(Business Lounge Journal – Marketing)
Bayangkan situasinya: Anda sedang berada dalam rapat mingguan tim pemasaran. Ketika diskusi tentang kampanye media sosial berikutnya dimulai, tiba-tiba pimpinan bertanya, “Ngomong-ngomong, apa yang sedang dilakukan oleh [nama pesaing utama] saat ini?”
Dan kali ini, Anda punya semua jawabannya — lengkap dengan data dan analisisnya.
Itu karena Anda sudah melakukan analisis pesaing di media sosial secara mendalam.
Kabar baiknya, Anda juga bisa berada di posisi itu bila Anda melakukan social media competitor analysis yang efektif — untuk mengasah strategi manajemen media sosial Anda maupun memenangkan kampanye berikutnya.
Social media competitor analysis adalah proses mengamati dan membandingkan aktivitas media sosial pesaing — baik dari sisi kampanye, strategi, maupun kinerja keseluruhan — untuk menilai kekuatan dan kelemahan mereka dibandingkan dengan strategi Anda sendiri.
Analisis ini biasanya mencakup:
- Social listening, atau pemantauan percakapan online tentang pesaing.
- Competitive benchmarking, yaitu membandingkan metrik performa antar merek.
- Analisis performa dan engagement, untuk melihat seberapa efektif konten mereka menarik audiens.
Anda tidak bisa bersaing tanpa memahami siapa lawan Anda.
Melalui analisis pesaing, Anda dapat:
- Mengetahui strategi konten, PR, dan media sosial pesaing.
- Memahami reputasi merek pesaing di mata publik.
- Melihat bagaimana audiens berinteraksi dengan konten mereka.
- Mengidentifikasi kerja sama, sponsor, atau kolaborasi yang mereka lakukan.
- Menilai bagaimana mereka menggunakan influencer marketing untuk memperluas jangkauan.
Hasil akhirnya: Anda dapat meningkatkan kehadiran digital merek Anda sendiri — memperkuat brand awareness, meningkatkan engagement, menambah trafik, dan pada akhirnya meningkatkan konversi.
Sekarang, mari kita telaah lima langkah penting dalam melakukan social media competitor analysis untuk memperkuat strategi digital Anda.
1. Identifikasi Siapa Pesaing Anda di Media Sosial
Sebagai sebuah merek, Anda tentu sudah mengetahui siapa saja pesaing utama di pasar. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pesaing produk merupakan pesaing di media sosial. Pesaing di ranah digital adalah merek-merek yang diikuti dan dikonsumsi oleh audiens target Anda di platform seperti Instagram, TikTok, atau LinkedIn.
Untuk mengidentifikasinya, gunakan alat seperti Facebook Insights Analytics dan Twitter (X) Analytics guna melihat halaman atau profil yang paling sering diikuti oleh audiens Anda. Tambahkan merek-merek tersebut ke dalam daftar pesaing untuk dianalisis lebih lanjut.
2. Temukan Platform Media Sosial yang Mereka Gunakan
Ambil lima pesaing utama Anda dan perhatikan di platform mana mereka paling aktif. Dari sini, Anda akan mengetahui di mana audiens target Anda paling banyak berinteraksi.
Sebagai contoh: Industri teknologi dan B2B biasanya lebih aktif di LinkedIn dan X (Twitter) dan industri fesyen, F&B, dan gaya hidup lebih menonjol di Instagram dan TikTok.
Namun, jangan terburu-buru mengabaikan platform yang belum banyak digunakan pesaing. Kurangnya kompetitor justru dapat menjadi peluang untuk meningkatkan visibilitas merek, selama Anda memiliki strategi konten yang tepat.
3. Lihat Platform yang Memberikan Trafik Terbesar
Aktif di media sosial bukan berarti efektif. Tujuan akhirnya tetaplah konversi. Penting bagi Anda untuk memantau berapa banyak trafik situs web yang berasal dari masing-masing platform media sosial, serta membandingkan performa beberapa merek sekaligus. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui platform mana yang paling efektif mengubah engagement menjadi kunjungan situs atau pembelian.
4. Amati Jenis Konten dan Frekuensi Posting
Langkah berikutnya adalah memahami jenis konten yang dibagikan serta frekuensi posting para pesaing.
Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan:
- Proporsi antara video, reels, gambar, tautan, dan teks.
- Frekuensi posting — apakah dilakukan setiap hari, mingguan, atau hanya saat kampanye tertentu.
- Gaya komunikasi dan visual yang digunakan.
Gunakan alat seperti Sprout Social atau Hootsuite untuk memantau pola ini serta mengukur tingkat engagement pada setiap konten. Dari hasil pengamatan tersebut, Anda dapat menentukan strategi konten yang paling efektif untuk audiens Anda sendiri.
5. Analisis Engagement dan Interaksi Audiens
Banyaknya postingan tidak selalu berbanding lurus dengan tingginya interaksi. Yang paling penting adalah relevansi konten terhadap kebutuhan dan minat audiens.
Beberapa data global menunjukkan bahwa:
- Pengguna rata-rata menghabiskan lebih dari dua jam per hari di media sosial.
- Sekitar 25% di antaranya menggunakan media sosial untuk berbelanja.
- Sebanyak 70% milenial dan 78% Gen Z di Inggris melakukan pembelian langsung melalui platform sosial.
Dengan memahami jenis konten yang paling banyak disukai, dibagikan, dan menghasilkan klik ke situs web, Anda dapat memperkuat efektivitas kampanye digital Anda. Amati dan pantau seberapa berhasil kampanye pesaing dalam mendorong trafik ke halaman produk tertentu. Dari situ, Anda dapat meniru pola yang sukses sekaligus menghindari kesalahan yang mereka lakukan.
Setelah Analisis, Lanjutkan ke Strategi
Analisis pesaing bukan pekerjaan satu kali. Lanskap kompetitif terus berubah. Karena itu lakukan peninjauan rutin agar Anda selalu memiliki data terbaru untuk menyusun strategi. Dan jika Anda ingin menghindari proses manual yang melelahkan, pertimbangkan penggunaan platform analitik terpadu seperti Similarweb atau alat serupa untuk memantau data pesaing secara otomatis. Karena di era digital ini, bukan yang paling besar yang menang — tetapi yang paling memahami pasar dan bereaksi paling cepat.

