(Business Lounge – HR) Setiap hari tanpa ada sadari, anda sering kali menerapkan teknik bernegosiasi dimanapun anda berada. Mulai dari pagi hari anda bangun mungkin anda sudah mulai bernegosiasi dengan diri anda sendiri apakah anda akan langsung bangun saat itu ataupun menundanya beberapa menit lagi. Ketika anda keluar rumah dan hendak berangkat ke tempat anda bekerja dengan tergesa-gesa maka kadangkala anda membutuhkan untuk bernegosiasi dengan ojek yang “mangkal” di simpang rumah anda tentang berapa tarif yang harus anda penuhi sampai anda tiba di tempat anda bekerja.
Juga saat jam makan siang tiba, kadangkala anda menerapkan kemampuan untuk bernegosiasi dengan rekan makan siang anda di dalam memilih tempat makan siang.
Namun ada juga orang yang tidak terlalu suka dengan negosiasi. Istilahnya, “tidak mau repot”. Apa saja yang ditawarkan, ia akan ikut saja. Sepanjang memng tidak terlalu merugikan baginya. Mungkin ia berpikir akan sangat merepotkan untuk perlu bernegosiasi.
Tetapi tahukah anda, bahwa melakukan negosiasi adalah suatu fenomena keseharian di dalam kehidupan bermasyarakat?
Mengapa Negosiasi?
Dengan bernegosiasi, anda akan mendapatkan hasil yang lebih baik, dibandingkan dengan bila anda tidak melakukan negosiasi.
Di dalam dunia Bisnis, semakin tinggi jabatan dan semakin luas lingkup tanggung jawab seseorang maka semakin tidak terhindarkan untuk melakukan negosiasi. Contohnya saja bernegosiasi mengenai deadline dari suatu project, pembagian peran dalam teamwork, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja bahkan recruitment dan mutasi.
Pada kenyataannya, tidak banyak individu, management atau pengurus organisasi yang menguasai dengan baik teknik negosiasi.sering kali perbedaan pendapat yang ditimbulkan karena perbedaan kepentingan diselesaikan dengan menjurus kepada paksaan, saling menyalahkan bahkan sampai terjadi konflik/ perselisihan. Dalam hal ini negosiasi sering digunakan hanya sebagai formalitas untuk berlanjut ke tahap penyelesaian sengketa berikutnya.
Negosiasi di Dalam Hubungan Industrial
Di dalam hubungan antara pekerja dan pemberi kerja, tidak dapat dielakkan bahwa sering kali terjadi perselisihan di dalamnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan di antara keduanya. Ketika perselisihan terjadi, maka negosiasi adalah menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk mencari jalan keluar yang terbaik untuk mendapatkan suatu titik temu yang dapat disepakati oleh kedua belah pihak.
Biasanya negosiasi dilakukan didalam perundingan bipartite, yaitu perundingan yang dilakukan oleh pemberi kerja dan pekerja guna memperoleh titik temu yang dapat disepakati kedua belah pihak dan akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Ada 2 jenis proses negosiasi:
1. Position based
Suatu proses negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak dengan tujuan kemenangan sendiri secara maksimal.
Selain itu dalam negosiasi tipe ini akan ditemukan bagaimana kedua belah pihak menggunakan trik-trik dengan cara saling menekan, saling bertentangan dan mempertahankan posisinya masing-masing. Semua memiliki target untuk menang.
2. Interest based
Sedangkan interest based adalah suatu proses negosiasi dimana kedua belah pihak bersama-sama akan mengusahakan “win-win solution”. Target yang akan dicapai adalah kesepakatan yang bijak, berfokus kepada interest dengan menggunakan justifikasi.
Negosiasi yang Ideal
Secara ideal maka masing-masing pihak berusaha untuk mengemukakan creative options untuk mendapatkan manfaat bersama. Dapat dimulai dengan sharing informasi dari kedua belah pihak untuk membuka peluang untuk adanya kemungkinan membuat kesepakatan yang saling menguntungkan dan bersepakat untuk menutup gap. Kedua pihak diharapkan saling memahami dan memiliki itikad yang baik.
Diawali dengan persiapan yang baik dengan meliputi 3 hal mendasar:
1. Menentukan sasaran penawaran
2. Melakukan evaluasi terhadap keadaan lawan
3. Evaluasi kekuatan diri sendiri
Dilanjutkan dengan memikirkan hasil terbaik apa yang dapat dicapai baik dari sisi anda maupun pihak lainnya. Negosiasi akan mudah menemui kegagalan bila masing-masing pihak hanya berpikir tentang apa yang dikehendakinya.
Langkah persiapan selanjutnya yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi nilai-nilai potensi dan kesempatan yang ada.
2. Usahakan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk menciptakan kreativitas.
3. Jangan hanya terfokus kepada cara mendapatkan yang dikehendaki.
Tahapan dalam Negosiasi
Ada 3 tahapan di dalam negosiasi:
1. Opening, terdiri dari:
– Pembukaan
– Masing-masing pihak melakukan:
• Penjajagan atas pola piker pihak lain
• Eksplorasi lebih mendalam tentang maksud dan latar belakang pihak lain
• Testing the water
• Bersikap hati-hati
2. Tahap bargaining
– Di mulai dengan mengajukan permintaan/ penawaran
– Dapat terjadi pemberian konsesi secara langsung
– Dapat juga sebaliknya, sangat sulit terjadinya pemberian konsesi.
3. Penutup
– Melakukan konfirmasi atas konsesi-konsesi yang telah diberikan dalam sesi-sesi sebelumnya.
– Bila tidak ada konsesi sama sekali, dapat berlanjut pada mediasi atau pengadilan.
– Dapat memicu dilakukannya”tindakan” oelh salah satu pihak sebagai akibat gagalnya negosiasi.
Sebelum negosiasi ditutup maka dokumentasikan atau catatlah semua hal yang dibicarakan baik yang disepakati atau tidak disepakati oleh kedua pihak yang kemudian ditandatatangani kedua belah pihak.
Selain itu pastikanlah follow up action nantinya akan jelas dan tegas.
(Ruth Berliana/IC/BL-WSJ)
Ruth Berliana : Managing Partner Divisi Human Capital Development Vibiz Consulting dan kontributor folder HR di web Businesslounge
Pic : lopichlawyers.com.au