Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berusaha menawarkan jalur diplomasi kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam rangka meningkatkan upaya membendung Rusia memasuki wilayah timur Ukraina.
Keberadaan John Brennan, selaku Direktur Badan Intelijen AS, CIA, di Kiev sepanjang akhir pekan lalu memang dibenarkan oleh Gedung Putih. Di saat yang bersamaan, kelompok separatis pro-Rusia telah mengambil alih sejumlah wilayah di bagian timur Ukraina.
Langkah yang dilakukan AS muncul menjelang akan digelarnya pertemuan pekan ini antara John Kerry, selaku Menteri Luar Negeri AS, dengan para petinggi Ukraina, Rusia, dan Uni Eropa. Joe Biden, selaku Wakil Presiden AS, juga berencana akan melakukan lawatan ke ibukota Ukraina pada pekan depan.
Pada hari Selasa, Jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove, selaku Komandan Militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), akan mengeluarkan rekomendasi mengenai dukungan militer Barat bagi Ukraina. Philip Breedlove, secara tertutup akan mengadvokasi peningkatan usaha berbagi informasi intelijen strategis dan diharapkan akan merekomendasikan langkah serupa kepada para pemimpin NATO.
Dikatakan oleh seorang pejabat pemerintah senior, bahwa Presiden Obama masih membuka solusi diplomatik. Akan tetapi, kepada Presiden Putin ia mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Rusia tidak sejalan dengan penyelesaian konflik yang sebelumnya telah dibicarakan. Di dalam pembicaraan melalui telepon, Presiden Obama juga menyerahkan keputusan kepada Ukraina, bukan kepada Rusia maupun AS atas desentralisasi kekuasaan kepada pemerintah daerah.
Sebagai jawaban atas keprihatinan Presiden Amerika Serikat atas dugaan intervensi Rusia, Presiden Rusia mengatakan bahwa spekulasi semacam itu berlandaskan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pernyataan tersebut juga menyinggung bahwa Putin mendesak Obama untuk sebisa mungkin menghindarkan penggunaan kekerasan dan pertumpahan darah.
Satu hari setelah mengancam akan memobilisasi militer untuk melawan kaum separatis, pelaksana tugas presiden Ukraina pada hari Senin, menawarkan solusi damai. Ia mengaku tidak menentang referendum dalam menentukan otonomi daerah.
Di saat yang sama, Moskow terus mencemooh Barat. Diungkapkan oleh para petinggi AS, bahwa pada hari Senin pesawat tempur Rusia terlihat melintas di dekat kapal perang AS selama 90 menit di Laut Hitam sepanjang akhir pekan.
Fanny Sue/VM/BL-WSJ
Editor : Fanya Jodie
Foto : ANTARA FOTO/REUTERS/Shamil Zhumatov