(Business Lounge – Achievement)
Pasar modal di Indonesia sesungguhnya telah ada sebelum Indonesia merdeka yaitu pada zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Bursa Efek Jakarta dapat aktif kembali pada tahun 1977dengan pengawasan di bawah Bapepam. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan pada pasar modal Indonesia, maka pada tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi dengan nama baru Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal.
IDX Bursa Efek Indonesia dari tahun ke tahun kian menunjukkan kemajuannya, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah perusahaan yang bergabung dengan BEI hingga tahun 2013 lalu. Banyaknya perusahaan yang mulai listing belakangan di Indonesia ini juga sebagai salah satu aplikasi dari penerapan prinsip Good Corporate Governance atau dikenal dengan GCG agar setiap perusahaan memiliki kesadaran akan transparansi keuangan dan operasional manajemennya. Meski demikian, hingga saat ini perusahaan yang tergabung dalam BEI masih hanya diperbolehkan untuk investor atau perusahaan dalam negeri atau dengan kata lain pada BEI tidak akan ditemukan foreign listing company. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 483 (tahun 1998: 287). NYSE Pada tahun 1998 tercatat ada sekitar 2669 perusahaan yang tercatat pada bursa NYSE. Kemudian saat krisis Amerika tahun 2008, jumlah perusahaan yang listing turun drastis sekitar 13%, kemungkinan besar saat ini banyak perusahaan yang bangkrut dan menarik diri dari perdagangan di bursa (delisting). Namun hingga tahun lalu (2013), perlahan pemulihan ekonomi AS mulai terlihat dan menunjukkan sinyal positif sehingga optimisme para pelaku pasar pu mulai kembali sehingga mulai bursa NYSE mulai kembali didatangi oleh para pebisnis lagi. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 2371 (tahun 1998: 2669).
Australia SE Di bursa Australia justru tergambar kondisi yang sebaliknya dengan bursa AS yang pernah diserang badai krisis tahun 2008. Perekonomian Australia yang berada di wilayah Asia Pasifik, cukup terpengaruh dengan krisis yang melanda Asia di tahun 1998-an. Namun seperti diketahui, Australia sudah masuk dalam kategori negara maju yang memiliki fondasi ekonomi dalam negeri yang cukup kokoh sehingga kekhawatiran yang dialami oleh para pelaku pasar di Australi tidak berlebihan jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang berada di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan memang jika dilihat dari jumlah perusahaan asing yang terdaftar masih relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Amerika. Namun demikian, pada dasarnya pemerintah Australia sangat terbuka dengan segala investasi asing karena menganggap dapat membantu membangun perekonomian Australia dan akan terus meningkatkan kesejahteraan warga Australia dengan mendukung pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 2055 (tahun 1998: 1222). Hong Kong Di Bursa Hong Kong dapat dilihat bahwa terjadi penambahan IPO perusahaan yang cukup banyak pada kurun 16 tahun terakhir. Bursa Hong Kong belakangan mulai ramai diminati oleh berbagai perusahaan baik domestik maupun asing. Jika dilihat sejarahnya dari awal tahun 98-an, masih sedikit perusahaan asing yang berminat “bermain” di bursa ini, namun nyatanya dengan melihat kemajuan perekonomian Hong Kong yang cukup mandiri hingga saat ini, pihak asing mulai melirik adanya kesempatan yang baik jika mereka memperdagangkan sahamnya di Bursa ini yang terkenal maju di sektor jasa dan industri manufakturnya. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 1643 (tahun 1998: 680).
Japan Exchange Tidak terlalu terjadi volatilitas perusahaan listing maupun delisting yang cukup signifikan di bursa ini. Jika dilihat, perusahaan asing yang mendaftarkan diri di bursa ini pun hanya 1 perusahaan saja. Sejarah Jepang yang merupakan negara dengan ekonomi terkuat ke-3 di dunia ini sudah terjebak dalam masa deflasi dalam 1 dekade terakhir ketika komposisi penduduk tua yang lebih tinggi dibanding dengan yang berusia produktif cukup menahan laju produktivitas di negara ini. Fenomena ini bisa jadi emnjadi pertimbangan besar para investor asing untuk menahan diri bergabung dengan bursa Jepang. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 1163 (tahun 1998: 1272). Korea Exchange Jumlah perusahaan yang listing di bursa korsel dalam kurun waktu 16 tahun terakhir terlihat melonjak cukup tajam, atau naik sekitar 2x lipatnya hingga akhir tahun 2013 lalu. Meskipun memang jumlah peminat investor asing yang memperdagangkan sahamnya di bursa ini masih dalam hitungan jari. Tapi jika kita melihat perkembangan ekonomi Korea Selatan tentu cukup mengagumkan dari segala bidang. Seperti diketahui juga, Korsel saat ini sedang booming dengan industri kreatifnya (bidang seni dan musik) yang cukup mendunia. Kontribusi industri kreatif yang terbilang maju ini sangat menguntungkan tidak hanya bagi negara tapi juga bagi para investor. Kemajuan yang cukup pesat dari berbagai bidang di Korsel hingga hari ini cukup banyak menarik perhatian mata investor di seluruh dunia untuk bergabung dengan pasar di negara ini. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 1813 (tahun 1998: 748). Shanghai Jika dibandingkan dengan bursa Hong Kong, Jepang dan Korea, maka Bursa Shanghai adalah bursa dengan jumlah emiten terkecil dalam kurun waktu 16 tahun belakangan ini. Di bursa ini pun emiten asing belum tercatat sama sekali. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 983 (tahun 1998: 496). London SE Hampir sama dengan NYSE, bursa London tidak kalah ramai dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Dapat dilihat bahwa dalam kurun 16 tahun terakhir, keduanya memiliki tren yang kian bertambah. Kinerja IPO tahun 2013 sebesar 2697 (tahun 1998: 2920).
Back to Marzuki Usman – Pendobrak Pasar Modal Indonesia
Stephanie Rebecca/Analyst Vibiz Research Vibiz Consulting/VMN/BL