McGraw Hill

McGraw Hill dan NIQ Siap IPO Bernilai Miliaran Dolar

(Business Lounge – Global News) Dua perusahaan besar yang didukung oleh private equity, McGraw Hill dan NIQ Global Intelligence, secara resmi mengumumkan rencana penawaran umum perdana (IPO) mereka, sebuah langkah strategis yang bisa membawa masing-masing perusahaan meraih valuasi pasar hingga miliaran dolar. Langkah ini menandai gelombang baru dari private equity exit melalui pasar modal, yang kembali bergairah setelah periode relatif lesu selama dua tahun terakhir.

Seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal dan Bloomberg, McGraw Hill, penerbit pendidikan terkemuka di Amerika Serikat, serta NIQ Global Intelligence, penyedia data konsumen dan intelijen pasar global yang sebelumnya dikenal sebagai NielsenIQ, telah menyampaikan rincian awal IPO mereka kepada otoritas bursa. Jika berjalan sesuai rencana, keduanya bisa menjadi dua dari IPO terbesar tahun ini yang berasal dari portofolio perusahaan investasi swasta.

McGraw Hill, yang saat ini dimiliki oleh Platinum Equity, berencana menawarkan saham biasa kelas A di New York Stock Exchange dengan simbol “MGH”. Perusahaan ini berharap bisa mengumpulkan sekitar $500 juta hingga $700 juta dari penjualan saham publik, dengan target valuasi di kisaran $5 hingga $6 miliar. Dalam prospektus awalnya, McGraw Hill menyoroti pendapatannya yang relatif stabil berkat portofolio digital yang berkembang dan posisi pasar yang kuat di sektor pendidikan tinggi dan sekolah menengah.

Dalam dokumen pengungkapan mereka, McGraw Hill juga menekankan transisi signifikan menuju produk digital, yang kini menyumbang lebih dari 70% dari total pendapatan segmen pendidikan tinggi. Perusahaan mengklaim bahwa strategi ini akan memberikan margin yang lebih baik dan aliran pendapatan yang lebih dapat diprediksi, terutama di tengah tantangan demografis dan tekanan anggaran di sektor pendidikan.

Di sisi lain, NIQ Global Intelligence, yang dikendalikan oleh Advent International, juga mengajukan prospektus IPO dengan rencana pencatatan di Nasdaq. NIQ bertujuan mengumpulkan dana antara $800 juta hingga $1 miliar, dengan estimasi valuasi pasar berkisar antara $7 hingga $9 miliar. Perusahaan ini dikenal luas karena menyediakan data ritel dan perilaku konsumen untuk berbagai perusahaan barang konsumen terbesar di dunia.

NIQ sebelumnya merupakan bagian dari Nielsen Holdings sebelum dipisahkan dan diakuisisi oleh Advent pada tahun 2021. Dalam dokumen IPO, NIQ menyatakan bahwa pihaknya kini mengoperasikan bisnis di lebih dari 100 negara dan memiliki lebih dari 20.000 klien, termasuk Procter & Gamble, Nestlé, dan Unilever. Perusahaan mengklaim memiliki “platform data konsumen terluas di dunia” yang dikombinasikan dengan teknologi berbasis AI untuk memberikan wawasan yang lebih dalam kepada para kliennya.

Penerbitan saham McGraw Hill dan NIQ ini mencerminkan strategi private equity exit yang kini lebih bergantung pada pasar publik. Setelah mengalami penundaan karena kondisi makroekonomi dan gejolak suku bunga tinggi sejak 2022, banyak perusahaan portofolio yang kini kembali mencari likuiditas melalui IPO. Dalam laporan Financial Times, analis menyebut bahwa IPO seperti ini memungkinkan private equity untuk mengembalikan modal kepada investor dalam skala besar sekaligus tetap mempertahankan sebagian kepemilikan jika valuasi pasar meningkat.

Kedua IPO ini juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap perusahaan berbasis data dan konten, terutama di tengah kebutuhan yang terus meningkat untuk solusi digital dan data analitik yang presisi. Seiring dengan perkembangan AI dan transformasi digital di sektor pendidikan serta perilaku konsumen, investor ritel maupun institusi dinilai semakin tertarik pada perusahaan yang mampu menggabungkan aset teknologi dengan basis pelanggan yang kuat.

Namun, meskipun prospek pertumbuhan menjanjikan, kedua perusahaan juga menghadapi tantangan. McGraw Hill, misalnya, masih bergulat dengan dinamika pasar pendidikan tinggi, termasuk penurunan jumlah mahasiswa dan tekanan biaya dari lembaga pendidikan. Sementara itu, NIQ menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan seperti Circana (hasil merger IRI dan NPD) dan raksasa teknologi yang mulai masuk ke pasar analitik konsumen.

Dalam prospektusnya, McGraw Hill mencatat bahwa perubahan model bisnis ke digital membawa investasi besar dalam infrastruktur teknologi dan pengembangan konten interaktif. Meski telah menghasilkan margin EBITDA yang sehat, perusahaan masih menanggung beban utang warisan dari proses leverage buyout oleh Platinum Equity.

NIQ pun mencatat adanya tantangan integrasi data dari berbagai pasar dan kompleksitas model bisnis global. Selain itu, dalam laporan Reuters, disebutkan bahwa struktur biaya perusahaan masih dipengaruhi oleh akuisisi dan restrukturisasi yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Keduanya, bagaimanapun, mewakili contoh bagaimana private equity berhasil membentuk ulang perusahaan untuk siap tampil di pasar publik. Platinum Equity dan Advent International, dua nama besar dalam dunia investasi alternatif, berusaha menunjukkan kepada investor bahwa transformasi operasional yang mereka lakukan mampu menciptakan nilai jangka panjang.

IPO McGraw Hill dan NIQ juga akan menjadi tolok ukur bagi minat pasar terhadap sektor yang jarang menjadi pusat perhatian: pendidikan dan intelijen konsumen. Dalam era yang didorong data dan personalisasi, perusahaan seperti ini bisa menjadi penentu arah baru dari portofolio teknologi berbasis konten dan analitik.

Jika sukses, langkah ini akan membuka jalan bagi IPO lainnya dari perusahaan portofolio private equity yang selama ini menunggu kondisi pasar membaik. Seperti dilaporkan oleh PitchBook, terdapat lebih dari 150 perusahaan milik private equity yang siap atau tengah mempersiapkan pencatatan umum dalam 12 bulan ke depan.

Dengan latar belakang tersebut, keputusan McGraw Hill dan NIQ untuk melangkah ke pasar publik tidak hanya soal pencarian dana, tetapi juga validasi atas model bisnis yang telah mereka bangun di bawah kepemilikan investor institusi. Investor publik akan menilai apakah transformasi yang dilakukan cukup kuat untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas di tengah disrupsi digital yang terus berlangsung.

Apakah IPO ini akan menjadi contoh sukses dari private equity exit atau justru mengungkap tantangan tersembunyi di balik valuasi tinggi, semuanya akan bergantung pada respon pasar saat saham keduanya mulai diperdagangkan dalam beberapa pekan ke depan.