Tawanan Korea Utara Akui Sebagian Tulisannya Tidak Benar

(Business Lounge – World News) – Seorang tawanan Korea Utara yang melarikan diri dari penyiksaan dan merincinya detail dalam buku terlaris “Escape from Camp 14”  telah mengakui bahwa sebagian dari ceritanya ada yang tidak benar. Shin Dong-Hyuk yang dipercaya sebagai satu-satunya orang yang lahir di sebuah kamp penjara Korea Utara yang pernah lolos, meminta maaf pada halaman Facebook-nya, mengatakan dia  “selamanya ingin menyembunyikan bagian dari masa lalu saya.”

Shin menghabiskan 23 tahun pertama hidupnya di sebuah kamp penjara di mana dia menceritakannya dalam buku “Escape from Camp 14” bahwa ia disiksa dan dipaksa kerja paksa sebelum melarikan diri pada tahun 2005.

Sejak mendapatkan kebebasannya, Shin telah berkampanye untuk menyoroti “pelanggaran hak asasi” di Korea Utara, bersaksi di depan komisi PBB tahun lalu. Namun, pemuda berusia 32 tahun baru saja mengubah beberapa rincian dalam ceritanya, Blaine Harden, penulis bukunya mengatakan di situsnya dilansir dari AFP.

“Pada hari Jumat tanggal 16 Januari, saya melihat bahwa Shin telah memberitahu teman-temannya bahwa sebagian dari hidupnya berbeda secara substansial dari buku saya,” katanya. “Saya menghubungi Shin, menekan dia untuk memberikan detail perubahan dan menjelaskan mengapa dia telah menyesatkan saya.”

Shin mengatakan pada Harden bahwa beberapa cobaan berat telah “terlalu menyakitkan” baginya untuk kembali dan dia telah “mengubah beberapa rincian” dan ia berpikir itu tidak masalah, Washington Post melaporkannya kemarin.

Dalam posting Facebook-nya, Shin mengatakan ia “sangat menyesal.”

“Aku … selamanya ingin menyembunyikan bagian dari masa lalu saya. Kami mengatakan kepada diri sendiri bahwa tidak apa-apa untuk tidak mengungkapkan begitu detail, dan bahwa hal itu mungkin tidak masalah jika bagian-bagian tertentu tidak diklarifikasi, “katanya.

“Untuk orang-orang yang telah mendukung saya, mempercayai saya dan percaya pada saya selama ini, saya sangat bersyukur dan pada saat yang sama saya sangat menyesal pada masing-masing dan setiap orang dari Anda,” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut di bagian mana yang telah diubah.

Dalam buku Harden itu, Shin mengatakan ia secara brutal dibakar dan disiksa ketika berusia 13, setelah usahanya gagal untuk melarikan diri kamp. Namun menurut laporan Washington Post, Shin sekarang mengakui hal itu berlangsung ketika ia berusia 20.

Arum/Journalist/VMN/BL
Editor: Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x