Mr./Mrs. Coach
– How to make a winner out of your employee
(Business Lounge – Leadership) Coaching adalah “a process that enables learning and development to occur and thus performance to improve. To be a successful, a Coach requires a knowledge and understanding of process as well as the variety of styles, skills and techniques that are appropriate to the context in which the coaching takes place” (Eric Parsloe, 1999). Dalam arti lain, coaching adalah salah satu sarana dimana coach mentransfer skill dan knowledge yang mereka dapat kepada coachee.
Kenapa kita perlu melakukan coaching? Menurut saya, ini salah satu langkah untuk membangun dan menemukan sampai dimana skills setiap pribadi orang. Dalam bimbingan seorang Coach, kita dapat belajar lebih banyak, mengembangkan dan mengevaluasi skill-skill yang ada, memilih mana yang perlu dan tidak. Coaching juga membantu dalam pembentukan karakter dan cara bekerja.
Menurut Coach Meg & Wellcoaches (2008), ada 5 langkah dalam coaching:
Stage One: Meet
Tahap awal dimana Coach and Coachee bertemu dan memperkenalkan diri masing-masing. Ditahap ini, coachee sharing tentang dirinya, masalah yang ia hadapi, dan pengalaman yang didapat. Tahap ini juga pengenalan akan karakter masing-masing antara coach and coachee. Karena setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, coach juga harus mengenal kepribadian masing-masing coachee untuk menentukan coaching style yang digunakan.
Stage two: Vision
Coachee sharing tentang visions yang ia buat. Coach akan memperlengkapi coachee dalam mencapai vision tersebut. Coach membimbing untuk membuat langkah-langkah yang harus diambil. Dan juga dalam langkah ini, coach membantu menemukan “the best self” dari coachee dan membantu menuju visions mereka. Terkadang, didalam langkah ini juga, coach dan coachee sepakat membuat vision untuk coach dan coachee, apa yang ingin mereka capai bersama.
Stage Three: The Plan
Membuat planning dan target-target yang ingin Anda capai dan bagaimana untuk mencapai target-target tersebut. Diskusikan juga dengan Coach Anda dalam pembuatan plan. Seperti kebanyakan pepatah, two heads better than one. Banyak masukan yang bisa dipakai dalam perjalanan menuju tujuan.
Stage Four: Journey
Ini dimana adalah proses perjalanan Anda dalam mencapai target-target Anda. Seiring perjalanan Anda, Anda pasti akan menemui tantangan dan hambatan. Dilain pihak, Anda juga akan mendapat gambaran yang lebih jelas lagi dalam menjalani plan Anda. Coach akan mendukung dan bersedia membantu bila terjadi yang tidak diinginkan. Jika Anda gagal atau melakukan kesalahan, Coach akan membimbing kembali dan membantu mencari alternatif yang lain.
Stage Five: Success
Ini dimana saat coachee berhasil mencapai target-target yang telah dibuat. Target tersebut bisa jangka pendek ataupun jangka panjang. Sebagai tambahan, selalu berusaha untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan untuk referensi kedepan dan dapat dibagikan kepada coachee-coachee yang lain.
Masih ada satu lagi tahap yang menurut saya juga penting dalam coaching yaitu saling memberikan feedback dan evaluasi. Kebanyakan orang tidak suka dikritik, apalagi ditumpahkan kesalahan. Sebagai seorang coach juga bisa dibilang seperti seorang pemimpin dan pemimpin juga bisa melakukan kesalahan. Jadilah seseorang yang terbuka akan kritikan dan teguran karena itu bagus untuk perubahan yang akan datang. Seperti yang dikatakan diatas, coaching adalah suatu proses untuk mengembangkan performance. Tanpa feedback dan evaluasi, kita juga tidak bisa berkembang. Kita harus semakin naik dan memperlengkapi diri dengan hal-hal yang baru seiring dengan perkembangan dunia.
Coaching tidak hanya berbicara tentang pengembangan diri saja. Berdasarkan Eileen Rachman & Sylvina Savitri (2012), ada hal yang lain selain memberikan kompensasi dan remunerasi yaitu “hati” dan “rasa”. Dimana kita juga harus memperhatikan “rasa” yang dipunya dari setiap coachee. Setiap orang pasti memiliki rasa tertentu pada tempat dan situasi tertentu dimana ini berbicara tentang lingkungan kerja dan orang-orang sekitar. Eileen Rachman & Sylvina Savitri (2012) mengungkapkan bahwa coach memiliki peran penting dalam hal ini. Coach harus sering berinteraksi dengan para coachee nya sehingga mereka merasakan apa yang diberikan oleh coach. Contohnya setiap perusahaan ingin membentuk nilai-nilai seperti kejujuran, kepercayaan, terbuka dan sebagainya. Inilah dimana coach berperan untuk mengkomunikasikan itu semua.
Komunikasi juga berperan penting dalam coaching dimana coach harus “menyetel frekuensi” yang sama dengan para coachee (Eileen Rachman & Sylvina Savitri, 2012). Coach yang turun kebawah bukan sebaliknya. “Dasar dari komunikasi ini adalah “hati” dan “keyakinan” yang digunakan untuk mengolah “rasa”, yang dihasilkan dari observasi intens seluruh panca indera.” (Eileen Rachman & Sylvina Savitri, 2012). Jadi, intinya dimana coach selain berkata-kata, juga berkomunikasi melalui tindakan dimana coachee dapat merasakan apa yang disampaikan dan mungkin dapat mencontoh apa yang telah diajarkan.
Oleh karena itu sebagai coach atau pemimpin, kita harus memiliki skill yang signifikan untuk membangun coachee yang kita pegang dan proses dalam coaching tersebut. Sebagai coach atau pemimpin juga harus belajar untuk kebawah bersama coachee sehingga proses coaching juga berjalan dengan lancar dan dapat memaksimalkan apa yang dia punya.
(ss/IC/bl-tml)