidak ada sekretaris di depan ruangan saya, tidak ada security, tidak ada apa-apa, semua bisa melihat,” demikian ia menggambarkan keadaan ruangannya.
Tetapi walaupun telah dikondisikan demikian, belum tentu ada yang mau masuk ke ruangannya untuk bicara, karena tetap ada suatu jarak yang otomatis tercipta karena Purnomo adalah seorang Direktur Utama. Walaupun jika sudah terbiasa keluar masuk ruangannya, maka orang pun akan merasa rileks untuk “nyelonong” demikian ia menggambarkannya.
Menjadi Panutan
Jika ia mengharuskan semua pengemudinya untuk bersikap ramah terhadap penumpang, maka sebagai atasan dia tahu bahwa ia harus melakukannya terlebih dahulu dan menjadi panutan. Briefing akan diberikan kepada para pengemudi secara rutin, namun contoh yang hidup adalah contoh yang paling baik.
Memanusiakan Manusia
Purnomo tahu bahwa ia tidak dapat membeda-bedakan orang, namun walau bagaimana pun, baginya tetap ada perbedaan antara orang timur yang dikatakannya memiliki perasaan yang lebih halus daripada orang barat. Sehingga sangat penting baginya untuk memahami perasaan orang lain. Itulah sebabnya, ia selalu berupaya memahami perasaan para pengemudinya dan selalu berupaya untuk membantu.
Sebagai contoh, ia memberikan kredit motor tanpa bunga untuk karyawannya yang membutuhkan. Atau memberikan bantuan untuk mereka yang hendak menunaikan ibadah keagamaan.
Dengan tegas dia juga mengatakan bahwa semua bantuan yang ia berikan kepada para karyawannya haruslah dilakukan dengan tulus (sincere) tidak mengharapkan apa-apa. Baginya, jika memiliki sesuatu harapan maka bantuan tersebut sudah bersifat komersil. Suatu ketika seorang pengemudi yang baru 10 bulan bekerja kehilangan rumahnya oleh karena musibah kebakaran. Dengan mempertimbangkan bahwa pengemudi ini membutuhkan bantuan, maka diputuskan untuk memberikan sebuah rumah baru bagi si pengemudi. Padahal jika dibandingkan dengan masa kerjanya, sebenarnya belum sesuai, tetapi ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memberikannya bantuan tanpa adanya ikatakan atau pertimbangan lainnya.
Kepada businesslounge.co, Vibiz Media Network, Purnomo Prawiro memberikan kata-kata bijaksana bahwa untuk mengharapkan jabatan maka lihatlah ke bawah sebab pada dasarnya manusia selalu tidak puas dan selalu inginkan lebih. Tetapi untuk prestasi, lihatlah ke atas sebab masih banyak hal yang bisa diraih dan diperjuangkan.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana