(Business Lounge – HR) – Adi seorang Manajer Marketing, mendapat panggilan interview disebuah perusahaan swasta Adi yang kemudian berpendapat bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang buruk, kurang koordinasi dan HRD nya asal-asalan, sehingga mengurungkan niat Adi untuk pindah ke perusahaan tersebut.
Sebenarnya apakah yang terjadi sehingga Adi dapat mengambil kesimpulan tersebut? Ternyata yang terjadi adalah saat Adi dipanggil interview, setelah ia menunggu hampir sejam kemudian seorang staf keluar dan memberitahukan bahwa tempat interview dipindah ke gedung sebelah. Namun setelah Adi berpindah ke gedung sebelah ternyata HRD yang akan ditemui telah kembali ke gedung semula dan Adi harus kembali lagi ke gedung asal. Adi telah kehilangan hampir setengah hari untuk menunggu, dan pihak HRD akan kembali me-reschedule jadwal interview. Karena Adi keberatan maka setelah menunggu setengah jam barulah Manager HRD keluar menemui Adi, belum lagi ditambah dengan berkas lamaran Adi yang terselip dan belum ditemukan sehingga beberapa pertanyaan yang ditanyakan kurang relevan. Ini adalah suatu pengalaman interview yang mengecewakan.
Interview adalah menggali kekuatan seseorang untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan orang tersebut, jika proses interview berjalan kurang baik maka tidak dapat gambaran yang jelas tentang orang yang diinterview bahkan tidak dapat menggali kemampuan yang dimilikinya. Apa yang terjadi diatas bisa dibayangkan jika HRD menginterview si calon karyawan tanpa memegang berkas orang yang diinterview sehingga interview sekedarnya saja. Bagi yang diwawancarai pun menjadi kurang puas dan terkesan asal-asalan. Hal tersebut tanpa disadari telah memberikan gambaran yang buruk bagi perusahaan. Malah perusahaan dapat kehilangan calon staf yang berkualitas.
Perlu diingat bahwa proses interview bukan hanya wewenang HRD tapi disitulah awal gambaran perusahaan seperti apa yang akan dimasuki oleh calon pekerja tersebut. Sehingga jika pada saat interview saja telah mengalami hal yang kurang menyenangkan maka hal itupun dapat merusak citra perusahaan.
Bisa dibayangkan apa yang terjadi kepada Adi akan diceritakan kepada 3-4 orang lainnya dengan menyebutkan nama perusahaan yang telah mengecewakannya. Bahkan mungkin Adi dapat menulisnya diemail dan mengirimkannya kepada beberapa teman-temannya. Tanpa disadari oleh perusahaan tersebut Adi telah menjadi duta kabar buruk bagi perusahaan tersebut yang hanya karena diawali dengan sistem rekrutmen yang kurang baik.
Oleh karena itu, proses rekrutmen harus menjadi aspek yang perlu diperhatikan oleh HRD. Rekrutmen harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari schedule yang tepat, form isian yang harus diisi, pertanyaan yang berbobot untuk menggali potensi calon karyawan tersebut, tes yang relevan sesuai dengan job yang dibutuhkan.
Dengan proses rekrutmen yang baik, maka terdapat keselarasan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Bagi pewawancara, maka benar-benar bisa melakukan evaluasi dengan baik terhadap calon karyawan, sementara yang diwawancarai juga mendapatkan gambaran yang tepat mengenai organisasi yang bakal dimasukinya nanti.
SN/RP/BL
pic: 393communications.com