Mengidentifikasi Tenaga Kerja dari Empat Generasi (Part 1)

(Business Lounge – Empower People) Seperti telah dibahas dalam beberapa artikel sebelumnya bahwa bonus demografi yang dimiliki Bangsa Indonesia dapat menolong bangsa ini untuk keluar dari middle income trap yang saat ini masih membayangi. Adanya jumlah tenaga kerja produktif yang cukup besar akan membawa bangsa ini dapat bertumbuh semakin produktif.

Mereka yang tergolong ke dalam golongan produktif ini adalah mereka yang berusia 15 hingga 64 tahun. Pada golongan inilah terletak masa depan Bangsa Indonesia. Jarak usia yang mencapai rentang hampir 50 tahun ini telah membawa suatu variasi pada golongan produktif ini. Tidak dapat dianggap sepele sebab bagaimana kita dapat menangani tenaga kerja yang berusia 18 tahun akan berbeda dengan menghadapi tenaga kerja berusia 30 tahun. Begitu juga ketika harus menghadapi mereka yang telah berusia 50 tahun tentu saja tidak dapat memperoleh penanganan yang sama.

Oleh karena itu sebelum kita dapat mulai menentukan strategi apa yang akan diterapkan dalam organisasi atau perusahaan yang kita pimpin, maka ada baiknya kita mengenali beberapa generasi yang dapat kita identifikasi.

Tradisionalis

Generasi ini adalah mereka yang lahir sebelum 1946 dan telah melewati berbagai peristiwa serta Depresi Besar dan Perang Dunia II. Mereka yang menjadi bagian dari generasi ini cenderung memiliki ide yang kuat tentang kesetiaan dan kerja keras, percaya bahwa mereka akan dihargai dengan keuntungan finansial dan profesional. Kutu loncat dipandang sebagai sifat tidak loyal, dan lebih disarankan untuk membuat komitmen seumur hidup untuk satu pekerjaan atau perusahaan. Para tradisionalis juga lebih nyaman bekerja pada proyek-proyek jangka panjang.

Baby Boomers.

Mereka yang tergolong pada generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1946 hingga tahun 1964. Generasi ini dikenal sebagai generasi “aku”. Generasi ini dibentuk ketika Perang Vietnam yang menyebabkan adanya masa perubahan sosial yang besar dan adanya ketidakpastian. Pada masa ini para wanita sudah berani untuk memperjuangkan kebebasan sebagai wanita karir yang terus mengejar karir. Kelompok ini lebih loyal kepada kelompoknya dibandingkan kepada organisasi atau atasan. Karyawan tersebut cenderung untuk beroperasi dengan nyaman dalam organisasi dan berusaha untuk naik. Banyak Boomers yang gila kerja, dengan identitas berkaitan erat dengan profesi mereka.

Generasi X.

Mereka yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir dalam rentang waktu 1965 – 1981. Banyak dari mereka yang dibesarkan dengan kondisi kedua orang tua yang bekerja. Perceraian juga menjadi suatu hal yang semakin umum. Kondisi seperti ini banyak membentuk para gen-X menjadi lebih mandiri dan terbiasa untuk bekerja keras secara individualis. “Mereka tidak suka figur otoritas. Mereka tidak suka diberitahu apa yang harus dilakukan. “

Generasi Y.

Mereka yang termasuk pada generasi ini adalah mereka yang lahir dalam rentang waktu 1982 – 1995. Terdapat suatu perubahan dalam karakater para gen-Y ini. Mereka cenderung sangat diperhatikan oleh orang tua mereka sehingga mereka lebih bermental sebagai anak-anak yang satu-satunya ada di dalam hidup orang tuanya. Terbiasa dilindungi, dipuji, membuat ketika mereka beranjak dewasa mereka membutuhkan umpan balik tetapi dapat menjadi sedikit rapuh ketika umpan balik yang diberikan ternyata tidak semuanya positif. Mereka cenderung membutuhkan fleksibiltas dan life balance. Apalagi didukung dengan teknologi yang semakin canggih maka mereka pun banyak memilih segala sesuatu yang bersifat teknologi.

(Bersambung)

ruth_revisiRuth Berliana/Managing Partner Human Capital Development/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x