(Business Lounge – Manage Your Business ) Ketika kita memulai sebuah bisnis, maka diperlukan sebuah pengenalan “di bisnis apa sekarang saya berada” (what business are you really in?). Pengenalan ini membuat saya dengan tajam melihat nilai keunggulan produk perusahaan, menemukan value proposition perusahaan agar sama dengan customer needs yang akan menjadi kunci keberhasilan sebuah bisnis karena segmentasi, target dan positioning perusahaan menjadi tepat. Sebuah model bisnis yang bisa mendefinisikan semua itu, jarang ditemukan dalam waktu singkat. Diperlukan waktu untuk mendapatkannya, meskipun ada juga yang tidak memerlukan waktu lama untuk sampai pada sebuah model yang fit the market.
Keterlibatan seluruh organisasi dan pemimpinnya sangat diperlukan untuk sampai kepada penemuan inovasi yang fit the market. Dimulai dari seorang pemimpinlah semua imajinasi bisnis itu terbentuk, yang wujudnya tidak selalu dalam produk atau jasa namun yang lebih besar dari itu adalah ide-ide genuine yang memang ada di sanubari para calon pelanggan. Saya melihat bahwa proses penemuan ini haruslah lahir dari pemimpin yang mempunyai passion karena visinya. Visi ini yang ditularkan kepada seluruh organisasi melalui imbas passion pemimpin yang menggulung masuk setiap orang didalamnya. Mengenai bagaimana proses pemimpin menggulung masuk setiap orang dalam organisasi memiliki passion yang sama dengannya, memerlukan pendekatan kepemimpinan yang akan saya bahas terpisah dalam tulisan leadership series bersama Bernhard Sumbayak penemu Indonesia Leadership Model dan penulis lainnya.
Penemuan inovasi ini masih merupakan tahap awal menuju ke bisnis yang menghasilkan uang (making money business). Menyalurkan ide-ide genuine yang fit the market memerlukan sebuah formulasi tersendiri. Invetarisasi berbagai cara dan meneliti metode apa yang paling efektif untuk menyampaikannya merupakan langkah selanjutnya. Demand Channeling, begitulah teori-teori manajemen menyebutnya merupakan jalur yang harus dibuat agar bisa dilalui oleh aktifitas promosi, dan pengiriman produk atau jasa.
Mencapai kualitas dari sebuah produk dan jasa merupakan tahap selanjutnya sesudah proses penjualan terjadi, arti kualitas secara sederhana adalah menghormati janji kepada pelanggan. Saya melihat bahwa kualitas memerlukan keterlibatan organisasi secara utuh termasuk pihak-pihak ketiga seperti para supplier. Pihak ketiga ini harus dikelola melalui supply chain yang juga efisien dan efektif untuk mendukung terwujudnya sebuah produk atau jasa yang berkualitas.
Tahapan membangun bisnis ini memerlukan team yang competent & persistence dari awal hingga sebuah bisnis mulai bertumbuh. Ketika tunas sebuah bisnis mulai kelihatan, harus disadari bahwa ada chasm’s diffusion of innovations menurut teori Everett Rogers. Teori ini menyatakan bahwa bisnis hanya bisa menggebrak pasar setelah berhasil memenangkan pasar minimal 16 persen dari market share, inilah jurang (chasm) yang harus dilalui setiap perusahaan untuk akhirnya memenangkan pasar yang besar.
Semua tahapan ini tidak diartikan sebagai sebuah rangkaian yang rumit dan sequential, Banyak sekali pengusaha yang melakukannya dengan intuisi yang menyatu dalam dirinya. Intuisi ini didapat dilatih berulangkali melalui banyak kegagalan namun tetap dilalui dengan semangat yang sama. Menurut saya dari banyak profil pengusaha yang berhasil, kebanyakan mereka itu dilatih dan bukan dilahirkan, good entrepreneur are made, they are not born. Berjalan terus melalui tahapan-tahapan ini akan membawa seorang pengusaha sampai kepada lahan bisnis yang menghasilkan keuntungan yang besar.
Fadjar Ari Dewanto/Managing Partner Business Advisory Vibiz Consulting/VMN/BL